Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Khotbah Jum’at Tehran hari 18 Bulan Suci Ramadhan 1429 H

Khotbah Pertama:

بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
و الحمد للَّه ربّ العالمين نحمده و نستعينه و نستغفره و نتوكّل عليه و نصلّى و نسلّم على حبيبه و نجيبه و خيرته فى خلقه حافظ سرّه و مبلّغ رسالاته سيّدنا و نبيّنا ابى‏القاسم المصطفى محمّد و على اله الأطيبين الأطهرين المنتجبين المعصومين سيّما بقيّةاللَّه فى‏الأرضين و صلّ على أئمّة المسلمين و هداة المؤمنين و حماة المستضعفين

Hari Jum'at dan malam Lailatul Qadr, di bulan Ramadhan, di saat saudara dan saudari sekalian yang tengah menjalankan ibadah puasa, ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk berbicara beberapa menit sebelum melaksanakan shalat Jum'at. Mari kita kenalkan dan dekatkan hati kita dengan sumber rahmat dan kemurahan Ilahi. Insya Allah dengan demikian, kita dapat menumbuhkan tunas ketaqwaan dalam hati kita.

Malam Lailatul Qadr adalah salah satu moment penting untuk memanjatkan doa, khusyuk dan menghadap kepada Allah. Bulan Ramadhan khususnya malam-malam Qadr tak ubahnya bagai musim semi bagi hati ini untuk menghadap, berdzikir, khusyuk dan tunduk kepada Allah. Selain itu, malam-malam tersebut juga merupakan kesempatan bagi kita untuk sedikit mendekatkan hati kita kepada derajat dan kedudukan tinggi Amirul Mukminin dan Penghulu Kaum Muttaqin Ali bin Abi Thalib (as), dan mengambil pelajaran darinya. Segala hal yang bisa diungkap menyangkut kemuliaan bulan Ramadhan dan amalan yang dilakukan hamba-hamba Allah yang saleh di bulan ini, maka Amirul Mukminin Ali (as) adalah teladan paling sempurna dan contoh yang paling menonjol. Khotbah pertama ini akan saya buka dengan mengingat dan mengenang Imam Ali as, agar kita sedikit dapat lebih mengenal pribadi agung itu. Apa saja yang dikatakan orang atau kita katakan dan dengar tentang Ali (as) tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan hakikat sebenarnya dari insan yang agung itu. Harus diakui bahwa kita tidak akan mampu menyifati mujahadah dan kerja keras beliau untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak pula derita dan kesulitan hidup yang beliau tanggung dan besarnya pekerjaan yang beliau lakukan.

Untuk menimba pelajaran dari Imam Amirul Mukminin (as), saya hari ini akan membahas satu sisi dari aktivitas kehidupan beliau, yaitu sisi pendidikan akhlak. Saat itu ketika Amirul Mukminin (as) memegang tampuk kepemimpinan atas umat, keadaan kaum muslimin sudah jauh berbeda dari kondisi ketika Rasulullah SAW wafat. Selama rentang waktu 25 tahun sejak Rasulullah SAW wafat hingga tibanya masa khilafah Imam Ali (as) telah terjadi banyak peristiwa besar di tengah umat yang memengaruhi otak, pemikiran, akhlak dan perilaku masyarakat Muslim. Dalam kondisi seperti itulah Imam Ali (as) dibaiat sebagai khalifah.

Selama hampir lima tahun beliau memerintah atas umat dan negeri-negeri Islam yang besar. Setiap hari yang berlalu dari masa itu mengandung pelajaran yang berharga. Salah satu pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh Amirul Mukminin (as) adalah mendidik akhlak masyakarat. Segala penyimpangan yang ada di tengah masyarakat akarnya ada pada diri akhlak dan etika kita sendiri. Akhlak manusia, ciri khas akhlak dan perangai manusia akan memandu perilaku dan tindakannya. Jika di sebuah masyarakat atau dalam skala dunia kita menyaksikan adanya penyimpangan, maka untuk mencari akar permasalahannya kita harus merujuk kepada perangai dan akhlak buruk yang ada. Hakikat ini telah dijelaskan oleh Imam Amirul Mukminin (as) lewat penjelasan tentang masalah yang lebih penting yaitu bahwa semua sifat dan perangai buruk dan membahayakan yang ada pada diri manusia berasal dari kecintaan kepada dunia. Karena itu Amirul Mukminin (as) berkata:

«الدّنيا رأس كلّ خطيئة»

Dunia adalah akar dari semua kesalahan

Dalam kehidupan sosial kita dan dalam kehidupan individu, kesalahan-kesalahan itu meninggalkan kesannya.

Baiklah, lantas apa makna dari kecintaan kepada dunia. Atau lebih dari itu, apa yang dimaksud dengan dunia?
Dunia adalah alam yang besar ini yang telah diciptakan Allah dan umat manusia dipersilahkan untuk memanfaatkannya. Inilah yang dimaksud dengan dunia. Seluruh anugerah pemberian Allah SWT di alam ini adalah bagian dari dunia. Diantaranya adalah umur kita. Pendapatan yang kita peroleh dari kerja keras dalam kehidupan ini, semua itu masuk dalam makna dunia; anak, harta, ilmu, kekayaan alam, air, tambang, dan segala yang ada dalam kehidupan alamiah manusia, semuanya adalah dunia. Semua yang berhubungan dan menjadi bagian kehidupan kita di alam ini masuk dalam kategori dunia. Lalu [jika demikian], mana letak keburukan dunia? Ada sejumlah nash dan teks syariat dan islami yang menyuruh kita untuk memakmurkan dunia ini.

خلق لكم ما فى الارض جميعا

Dia telah menciptakan untuk kalian seluruh apa yang ada di bumi...

Ayat ini memerintahkan kita untuk memanfaatkan kenikmatan dan kekayaan alam untuk membangun kehidupan bagi diri kita dan masyarakat. Ada riwayat dan hadis yang menyebutkan bahwa الدّنيا مزرعة الاخرة yang berarti bahwa dunia adalah ladang untuk akhirat. Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa dunia ini adalah متجر عباداللَّه yakni tempat bagi hamba-hamba Allah untuk berniaga. Nash-nash seperti ini memandang dunia dengan pandangan yang positif.

Namun ada pula nash-nash dan teks agama yang menyebut dunia sebagai sumber segala kesalahan dan akar bagi semua dosa. Ini adalah dua kelompok nash dan teks agama dalam memandang dunia. Masalahnya jelas. -Tentunya masalah ini harus dibahas lebih rinci dan secara mendalam, dan memang sudah ada pembahasan seperti itu-. Namun singkatnya, kita katakan bahwa Allah SWT telah menciptakan alam ini ibarat hidangan untuk umat manusia dan memerintahkan semua manusia untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, untuk dirinya dan untuk orang lain. Tapi ada ketentuan dan aturan dalam hal ini yang harus diperhatikan. Ada zona-zona larangan yang tak boleh dilanggar. Dunia yang terpuji adalah ketika manusia memanfaatkan hidangan Ilahi dan pemberian Allah yang telah tersedia ini sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Allah. Tidak melanggar ketentuan yang ada dan tidak melangkah ke zona terlarang. Sedangkan dunia menjadi tercela ketika orang rakus dan ingin menguasai pemberian Allah yang dianugerahkan untuk seluruh umat manusia ini dengan merampas hak-hak orang lain. Ia ingin mendapat bagian yang lebih banyak dan menguasai hak orang lain. Orang seperti ini telah mengikat hati dan mencintai dunia, dan seperti kata pepatah, cinta membuat orang buta dan tuli; iapun menjadi gelap mata dan tidak mempedulikan aturan karena kerakusannya untuk mendapat dunia yang ia cintai. Seperti inilah dunia menjadi tercela. Keterikatan hati kepada dunia, kerakusan dan ingin mengeruk bagian yang lebih besar dari dunia ini, lebih besar dari haknya, merampas hak orang lain, melanggar hak-hak orang lain, dunia seperti inilah yang tercela. Harta, kedudukan, kekuatan, popularitas, kenikmatan materi, kesenangan alami semua itu adalah bagian dari dunia. Islam dan agama-agama Ilahi lainnya secara umum mempersilahkan orang memanfaatkan dunia ini. Tapi merampas hak orang, melanggar ketentuan dan aturan alam, menzalimi orang lain, menceburkan diri ke dalam lautan duniawi sehingga lupa akan hakikat tujuan penciptaan, hal-hal itulah yang dilarang. Dunia ini adalah sarana bagi manusia untuk menuju kesempurnaan dan ketinggian spiritual, bukan tujuan. Jika masalah ini tidak diperhatikan, dunia menjadi tercela.

Problema dan petaka seperti ini muncul di dunia Islam di zaman khilafah Imam Amirul Mukminin (as), sehingga orang seperti Ali bin Abi Thalib (as) yang wujudnya adalah kebenaran yang nyata, menjadi sasaran serangan. Orang-orang yang sengaja menutup mata dari ketinggian derajat spiritualnya, kedudukan maknawiyahnya, dan kelayakannya yang tiada banding untuk memimpin umat Islam, datang dan memerangi beliau. Penentangan itu muncul dari akar keterikatan kepada dunia. Akar utama segala penyimpangan yang ada di zaman itu, dan Ali (as) menyaksikannya dari dekat -dalam kitab Nahjul Balaghah banyak ditemukan ungkapan-ungkapan Imam Ali (as) yang menjelaskan masalah penyimpangan ini-; semua itu berakar dari kecintaan kepada dunia.

Coba kalian lihat kondisi dunia saat ini; tentu hal itulah yang akan kalian saksikan. Ketika para pencinta dunia, pencari kesempatan dan agresor memegang kendali atas dunia, hasilnya adalah apa yang kalian saksikan. Pertama, maraknya kezaliman terhadap hak banyak orang. Kedua, hak banyak orang untuk memanfaatkan anugerah Ilahi ini terabaikan. Ketiga, untuk bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, orang-orang yang cinta dunia ini siap melakukan apa saja. Mereka menebar fitnah di tengah masyarakat, menyulut perang, melakukan propaganda bohong, dan berlaku licik; semua itu akibat dari cinta dunia.

Ketika fitnah muncul di tengah masyarakat, yang terjadi adalah ibarat suasana yang dipenuhi dengan debu-debu beterbangan yang merusak pikiran banyak orang. Kadang kondisi seperti itu membuat orang tidak bisa melihat apa yang hanya berjarak dua meter di hadapannya. Kondisinya akan seperti itu. Sehingga yang terjadi, banyak orang salah bertindak karena mereka tidak punya penglihatan yang benar. Akibatnya muncul dan berkembanglah fanatisme buta dan sikap-sikap bodoh. Saat itulah orang-orang pencinta dunia menjadi poros segalanya. Akibat fitnah, orang-orang yang bukan termasuk golongan pencinta dunia bisa terjerumus dan salah arah dalam bertindak. Karena itu benarlah hadis yang menyebutkan bahwa

«الدّنيا رأس كلّ خطيئة»

‘Dunia akar dari semua kesalahan'.

Kecintaan kepada dunia dan menambatkan hati kepada dunia adalah akar dari seluruh kesalahan dan semua dosa. Dalam ungkapannya ini, Imam Ali (as) menaruh perhatian pada poin ini. Inilah pendidikan akhlak yang diberikan oleh Imam Amirul Mukminin Ali (as).

Kitab Nahjul Balaghah -jika kalian perhatikan- penuh dengan ungkapan Imam Ali (as) yang menunjukkan ketidaksenangan terhadap dunia, ketidakterikatan kepada dunia dan zuhud terhadap gemerlap dunia. Karena alasan itulah, masalah ini lebih banyak dijelaskan oleh Imam Ali (as) dalam kitab Nahjul Balaghah. Padahal Imam Ali (as) bukan orang yang berdiam menyendiri dan jauh dari kebisingan dunia. Tidak. Beliau bahkan orang yang paling aktif dalam melakukan pekerjaan untuk membangun dunia ini, baik ketika beliau memerintah atau di masa-masa sebelumnya. Imam Ali (as) bukan tipe penganggur yang tidak bekerja. Sejarah menyebutkan ketika Imam Ali (as) masih berada di Madinah, sebelum masa khilafahnya, beliau adalah pekerja keras yang membuat ladang-ladang dan perkebunan dengan tangannya sendiri. Beliau membuat sendiri saluran irigasi untuk mengairi ladang dan kebunnya. Beliau membuat perkebunan kurma di Madinah. Bekerja untuk urusan dunia, mengurusi hal-hal yang diciptakan Allah di alam ini untuk manusia, melayani urusan kehidupan masyarakat dan perekonomian masyarakat, menciptakan sarana kesejahteraan ekonomi, semua itu adalah pekerjaan-pekerjaan positif dan masuk dalam kategori tugas dan kewajiban seorang Muslim dan sosok yang memegang tanggung jawab di tengah masyarakat Islam. Amirul Mukminin (as) adalah sosok pribadi yang demikian, namun beliau tidak memiliki keterikatan hati kepada semua itu. Inilah kondisi Amirul Mukminin (as) dan program pendidikan akhlak yang beliau berikan.

Obat penawar untuk mengatasi penyakit cinta dunia telah dijelaskan oleh Imam Ali (as) dalam khotbah Muttaqin. Beliau berkata,

«عظُم الخالق فى انفسهم فصغُر ما دونه فى اعينهم»

"Di mata mereka Sang Khalik nampak agung maka kecillah apa saya selain Dia."

Untuk menghilangkan kecintaan kepada dunia orang harus meraih ketaqwaan. Salah satu keistimewaan dari taqwa adalah «عظم الخالق فى انفسهم» ‘Allah nampak agung dimata mereka'. Ketika cinta kepada Allah masuk ke dalam hati seseorang, maka segala hal selain Allah di matanya menjadi kecil. Pangkat dan kedudukan duniawi, kekayaan dan kecantikan, gemerlap kehidupan materi, berbagai kesenangan dan kenikmatan akan menjadi hina di matanya. Berkat keagungan Allah yang ada di hatinya, segala hal itu nampak tak berarti. Inilah salah satu keistimewaan taqwa. Imam Ali (as) adalah contoh nyata dan paling sempurna dari ketaqwaan. Dalam salah satu khotbahnya yang dikenal dengan nama khotbah Nauf Al-Bakali, disebutkan bahwa Imam Ali (as) berdiri di atas sebuah batu dengan kondisi pakaian yang beliau pakai terbuat dari kain yang murah dan kasar, sementara alas kaki beliau adalah sepatu yang terbuat dari daun atau pelepah pohon korma. Demikianlah keadaan Imam Ali (as) yang hidup secara sangat sederhana dan zuhud, padahal saat itu beliau adalah khalifah yang memerintah di atas negeri-negeri Islam yang luas. Namun kehidupan beliau demikian, dan dari lisan beliaulah keluar petuah-petuah yang penuh hikmah.

Ketika perang Shiffin sedang berkecamuk dengan hebatnya, seseorang datang kepada sosok agung ini untuk menanyakan tentang peristiwa Saqifah dan berbagai masalah politik yang terjadi di masa lalu. Beliau pertama menanggapi pertanyaan itu dengan menegur si penanya secara tegas. Beliau berkata,

يا اخا بنى‏اسد انّك لقلق الوضين ترسل فى غير سدد

Wahai orang Bani Asad! Tidak tahukah engkau apa arti perkataanmu? Dimana dan dalam kondisi apa engkau bertanya? Kita sedang berada di tengah peristiwa besar politik dan militer seperti ini lantas engkau menanyakan kejadian masa lalu dan peristiwa Saqifah? Baiklah, engkau memang berhak untuk bertanya dan karena engkau telah bertanya, maka aku akan menjawab pertanyaanmu.

«فانّها كانت اثرة شحّت عليها نفوس قوم و سخت عنها نفوس اخرين»

Peristiwa terjadi itu karena kerakusan hati sebagian orang sementara sebagian yang lain menutup mata darinya. Masalah menutup mata yang dimaksud beliau adalah menutup mata dari kekuasaan. Mengejar dunia dan kedudukan, mengejar dunia dengan segala bentuknya dalam pandangan Amirul Mukminin (as) adalah perbuatan yang tercela. Inilah kepribadian Imam Ali (as) yang ingin beliau ajarkan kepada kita. Kita harus menimba pelajaran dari Imam Ali (as). Obat yang paling penting untuk menghilangkan penyakit cinta dunia menurut Imam Ali (as) adalah dzikrullah dan munajat kepada Allah.

Kita harus bisa memahami arti dari malam-malam dan hari-hari ini serta doa-doa ini. Perhatian kepada doa-doa ini dan kandungan maknanya sangat penting. Jika kita menghargainya, maka akan kita dapatkan bahwa semua itu adalah obat penawar bagi penyakit hati kita yang sayangnya, setiap orang terjangkiti penyakit ini. Karena itu, semaksimal mungkin kita harus berusaha menekan dan mengobati penyakit yang besar ini, yakni penaykit cinta kepada dunia. Menghadap secara khusyuk kepada Allah yang Maha Agung dan mengingat kebesaran Allah adalah salah satu caranya. Karena itu, jika kalian perhatikan, doa-doa Amirul Mukminin (as) adalah doa-doa yang paling padat maknanya. Memang, seluruh doa yang diajarkan oleh para Imam Maksum (as) memiliki kandungan makna yang dalam, dengan irama yang penuh kekhusyukan, kecintaan dan keirfanan. Namun diantara semua itu, yang terbaik adalah doa-doa yang diajarkan oleh Imam Amirul Mukminin (as) kepada kita. Misalnya doa Kumail, doa Sabah, doa munajat Sya'baniyah. Suatu kali saya pernah bertanya kepada Imam Khomeini (ra), diantara doa-doa ini doa apakah yang paling beliau sukai. Imam Khomeini (ra) menjawab, doa Kumail dan munajat Sya'baniyah, keduanya diajarkan oleh Imam Ali (as). Doa, munajat dan keluh kesah Imam Ali (as) kepada Allah betul-betul bernuansa khusyuk bagi mereka yang benar-benar memerhatikannya.

Saya mengimbau anak-anak muda yang tercinta untuk memerhatikan dan mempelajari doa-doa ini baris perbaris. Kata-kata yang ada dalam doa adalah kata-kata yang fasih dan indah dengan kandungan makna yang sangat tinggi. Manfaatkan malam-malam seperti ini untuk bermunajat dan berbicara dengan Allah. Mintalah kepada Allah. Jika orang tahu makna yang terkandung dalam doa-doa ini, maka ia akan menyadari bahwa permintaan yang paling indah dan paling baik ada dalam doa-doa ini, ada pada malam-malam bulan Ramadhan dan malam-malam ihya' (malam menghidupkan Lailatul Qadr dengan ibadah), ada pada doa Abu Hamzah Al-Tsumali dan doa-doa malam Lailatul Qadr yang lain. Jika kalian tidak memahami makna doa-doa itu, maka berdoalah dengan lisan kalian. Bercengkeramalah dengan Allah. Tidak ada tabir yang membatasi hubungan antara kita dan Allah. Allah sangat dekat dengan kita. Dia mendengar setiap kata yang keluar dari lisan kita. Bicaralah dengan Allah. Mintalah apa yang kalian mau. Kehangatan munajat dengan Allah, dzikir dan mengingat Allah, istighfar dan doa memberikan pengaruh yang bak mujizat di hati kita; menghidupkan kembali hati yang mati.

Memperingati kesyahidan pribadi agung ini, saya perlu menyinggung keluh kesah yang diucapkan Amirul Mukminin (as) dengan penuh kesedihan. Keluh kesah Amirul Mukminin menunjukkan dalamnya kepedihan, dan sungguh Imam Ali (as) memendam kesedihan yang sangat dalam di hati. Ketika beliau mengenang sahabat-sahabat dekatnya, mengingat mereka yang dulu bersama beliau di berbagai medan perang semasa hidup Rasulullah SAW dalam jihad yang besar dan kini mereka telah gugur syahid, atau mengenang mereka yang dalam masa khilafah beliau ikut serta di barisan pasukan beliau di medan perang Shiffin dan perang Jamal, yang berjihad bersama beliau dan kini telah syahid. Imam Ali (as) mengatakan,


«أين عمّار، أين ابن التّيّهان، أين ذو الشّهادتين و اين نظراؤهم من اخوانهم الّذين تعاقدوا على المنيّة»

Di manakah Ammar? Di manakah Ibnu Al-Taihan? Di manakah Dzusy Syahadatain? Dan di manakah orang-orang seperti mereka yang telah berikrar setia hingga kematian menjemput?

Dimanakah orang-orang besar yang bersumpah setia untuk berjuang di jalan Allah, dan kini semua telah pergi?


«و أبرد برؤوسهم الى الفجرة»

Mereka yang telah syahid di jalan Allah dan kepala mereka dibawa sebagai hadiah kepada para penguasa zalim. Imam Ali (as) mengatakan hal itu sementara air mata deras membasahi pipinya. Beliau sedih mengingat kepergian sahabat-sahabat setianya, dan lebih dari itu beliau amat sedih karena perpisahannya dengan Rasulullah SAW, utusan Allah yang Maha Agung. Sering Imam Ali (as) menyebutkan kesedihannya atas perpisahan dengan Nabi SAW. Ini adalah salah satu bentuk keluh kesah Amirul Mukminin (as). Kesedihan dan keluh kesah yang berkepanjangan itu berakhir di suatu malam seperti malam ini -yakni malam 19 Ramadhan- ketika kepala beliau dipukul dengan sebilah pedang. Masjid Kufah yang pintu dan dinding-dindingnya serta warga yang berkumpul di sana saat itu menjadi saksi munajat dan doa-doa yang dipanjatkan Imam Ali (as) kepada Tuhannya. Mereka melihat bagaimana derasnya airmata membasahi pipi dan wajah beliau dan bagaimana beliau berdiri beribadah dengan khusyuk dan ikhlas. Mereka semua masih ingat pidato-pidato Ali (as) yang bernuansa irfan dan menjadi saksi derita mendalam yang dirasakan Amirul Mukminin (as). Pada malam 19 Ramadhan, mendadak mereka semua dikejutkan oleh suara Ali (as) di Masjid Kufah,

«فزت و ربّ الكعبه»

 

Demi Tuhan Pemilik Kabah, aku telah berhasil
Sebuah tangan terkutuk telah menjadikan Ali (as) sebagai sasaran pukulan pedang. Di siang hari tidak ada seorangpun yang berani berduel berhadap-hadapan dengan Amirul Mukminin. Tidak ada yang berani melakukan teror terhadap beliau di siang hari. Namun di malam itu, dan di mihrab ibadah ketika Ali (as) sedang sholat tiba-tiba warga dikejutkan oleh suara yang membawa kabar besar tentang Amirul Mukminin (as). Warga bergegas mendatangi masjid. Di sana mereka menyaksikan tubuh Amirul Mukminin yang bersimbah darah. صلّى اللَّه عليك يا اميرالمؤمنين! ‘Salam Allah atasmu, Wahai Amirul Mukminin!'

Ya Allah! Demi kedudukan Amirul Mukminin di sisiMu, jadikan kita semua para pengikut setia beliau. Ya Allah! Teguhkanlah kami di jalan taqwa yang diajarkan oleh Amirul Mukminin. Ya Allah! Anugerahi bangsa kami akhlak yang mulia. Ya Allah! Selamatkanlah kami semua dari penyakit akhlak yang keji. Ya Allah berilah kesabaran kepada kami semua di jalan kebenaran dan ketegaran pada apa yang Engkau inginkan dari hamba-hambaMu yang saleh. Ya Allah! Sukseskanlah bangsa Iran dalam setiap langkahnya. Ya Allah! Senangkanlah hati para syuhada dan ruh Imam kita atas apa kita lakukan di negara ini. Berikanlah ampunan dan rahmatMu kepada mereka semua. Sampaikanlah salam kami kepada Imam Mahdi (arwahuna fidahu). Jadikanlah kami diantara orang-orang yang mendapat doa kebaikan dari beliau.


بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
قل هو اللَّه احد. اللَّه الصّمد. لم يلد و لم يولد. و لم يكن له كفوا أحد

Khotbah Kedua:


بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
و الحمد للَّه ربّ العالمين و الصّلاة و السّلام على سيّدنا و نبيّنا ابى‏القاسم المصطفى محمّد و على اله الأطيبين الأطهرين المنتجبين الهداة المهديّين المعصومين المكرّمين سيّما علىّ اميرالمؤمنين و الصّدّيقة الطّاهرة و الحسن و الحسين سيّدى شباب اهل الجنّة و علىّ‏بن‏الحسين و محمّدبن‏علىّ و جعفربن‏محمّد و موسى‏بن‏جعفر و علىّ‏بن‏موسى و محمّدبن‏علىّ و علىّ‏بن‏محمّد و الحسن‏بن‏علىّ و الخلف القائم المهدىّ حججك على عبادك و امنائك فى بلادك و صلّ على أئمّة المسلمين و حماة المستضعفين و هداة المؤمنين.

Di khotbah kedua ini saya merasa perlu menyampaikan ucapan selamat kepada anak-anak remaja yang tahun ini adalah tahun pertama mereka dalam menjalankan kewajiban ibadah puasa. Mereka telah mendapat kesempatan untuk memikul kewajiban dan taklif Ilahi. Khususnya kepada putri-putri yang tercinta yang meski masih berusia dini tetapi telah melaksanakan tugas Ilahiyah ini. Hari-hari puasa kali ini cukup panjang dan suhu udara juga panas, namun ini adalah ujian terbaik bagi bangsa dan rakyat ini. Para pemuda kita telah merasakan pelatihan puasa secara syar'i sejak usia remaja. Menahan rasa lapar, menghindari berbagai kesenangan dan menutup mata dari apa-apa yang diharamkan selama satu bulan adalah kesempatan yang berharga bagi bangsa kita terutama bagi generasi muda. Ini adalah masa pelatihan untuk mencapai ketaqwaan yang dimulai sejak masa remaja ketika anak laki-laki atau perempuan masuk ke usia baligh. Saya mengucapkan selamat kepada semua anak muda khususnya kepada mereka yang baru saja masuk ke usia taklif.

Alhamdulillah, suasana di tengah masyarakat kita bernuansa maknawiyah. Nuansa maknawiyah dan spiritual ini semakin kental di bulan suci Ramadhan. Kebiasan-kebiasaan baik semakin membudaya di tengah masyarakat, seperti menyantuni orang-orang fakir -di pekan ihsan dan kebajikan-, atau memberikan jamuan buka puasa yang dilakukan di berbagai kota. Kita mendengar ada sebagian orang dermawan yang memberikan jamuan buka puasa di masjid-masjid dan di tempat-tempat umum. Semua itu adalah perbuatan-perbuatan baik yang menciptakan rasa kasih sayang, kehangatan dan keakraban. Dengan kata lain hal-hal seperti itu layak untuk bulan suci Ramadhan dan bisa dikatakan sebagai hak bulan suci ini. Bersikap baik terhadap saudara, merangkul handai tolan dan membantu saudara seiman; itu semua adalah amal yang baik yang sudah ada sejak dahulu dan saat ini semakin membudaya. Menggelar pertemuan-pertemuan ceramah agama, majlis doa bersama, majlis tilawah Al-Qur'an, semua itu adalah kebiasaan yang baik yang harus semakin dikembangkan dari waktu ke waktu dan semakin diperdalam dan diperkaya. Bukan hanya sekedar menggelar pertemuan, tapi harus diperkaya dengan majlis doa, wejangan agama, dan tilawah Al-Qur'an. Masing-masing orang hendaknya melakukan sejauh yang ia bisa untuk berpartisipasi.

Ada satu dua hal yang perlu saya bicarakan. Peringatan hari Al-Quds Sedunia sudah kian dekat. Karena itu saya perlu berbicara tentang hari Al-Quds ini dan masalah Palestina. Alhamdulillah, bangsa Iran selama ini, setelah kemenangan revolusi Islam hingga hari ini, berjalan di atas jalan yang lurus, siratul mustaqim. Jalan yang lurus ini adalah resistensi dan ketegaran dalam memperjuangkan prinsip dan dasar-dasar ajaran Islam. Bangsa Iran bukan bangsa yang jumud. Bangsa ini tahu benar kebutuhan zamannya. Bangsa Iran adalah bangsa yang mengenal ilmu, giat dalam meneliti dan belajar, juga bangsa yang cerdas. Inilah bangsa kita. Di setiap periode dan masa, selalu ada kebutuhan dan tuntutan, dan bangsa ini bergerak sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan itu.

Ketika zaman menuntut perjuangan dalam bentuk perang pertahanan suci yang merupakan masa-masa yang sangat sulit, bangsa ini serentak hadir di tengah medan tempur. Anak-anak pergi ke medan perang, sedangkan ayah dan ibu dengan cara masing-masing memberikan bantuan kepada anak mereka. Anak-anak remaja juga mengulurkan bantuan dengan cara mereka. Semua lapisan masyarakat terlibat dan andil dalam perjuangan yang besar ini. Di zaman penelitian, pengembangan ilmu, pembangunan negara dan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan besar, rakyat juga terlibat dengan melakukan apa saja yang diperlukan. Ketika negara ini menjadi sasaran serangan gencar propaganda politik musuh yang menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok penentang di dalam negeri, rakyat terjun ke medan mana pun juga yang diperlukan.

Ada baiknya kita menengok sejenak rangkaian peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Di saat antek-antek musuh di dalam negeri berusaha menebar permusuhan dan fitnah di tengah masyarakat, rakyat justeru menyuarakan persatuan dan slogan-slogan persatuan terdengar di mana-mana. Mereka menunjukkan solidaritas dengan berbagai cara. Ketika badan-badan intelijen musuh dengan bantuan televisi-televisi satelit yang mereka miliki berusaha memprovokasi para begundal dan perusuh untuk menebar kerusuhan di jalan-jalan kota Tehran dan kota-kota yang lain, rakyat terjun ke tengah medan; dan sebelum pasukan keamanan yang memang bertugas mengamankan kekacauan bertindak, rakyat telah lebih dahulu terjun dan mengendalikan keadaan. Ketika musuh dengan propagandanya yang gencar di berbagai sektor menyerang negara ini termasuk dalam isu nuklir - dan kalian telah menyaksikan sendiri bagaimana dunia ini dipenuhi dengan propaganda yang memojokkan Republik Islam Iran -, saat itu dirasa perlunya rakyat untuk menunjukkan reaksi mereka terhadap propaganda tersebut. Yang terjadi adalah rakyat benar-benar menunjukkan reaksi yang terbaik dalam berbagai masalah.

Jika kita mau jujur menganalisa gerakan besar yang pantas disebut dengan nama gerakan nasional ini -dan memang yang terlibat di dalamnya adalah mayoritas rakyat yang terdiri dari berbagai kalangan yang aktif dan energik- akan kita dapatkan bahwa sejak awal kemenangan revolusi sampai saat ini, yaitu rentang waktu 30 tahun, bangsa ini adalah bangsa yang hidup. Ketika dirasa bahwa negara memerlukan partisipasi mereka dan ketika mereka merasa diperlukan oleh negara, mereka akan bergerak dan bertindak dengan penuh semangat. Jangan sampai kita tidak jujur dalam menilai.

Demikianlah adanya bangsa ini sejak dahulu dan selalu demikian keadaannya. Semoga di masa depan juga akan seperti ini. Berkat inilah, musuh-musuh kita tidak pernah berhasil menundukkan negara ini meski telah melakukan berbagai macam tekanan dan intimidasi terhadap rakyat dan para pejabat negara. Mereka mengumbar ancaman dan tekanan, tapi tetap tidak bisa memetik keuntungan dari ancaman itu. Mereka juga tidak bisa mendapat keuntungan dari propaganda miring terhadap bangsa ini. Alhamdulillah, rakyat ini terus bergerak dan melangkah ke depan, langkah yang menuju kepada kesempurnaan dan kemajuan.

Kita tidak mengumbar klaim bahwa kita telah berhasil mewujudkan cita-cita mulia revolusi Islam ini. Tapi yang kita katakan adalah bahwa kita terus bergerak untuk mewujudkan cita-cita itu. Seperti yang telah saya katakan, dengan izin Allah dan taufikNya, dekade keempat revolusi yang hampir kita jalani, akan menjadi dekade keadilan dan kemajuan secara serentak. Artinya, kemajuan yang menonjol akan kita saksikan di negara ini dan seiring dengan itu pula keadilan pun akan dirasakan di seluruh penjuru negeri ini. Program kita harus disusun ke arah sana. Dengan demikian negara dan bangsa ini akan menjadi kuat.

Tentunya yang namanya musuh tetaplah musuh. Bukan pada tempatnya kita berharap bahwa musuh yang telah menelan pukulan telak dari Islam akan berdiam diri dengan duduk tenang menyaksikan berdirinya pemerintahan Republik Islam. Mereka pasti akan berbuat sebagaimana layaknya musuh. Kita mesti siap menerima permusuhan dari pihak musuh, hanyasaja kita harus pandai-pandai dan cerdas dalam menghadapi permusuhan mereka. Kita harus memilih cara yang terbaik dalam menghadapi musuh dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan umum bangsa.

Menurut saya hal yang paling penting bagi negara kita saat ini -sama seperti kondisi di masa-masa yang lalu- adalah persatuan di tengah bangsa dan persatuan di antara kalangan elit politik dan pejabat negara sesuai dengan prinsip dan dasar [revolusi]. Salah satu yang memang dirasakan sangat penting bagi negara kita adalah rasa keamanan politik dan psikologi di tengah rakyat. Kondisi psikologis masyarakat jangan dirusak dengan guncangan. Memang ada yang ingin menebar ketegangan di tengah masyarakat; dan ini adalah bagian dari program para penentang pemerintahan Republik Islam. Memang, terkadang kita sendiri secara tak disadari ikut menambah ketegangan. Saya ingin menyampaikan imbauan kepada semua. Alhamdulillah rakyat tidak peduli dengan gesekan yang kita saksikan. Ketika melihat perdebatan politik yang tidak ada gunanya yang terjadi di antara elit politik, rakyat memandangnya dengan tatapan yang tidak senang. Kesimpulan ini kami dapatkan dari apa yang disampaikan sendiri oleh rakyat kepada kami. Ada satu atau dua topik kecil yang sengaja digunakan untuk menyulut kericuhan dan ketegangan. Saya sebutkan masalah apa itu, supaya perdebatan masalah ini bisa segera diakhiri.

Ada seseorang yang berbicara dan menyampaikan pandangannya tentang rakyat yang hidup di Israel. Pandangannya itu jelas tidak benar. Ketika ia mengatakan bahwa kita memandang rakyat Israel sama seperti rakyat di negara-negara yang lain dan kita bersahabat dengan mereka; jelas kata-kata ini salah. Pandangan ini tidak logis. Siapa yang dimaksud dengan rakyat Israel? Bukankah mereka adalah orang-orang yang menjadi eksekutor dan melakukan perampasan rumah, tanah, ladang pertanian dan pasar perdagangan milik bangsa Palestina? Para pelaksana program zionis adalah mereka. Tidak wajar jika bangsa yang Muslim tidak peduli terhadap karakter orang-orang yang menjadi mesin eksekutor bagi program [Zionis], musuh nomor wahid bagi dunia Islam. Kita tidak punya masalah dengan orang-orang Yahudi, tidak juga dengan orang-orang Kristen atau pemeluk agama yang lain di dunia. Tapi kita ada masalah serius dengan para penjajah negeri Palestina. Yang merampas negeri Palestina bukan hanya rezim Zionis. Ini sikap negara kita dan sikap revolusi kita. Inilah sikap dan pandangan rakyat kita.

Ketika ada orang yang berbicara keliru [tentang masalah ini], setelah ada yang menjawab dan mereaksi, seharusnya masalah ini tidak terus diungkit. Tidak seharusnya satu orang berbicara lalu ada yang menjawab, lantas di sana muncul lagi orang yang berbicara dengan membawa argimentasi yang lain lalu dijawab lagi; ini bukan tindakan yang benar. Tindakan seperti ini hanya menyulut masalah. Ada pandangan yang salah lalu ada yang menjawab, sudah. Sikap pemerintah Republik Islam tidak seperti itu. Masalah [rezim zionis Israel] ini tidak sama dengan negara-negara lain yang rakyatnya tidak menduduki negeri bangsa lain. Permukiman-permukiman zionis adalah permukiman yang didiami oleh orang-orang yang disebut rakyat Israel itu. Merekalah yang memenuhi rumah-rumah di permukiman zionis. Rezim ilegal zionis juga mempersenjatai mereka untuk digunakan terhadap rakyat Palestina agar orang-orang Palestina tidak berani mendekat ke permukiman zionis.

Ada satu hal lagi yang kita saksikan akhir-akhir ini. Saya minta khususnya para elit masyarakat dan kalangan politik untuk memerhatikan apa yang akan saya sampaikan. Masalah itu adalah penilaian terhadap pemerintah dan kinerja pemerintah. Tentunya penilaian-penilaian itu tak lepas dari kondisi kita yang tengah mempersiapkan diri menyongsong pemilihan umum. Meskipun penyelenggaraan pemilu tidak bisa dikatakan sudah dekat. Sekitar sembilan bulan lagi kita akan menggelar pemilu. Namun salah satu ciri khas pemilu adalah giatnya berbagai kalangan dan sayap politik untuk berbicara. Silahkan berbicara. Tentang pemilu ada banyak masalah yang perlu saya bicarakan dan insya Allah akan saya bahas pada waktunya. Pada kesempatan yang tepat nanti saya akan mengutarakan sejumlah masalah tentang pemilu kepada rakyat secara umum. Untuk sekarang masih sangat dini.

Amat disayangkan kita menyaksikan adanya ketidakjujuran dalam penilaian terhadap [kinerja pemerintah]. Jika ada orang yang mempunyai ide dan pandangan untuk kemaslahatan masa depan depan negara ini atau memiliki program untuk mengatasi apa yang disebut dengan kesulitan negara, silahkan ia menjelaskan pandangan dan programnya. Jika ada yang bisa menyelesaikan kesulitan negara ini -misalnya masalah inflasi- silahkan jelaskan pandangan dan idenya. Melecehkan kinerja pemerintah bukan solusi yang benar dan bukan perbuatan benar yang diridhoi Islam. Memang di negara-negara lain di dunia ini ada kebiasaan untuk menghina dan melecehkan orang dengan alasan demokrasi atau kebebasan. Tindakan seperti itu tidak dibenarkan dalam agama Islam. Itu perbuatan yang cocok dengan mereka seperti banyak hal lain yang ada pada diri mereka.

Menyangkut soal ekonomi atau masalah-masalah yang lain, ada banyak penilaian yang kita dengar. Baik, silahkan memberi penilaian; tapi pertama, sampaikan di tempat yang tepat pada forum para ahli, bukan di forum terbuka dan umum. Sayangnya kita terkadang menyaksikan tindakan yang tidak jujur dan tidak semestinya dilakukan. Jangan sampai kita menyebarkan budaya ketidakjujuran di tengah masyarakat. Jangan kita terjerumus ke dalam sikap yang tidak obyektif; khususnya di tengah kalangan elit masyarakat. Kalangan elit khususnya, perhatikan masalah ini. Bicaralah dengan jujur dan obyektif. Saya tegaskan jangan kita membicarakan sesuatu yang ujungnya merusak nama dan melecehkan orang lain. Mereka yang mendukung figur atau golongan tertentu dan berseberangan dengan figur dan kelompok lain tidak seharusnya merusak dan merongrong lawan politiknya. Tidak harus melakukan itu. Bicaralah secara logis. Jika ada kritikan sampaikan kritik itu dengan benar. Alhamdulillah di negara Islam kita ini ada suasana kebebasan, suasana yang terbuka. Semua orang dapat berbicara dan menyampaikan pandangannya. Kalangan elit juga bisa berbicara secara bebas. Masyarakat mendengar semua pembicaraan lalu mereka akan membandingkan antara satu pandangan dengan pandangan yang lain. Masyarakat akan memilih dan menerima pandangan yang mereka anggap benar.

Saya tidak mengkhawatirkan adanya orang yang mengatakan sesuatu atau melontarkan kritik terhadap seseorang. Jika ada orang yang melontarkan kritik akan ada orang lain yang menjawabnya. Yang saya khawatirkan adalah merebaknya budaya ketidakjujuran sikap di tengah masyarakat. Sudah banyak layanan dan pengabdian yang dilakukan. Apa lantas semua itu harus dinafikan dengan memfokuskan pandangan dan perhatian pada satu masalah tertentu? Kata-kata ini saya tujukan kepada semua, bukan hanya kepada satu orang tertentu, kelompok tertentu atau sayap politik tertentu. Saya berbicara kepada semua. Semua pihak harus waspada dan berhati-hati dalam bersikap, jangan sampai merongrong orang lain. Suasana saling merongrong dan melemahkan bukan suasana yang baik. Rakyat pun tidak menyukai hal seperti itu. Saya katakan kepada mereka-mereka, kalangan elit, di hadapan rakyat ini. Salah besar jika kalian mengira dapat menyenangkan hati rakyat dengan cara melakukan konspirasi dan duduk mencanangkan langkah untuk merongrong dan merusak pihak tertentu atau pejabat tertentu. Rakyat tidak menyukai tindakan yang merusak dan merongrong ini.

Isu yang di kawasan kita saat ini masih menjadi topik utama, lagi-lagi masalah Palestina. Isu Palestina adalah isu yang sangat penting dan utama. Rezim pendudukan dan perampas telah meningkatkan tindakan brutalnya terhdap rakyat Palestina. Eskalasi kekerasan ini adalah sebuah tindakan reaktif yang menunjukkan ketidakberdayaan dan kekandasan mereka setelah menelan kekalahan beruntun. Mereka tidak bisa lagi mempertahankan mitos ‘tak terkalahkan' yang mereka buat sendiri dengan segala kedustaan. Mereka memang telah menebar rasa takut di hati bangsa-bangsa Arab. Akan tetapi berkat perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan para pejuang Lebanon dan Palestina, rezim zionis telah mengalamai guncangan dan tekanan hebat. Untuk melepas diri dari tekanan itulah mereka melancarkan aksi kekerasan terhadap rakyat Palestina. Pemerintahan Palestina di Jalur Gaza saat ini adalah pemerintahan yang legal dan sah. Pemerintahan Hamas adalah pemerintahan yang sah. Siapa saja di dunia ini harus menerima dan mengakui pemerintahan ini yang dibentuk berkat suara rakyat Palestina dalam pemilihan umum.

Mereka yang mengaku diri berperadaban dan menyebut diri sebagai negara berperadaban -walaupun sebenarnya mereka sangat asing dari peradaban dan kemanusiaan- mareka melihat sendiri bagaimana rezim penjajah Zionis memperlakukan orang-orang Palestina di Gaza yang diblokade secara ketat. Gaza hanyalah satu contoh. Sebab kondisi yang dialami oleh warga Palestina di Tepi Barat -meski tidak dalam bentuk blokade- tidak lebih baik dari yang dialami warga Palestina di Gaza. Mereka menyaksikan sendiri tekanan apa yang dirasakan oleh rakyat Palestina yang tertindas. Sayangnya para pengaku berperadaban ini bukan hanya tidak bereaksi, mereka bahkan membela aksi represif orang-orang Zionis. Dunia Islam harus angkat suara menentang fenomena pahit seperti ini. Sampaikan ungkapan dan jelaskan sikap. Hari Al-Quds sedunia adalah kesempatan yang baik untuk melakukan hal itu.

Rahmat Allah atas Imam dan Pemimpin Besar kita yang telah menentukan hari ini sebagai hari untuk membela rakyat Palestina. Insya Allah dalam peringatan hari Al-Quds kali ini, seluruh warga Iran dan sebagian besar warga di negara-negara Islam memanfatkan momentum yang ada untuk menunjukkan dukungan dan pembelaan -yang merupakan hak bangsa Palestina-, dan Insya Allah negara-negara Islam melaksanakan kewajiban besar mereka yaitu membantu pemerintahan Hamas dan membantu rakyat Palestina.

بسم‏اللَّه‏الرّحمن‏الرّحيم‏
و العصر. إنّ الإنسان لفى خسر. إلّا الّذين امنوا و عملوا الصّالحات و تواصوا بالحقّ و تواصوا بالصّبر

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

700 /