Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Khotbah Pemimpin Besar Revolusi Islam pada Shalat Ied 1 Syawal 1429 H

Khotbah Pertama

بسم الله الرحمن الرحیم
الحمد للَّه ربّ العالمين. الحمد للَّه الّذى خلق السّموات و الأرض و جعل الظّلمات و النّور ثمّ الذّين كفروا بربّهم يعدلون. نحمده و نستعينه و نؤمن به و نتوكّل عليه و نصلّى و نسلّم على حبيبه و نجيبه و خيرته فى خلقه سيّدنا أبى‏القاسم المصطفى محمّد و على اله الأطيبين الأطهرين المنتجبين سيّما بقيةاللَّه فى الأرضين و صلّ على أئمّة المسلمين و حماة المستضعفين و هداة المؤمنين.

Saya sampaikan ucapan selamat kepada kalian semua; saudara dan saudari jemaah shalat yang tercinta atas tibanya hari raya Idul Fitri yang penuh kebahagiaan ini, juga kepada seluruh bangsa Iran yang besar dan kepada segenap bangsa-bangsa Muslim dan umat Islam yang agung di seluruh penjuru dunia.

Hari raya Idul Fitri punya dua ciri khas menonjol. Ciri khas pertama berupa keadaan yang penuh kesucian, kemurnian dan kebersihan yang hadir dalam hati dan jiwa manusia-manusia mukmin, sebagai berkah dari pembinaan-pembinaan ilahi dan keagamaan pada bulan suci Ramadhan. Di antara pembinaan itu ialah puasa dimana seseorang -dengan ikhtiarnya, dengan kehendak dirinya-meninggalkan kenikmatan-kenikmatan materi dalam waktu yang panjang dan menguasai desakan serta keinginan hawa nafsu sepanjang hari-hari berpuasa. Selain itu, juga ada keterikatan hati dengan Al-Quran, pembacaan ayat-ayat Allah, pemahaman terhadap ajaran-ajaran dan pengetahuan-pengetahuan Al-Quran. Juga di samping itu ada keadaan dzikir ‘mengingat Allah', berdoa, merendah diri, memusatkan diri dan kedamaian jiwa yang diperoleh seseorang bersama Allah SWT di hari-hari dan malam-malam bulan Ramadhan, khususnya malam-malam suci Lailatul Qadr. Semua ini memberikan satu kecemerlangan kepada hati, memberikan satu kebersihan dan kesucian pada jiwa seseorang.

Dan tentunya, di antara amalan-amalan yang sangat penting ini di bulan Ramadhan, ada pelajaran-pelajaran besar untuk kita yang harus kita manfaatkan. Satu di antara pelajaran ini ialah kehendak seorang yang mencintai Allah bisa mengungguli semua keinginan dan hasrat-hasrat [hawa nafsu] serta kenikmatan-kenikmatan materi yang menarik jiwa seseorang ke arahnya. Ini satu poin yang sangat penting untuk kita. Kadangkala seseorang meyakinkan dirinya bahwa aku tidak akan bisa mengendalikan hawa nafsu. [Akan tetapi], puasa di bulan Ramadhan membuktikan bahwa dia bisa; yaitu pada saat ia menghendaki dan menancapkan tekad yang kuat, dia bisa mengatasi dan mengungguli hawa nafsunya.

Dengan kehendak yang kuat dan tawakal kepada Allah SWT, kita bisa menundukkan tampilan-tampilan yang menipu, kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan tak terpuji yang ada pada diri kita, dan kita bisa menyelamatkan diri kita dari hal-hal itu. Kehendak yang kuat ini -dimana pengaruh kehendak ini adalah satu pelajaran yang besar untuk kita- mampu memisahkan kita dari kebiasaan-kebiasaan tak terpuji pada diri kita, meliputi kebiasaan-kebiasaan sosial dan karakter-karakter lokal diri kita yang menyebabkan keterbelakangan kita di ranah materi dan ruhani. Oleh karena itu, salah satu pelajaran ialah keunggulan kehendak yang kuat di atas semua kendala dan rintangan.

Selain itu, di bulan Ramadhan, semangat membantu kepada sesama dan jiwa gotong royong di tengah masyarakat menyebar luas. Kepentingan-kepentingan pribadi seseorang dikorbankan demi kepentingan orang lain. Kalian lihat, alhamdulillah pada tahun-tahun belakangan ini juga pada tahun ini, betapa banyak orang tanpa embel-embel nama dan status menjadikan masjid-masjid bahkan jalan-jalan di beberapa kawasan sebagai pusat penjamuan hamba-hamba Allah. Mereka menyiapkan hidangan buka puasa dan mengundang masyarakat hadir dalam jamuan buka puasa, tanpa basa-basi seperti biasanya, tanpa pandang bulu dan mengada-ada seperti dalam undangan jamuan pribadi. Jiwa gotong royong ini, jiwa mementingkan orang lain ini adalah hal-hal yang sangat bernilai yang berakhir pada kesucian jiwa seseorang. Dalam bulan ini, betapa bantuan sudah dicurahkan kepada kaum miskin, bahkan di bulan ramadhan ini juga ada donasi darah. Ketika pejabat negara mengumumkan bahwa mereka memerlukan donasi darah untuk orang-orang sakit, banyak masyarakat yang mendonorkan darah mereka di bulan Ramadhan.

Inilah semangat keunggulan cinta sesama di atas cinta diri sendiri; kepentingan orang lain yang mengalahkan kepentingan pribadi. Tentunya, [semangat] ini sendiri lebih banyak disebabkan oleh spiritualitas bulan Ramadhan yang, alhamdulillah, seperti juga tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sejauh yang kita dengar, berita-berita yang dapat dipercaya, laporan dan data konkret yang diberikan, pada tahun ini suasana dominan negeri penuh dengan dzikir, doa dan munajat, khususnya pada malam-malam Lailatul Qadr dan pada detik-detik yang penuh berkah itu; semua orang terutama anak-anak muda memeriahkan acara-acara ritual doa, munajat dan dzikir dari berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai macam kecenderungan sosial, individu, politik dan lainnya. Semua datang menengadahkan tangan untuk doa dan mengakrabkan hati dengan Allah. Munajat, tawasul dan taufik itu sendiri yang didapat seseorang adalah karunia dari Allah, ini sendiri adalah kepedulian Allah kepadanya, sebagaimana Imam Sajjad [Ali Zainal Abidin as.] dalam doa wida' ‘perpisahan' dengan bulan Ramadhan mengatakan;

«تشكر من شكرك و أنت ألهمته شكرك»
Engkau balas dengan baik siapa saja yang bersykur kepadaMu pada Engkaulah yang memberikan ilham bimbingan kepadanya untuk bersyukur kepadaMu

«و تكافئ من حمدك و انت علّمته حمدك»
Dan Engkau memberi ganjaran kepada orang yang memujimu, padahal Engkau pula yang telah memberi taufik dan mengajarkan sehingga ia dapat menunaikan pujian kepada-Mu.

Pada hakikatnya, [kalimat] ini yang Anda ucapkan, ‘Engkaulah, ya Allah!', keadaan dimana seseorang rindu dengan Allah SWT, berbicara dengan Allah; semua ini adalah karunia ilahi dan taufik yang diberikan Allah kepadanya. Kalimat ‘Ya Allah!' ini sendiri mengandung pengabulan dari Allah. Kalian telah mencicipi nikmatnya spiritualitas ini, khususnya kalian anak-anak muda. Kalian telah mencicipi kenikmatan ruhani ini dengan hati kalian yang bersih, cemerlang, murni atau tak banyak terkotori oleh dosa. Jangan sampai kalian kehilangan nikmat ini! Jangan sampai kalian melepaskannya! Optimalkan kapasitas shalat-shalat lima waktu, tilawatul Quran, masjid-masjid, doa-doa [dari Nabi SAW dan para Imam as.], Shahifah Sajjadiyah dan selainnya supaya kesucian dan kecemerlangan ini tetap langgeng. Inilah satu ciri khas hari raya Idul Fitri dimana kalian membawa kecemerlangan hati yang muncul dari bulan Ramadhan.

Ciri khas kedua juga tampak pada shalat kalian ini. Hari raya idul fitri adalah manifestasi dan pertunjukan solidaritas hakiki dan hati bangsa ini. Kesatuan bangsa, keteguhan bersama dengan ‘tali' Allah adalah hal-hal yang sangat bernilai. Kalian harus menjaganya utuh sebagai satu pelajaran Ramadhan untuk diri kita yang juga hasil dari muatan-muatan ruhani bulan Ramadhan, apalagi bulan Ramadhan bagi kita kaum Muslimin -khususnya kita sebagai bangsa Iran berkat Imam [Khomeini] kita yang agung- mencakup Hari Quds, dimana hari ini merupakan satu manifestasi yang sesungguhnya dari persatuan dan solidaritas dunia Islam. Dan pada tahun ini, Hari Quds dan pawai bangsa Iran secara besar-besaran telah membangkitkan perhatian bangsa-bangsa muslim dari segenap penjuru dunia. Bangsa Iran meneriakkan satu suara mendukung bangsa Palestina yang teraniaya. Dan saya wajib berterima kasih kepada rakyat Iran yang tercinta, kepada rakyat satu per satu atas pergerakan besar yang telah mereka lakukan di Hari Quds tahun ini.

Saudara saudari tercinta; para jemaah shalat dan segenap bangsa Iran! Marilah kita jaga utuh berkah-berkah bulan Ramadhan yang berkaitan dengan diri kita, dengan orang-orang di sekitar kita, dengan masyarakat Islam sejauh kita bisa melanggengkannya, juga perbekalan ilahi ini yang merupakan karunia besar Allah.

بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
و العصر. انّ الانسان لفى خسر. الّا الّذين امنوا و عملوا الصّالحات و تواصوا بالحقّ و تواصوا بالصّبر.

Khotbah Kedua

بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
الحمد للَّه ربّ العالمين. و الصّلاة و السّلام على سيّدنا و نبيّنا ابى‏القاسم المصطفى محمّد و على اله الأطيبين الأطهرين سيّما علىّ اميرالمؤمنين و الصّدّيقة الطّاهرة سيّدة نساء العالمين و الحسن و الحسين سبطى الرّحمة و امامى الهدى و علىّ‏بن‏الحسين و محمّدبن‏علىّ و جعفربن‏محمّد و موسى‏بن‏جعفر و علىّ‏بن‏موسى و محمّدبن‏علىّ و علىّ‏بن‏محمّد و الحسن‏بن‏علىّ و الخلف القائم المهدىّ صلوات اللَّه و سلامه عليهم اجمعين و صلّ على أئمّة المسلمين و حماة المستضعفين و هداة المؤمنين. اوصيكم عباد اللَّه بتقوى اللَّه.

Marilah kita mengharapkan dari Allah SWT taufik komitmen dan menjaga takwa kepada Allah dalam apa saja yang kita katakan, yang kita dengar, yang kita amalkan, dalam segala keadaan.

Satu pesan berkenaan dengan Hari Quds tahun ini bahwa gerakan besar di dunia Islam ini semakin mentradisi dan kian menyebar luas. Pada tahun ini, dunia Islam menyaksikan gelombang-gelombang unjuk rasa sebagian beasar bangsa-bangsa Muslim; mulai dari timur dunia Islam, yakni Indonesia, sampai barat dunia Islam, yakni Afrika dan Nigeria. Di negara-negara Muslim, kapan saja orang-orang Muslim diizinkan untuk dapat menunjukkan itikad dan kehendak mereka di Hari Quds, akan muncul kelompok-kelompok dari masyarakat; mereka menunjukkan betapa kepedulian mereka terhadap masalah Quds. Bahkan umat Islam yang hidup di Eropa; mereka adalah kaum minoritas yang hidup di bawah tekanan-tekanan fanatisme pemerintahan-pemerintahan dan lembaga-lembaga Eropa, namun mereka juga memperingati Hari Quds. Ini bukti bahwa masalah Palestina -tidak sebagaimana yang diinginkan kaum penjajah Palestina dan pendukung-pendukung mereka- justru di dunia Islam, semakin hari menjadi tambah hidup. Dari dulu, maksud mereka itu ialah melenyapkan nama Palestina dari ingatan bangsa-bangsa Muslim. Inilah keinginan mereka. Tujuan mereka itu ialah menghapus habis peta Palestina dan bangsa yang bernama Palestina dari geografi dunia Islam.

Mereka memusatkan semua usaha mereka itu sepanjang enam puluh tahun penuh berlangsungnya petaka dahsyat ini untuk tujuan itu. Akan tetapi, yang terjadi justru kebalikan dari apa yang selama ini mereka inginkan dan mereka usahakan. Hari ini, dunia Islam sudah sangat peka dan sangat termotivasi terhadap masalah Palestina. Penyebabnya ialah bahwa dunia Islam sudah sadar. Jika kesadaran ini sudah muncul pada tahun 1948 -yakni pada 1327 HS-dimana Palestina secara resmi dirampas dan jatuh di bawah kekuasaan Zionis Israel, tentu kejadiannya akan berbeda, dan pengalaman pahit dunia Islam serta luka dalam di tubuh umat Islam ini tidak akan terjadi.

Hari ini, kaum Muslimin telah sadar dan mengerti, dan dengan taufik dari Allah semakin lebih sadar lagi. Dan perlu saya sampaikan bahwa salah satu faktor terpenting dari dukungan dan ekstensi internasional ini ialah keteguhan dan resistensi bangsa Palestina yang pemberani. Kita sampaikan salam selamat kepada bangsa Palestina. Bangsa ini sesungguhnya dan sejujur-jujurnya telah membuktikan bahwa dirinya pantas menyandang nama ‘Muslim' dan nama sebuah bangsa yang hidup. Dan dari sini pula di hadapan kalian, kaum Muslimin, kepada rakyat Palestina, kepada pemerintahan legal Palestina dan kepada saudara kita yang pejuang, Saudara Ismail Haniah kami katakan, ketahuilah bahwa bangsa Iran tidak pernah dan tidak akan meninggalkan kalian sendirian.

Sebaliknya, musuh [kita] Zionis dari segi mentalitas juga dari segi realitas dan eksistensi konkretnya semakin hari kian lemah. Sekarang ini, jajaran petinggi Zionis mengakui bahwa mereka sedang menempuh titik kelemahan, kemunduran dan kekalahan, dan dunia Islam pasti akan menjumpai hari itu. Saya berharap generasi bangsa Palestina yang sekarang ini bisa menyaksikan hari itu; hari Palestina kembali ke tangan rakyat Palestina, bangsa Palestina dan para pemilik rumah yang sesungguhnya, dan mereka bisa hidup di sana dengan kehendak mereka sendiri sebagaimana layaknya.

Poin kedua yang perlu saya sampaikan ialah sekarang ini, dunia Islam sedang menghadapi serangan politik, budaya dan propaganda musuh-musuh Islam dari semua lini. Poin ini jangan sampai dilupakan oleh semua dunia Islam, semua rakyat satu per satu, khususnya kaum elite, khususnya kaum pemikir, ulama, tokoh-tokoh politik. Sekarang, serangan terhadap Islam dan norma-norma suci kaum Muslimin datang dari berbagai arah, dan ini bukan karena musuh itu semakin kuat, akan tetapi karena musuh merasa lemah dalam menghadapi gerakan besar Islam, oleh karena itu mereka menggunakan berbagai macam perang saraf, berbagai macam penyerangan, membuat bangsa-bangsa dan negara-negara Muslim saling curiga dan saling melancarkan propaganda satu sama lain. Solusinya, dunia Islam harus menjaga persatuannya.

Saya berkali-kali menyampaikan, dan untuk keseratus kalinya bahkan untuk keseribu kalinya, sebagai penyambung lisan bangsa Iran saya sampaikan kepada segenap saudara-saudara Muslim di seluruh dunia, jagalah persatuan kalian. Jangan sampai kalian menjadi mainan di tangan musuh-musuh bersama, dimana mereka ingin membuat pertikaian di antara kalian dalam bentuk nasionalisme Arab dan Ajam, dalam bentuk isu madzhab, Syiah dan Sunni, atau dalam bentuk-bentuk lainnya. Mereka itu tidak suka Syiah, juga tidak suka Sunni. Mereka musuh-musuh Islam, karena mereka merusaha melemahkan Islam, salah satu caranya yaitu ini; membuat umat Islam saling bertikai, satu negara dengan yang lainnya saling mencurigai. Di negeri yang panji Islam di dalamnya telah ditegakkan, mereka berusaha menakut-nakuti negara-negara dan pemerintahan-pemerintahan lainnya terhadap Negara Islam ini [Iran], terhadap Republik Islam [Iran] dengan segala kebohongan dan muslihat. Kita semua saling bersaudara. Bangsa Iran sedang melangkahkan kakinya di jalan kemajuan dan kejayaan Islam, dan bergerak maju dengan cepat berkat taufik Allah SWT, dan bangsa Iran memandang semua ini milik seluruh dunia Islam; mempercayai kemuliaan dirinya sebagai kemuliaan dunia Islam, dan kemajuan dirinya sebagai kemajuan umat Islam.

Satu kalimat pesan juga perlu saya sampaikan kepada saudara-saudara kita sendiri; saudara-saudara terhormat di skala nasional, bahwa pesan tentang persatuan, yang ditujukan kepada seluruh dunia Islam, juga ditujukan langsung kepada bangsa Iran di dalam negeri. Bangsa Iran harus menjaga persatuan. Sampai sekarang, apa yang telah kalian capai ini adalah berkat persatuan. Persatuan bukan artinya semua harus punya pola dan cita rasa yang satu. Persatuan yaitu pola-pola yang beragam bisa duduk bersama-sama, bekerja sama, mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan-kepentingan pribadi, tidak melibatkan egoisme ke dalam berbagai ruang-ruang politik, sosial dan interaksi lainnya, dimana bulan Ramadhan adalah bulan pelenyapan egoisme ini. Sekarang ini adalah saat-saat dimana bangsa Muslim Iran sedang menempuh langkah-langkah besar, mereka sedang melakukan usaha-usaha penting yang pada tingkat internasional, usaha-usaha ini dikagumi oleh pihak-pihak yang jujur dan para ahli.

Alhamdulillah, menjelang dekade keempat kemenangan Revolusi, bangsa Iran berada di tengah medan dengan gairah dan kesiapan penuh; anak-anak muda sebagai generasi yang hidup penuh energi dan revolusioner sekarang ini, dan dengan motivasi yang tinggi, mereka siap untuk bekerja. Kalian lihat hasil-hasil kerja mereka di bidang ilmu pengetahuan, di bidang teknologi, di bidang-bidang sosial, di bidang politik. Hal-hal ini sangat bernilai. Untuk menjaga hasil-hasil pencapaian ini bagi bangsa Iran, maka setiap elemen masyarakat, khususnya kalangan elite politik, elite sosial dan tokoh-tokoh terpandang harus sadar bahwa menjaga kesatuan itu lebih penting dari apa saja yang, menurut seseorang dalam batas-batas kelompok dan komunitas, tampak penting. Kesatuan ini harus dijaga! Allah SWT berfirman,

تلك الدّار الاخرة نجعلها للّذين لايريدون علوّا فى الارض و لا فسادا و العاقبة للمتّقين
"Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Qashash: 83)

Akhir dari perbuatan baik adalah milik mereka yang bertakwa dan menjaga diri mereka dari larangan-larangan Allah, mengesampingkan kepentingan pribadi, bekerja di jalan Allah, untuk Allah, dalam rangka kepentingan bangsa, dalam rangka menjunjung tinggi kalimat Islam.

Ya Allah, berilah taufik ‘keberhasilan' kepada kami semua -pembicara dan pendengar- atas apa yang telah kami ucapkan! Ya Allah, kumpulkanlah ruh suci Imam [Khomeini] yang agung dan arwah harum para syahid bersama para kekasihMu! Ya Allah, angkatlah martabat bangsa kami dan menangkanlah!

بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
انّا اعطيناك الكوثر. فصلّ لربّك و انحر. انّ شانئك هو الابتر.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

700 /