Bangsa Iran menjadikan acara peringatan wafat Imam Khomeini ke-21 sebagai
manefestasi agung loyalitas rakyat Iran kepada Imam Khomeini ra. Dalam
memperingati 21 tahun wafatnya Imam Khomeini ra bangsa Iran bersama Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran dan Wali Faqih mengucapkan janji untuk senantiasa
berada dalam Garis Imam Khomeini ra.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei di acara ini menyebut Imam Khomeini ra
sebagai parameter Revolusi yang paling menonjol. Rahbar menegaskan bahwa Imam
Khomeini tanpa Garis Imam akan menjadi Imam tanpa identitas.” Senantiasa
bersandar pada Islam murni Muhammadi, daya tarik dan tolak dalam lingkaran
Islam, yakin akan janji-janji ilahi, perhitungan spiritual dan takwa, cara
pandang global terhadap Revolusi Islam, bersandar pada rakyat dan memperhatikan
kondisi aktual setiap orang saat menilai termasuk tolok ukur utama Garis Imam
yang harus dijelaskan dengan benar dan senantiasa diperhatikan,” tambah Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai upaya melindungi orientasi utama
dalam gerakan sosial, khususnya Revolusi dapat mencegah penyimpangan dan bahkan
kehancurannya. Ditambahkannya, “Para tokoh atau kelompok yang biasanya mengubah
identitas Revolusi tidak akan muncul dengan bendera resmi tetapi mereka
menyembunyikan gerakannya. Oleh karena itu, adanya parameter dalam Revolusi
menjadi sebuah keharusan demi mencegah terjadinya penyimpangan.”
Rahbar menegaskan bahwa dalam Revolusi Islam Iran parameter utama adalah Imam
dan Garis Imam yang termanifestasikan dalam perilaku, ucapan dan surat wasiat
Imam Khomeini ra.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut pentingnya menjelaskan tolok ukur Imam
dengan benar dan tidak melupakan atau menyembunyikannya. “Menjelaskan pandangan
Imam Khomeini ra secara buruk dan atau melupakannya sama dengan orang yang
kehilangan kompas yang sedianya menunjukkan arah yang benar kepadanya,” jelas
Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam kembali menegaskan bahwa sikap dan pandangan
Imam Khomeini ra harus dijelaskan secara transparan. Beliau mengingatkan
pribadi dan identitas Imam juga sama dengan sikap transparan dan tegas beliau
yang mampu menggoncangkan dunia dan menyadarkan bangsa-bangsa.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan sikap Imam terkait kelompok
arogan, kolot, liberal demokrasi Barat dan munafik seraya menambahkan, “Kita
tidak boleh menyembunyikan atau meminimalisir sikap Imam dikarenakan ingin
menyambut sebagian tokoh atau kelompok.” Beliau menegaskan, “Imam tanpa Garis Imam
sama dengan Imam tanpa identitas dan menghilangkan identitas dari Imam berarti
tidak berkhidmat kepadanya.”
Rahbar kemudian mengkritik sebagian tokoh yang mengingkari atau
menyembunyikan bagian-bagian dari prinsip Imam seraya mengingatkan, “Patut
disayangkan ada pribadi-pribadi yang melakukan penyelewengan ini. Padahal di
masa hidup Imam mereka adalah penyebar pemikiran Imam dan pengikutnya.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menasihati para pemuda agar membaca dan
memikirkan isi surat Imam Khomeini ra lalu mengatakan, “Intisari prinsip dan
pemikiran Imam Khomeini ra ada dalam surat wasiat ini.”
Di bagian lain dari khotbahnya, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut satu
dari prinsip dan parameter utama pemikiran Imam Khomeini ra adalah Islam murni
Muhammadi. Dikatakannya, “Islam murni dalam pemikiran Imam adalah Islam yang
melawan kezaliman, menuntut keadilan, mengayomi orang tertindas dan hak-hak
mustad’afin.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan dalam pemikiran Imam, Islam
Amerika berlawanan dengan Islam murni Muhammadi dan menambahkan, “Islam Amerika
adalah Islam simbolik, Islam yang acuh tak acuh menyaksikan kezaliman dan Islam
yang membantu kaum arogan.”
Menurut beliau, Imam Khomeini ra menilai terealisasinya Islam murni hanya
akan terjadi di balik pemerintahan Islam seraya mengingatkan, “Imam Khomeini ra
menilai Republik Islam Iran sebagai manifestasi dan sarana bagi kemunculan
pemerintahan Islam. Itulah mengapa beliau menyebut upaya mempertahankan
Republik Islam Iran menjadi kewajiban paling utama.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai tujuan utama Imam Khomeini ra
adalah mewujudkan Islam murni. Beliau menekankan, “Berdasarkan tujuan ini Imam
Khomeini ra tegar hingga akhir hayatnya melindungi Republik Islam Iran. Imam
memperkenalkan kepada dunia sebuah model baru dari sistem politik yang
berlandaskan suara rakyat dan syariat Islam.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai parameter utama lainnya Garis Imam
adalah daya tarik dan tolak Imam Khomeini ra dalam lingkaran Islam. Beliau
menegaskan, “Setiap bentuk sikap berwilayah dan tidak di kancah politik harus
mengikuti pemikiran dan prinsip Imam.”
Beliau menyebut daya tarik dan tolak Imam Khomeini ra sangat luas dan
menambahkan, “Permusuhan dan ketegasan Imam hanya karena Islam bukan masalah
pribadi. Dengan alasan ini Imam dengan penuh kelembutan menerima semua etnis
dan kelompok di Iran dengan segala keinginan dan pandangannya, namun pada saat
yang sama beliau tegas mengusir para komunis, liberal dan mereka yang melihat
dirinya kalah dibanding dengan sistem Barat. Imam juga berkali-kali dengan
ungkapan yang pahit mengecam dan mengenyahkan orang-orang kolot.”
Rahbar mengatakan, “Di balik parameter penting Garis Imam seseorang tidak
dapat mengklaim dirinya berada di garis tersebut dan pada saat yang sama
mengibarkan bendera menentang Imam.”
Sekaitan dengan hal ini Rahbar mengatakan, “Bila Amerika, Israel, mereka
yang haus kekuasan, munafikin dan para penentang Imam berkumpul mendukung
seseorang lalu memujinya dan orang tersebut mengklaim bahwa saya berada di
garis Imam, maka klaim ini tidak dapat diterima dan pengakuan itu pasti bohong.
Karena secara transparan Imam pernah menegaskan bahwa bila para musuh Islam
memuji kita, maka ketahuilah kita adalah pengkhianat.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kemudian menyinggung orang-orang yang secara
transparan menentang cita-cita Imam di Hari Quds Sedunia. Begitu juga di Hari
Asyura tahun lalu mereka membuat kerusuhan. Beliau menambahkan, “Bila seseorang
menyatakan setuju atau bungkam dengan aksi-aksi seperti ini yang pada dasarnya
bertentangan dengan prinsip-prinsip Imam, maka bangsa Iran tidak akan menerima
klaim orang tersebut yang mengaku dirinya sebagai pengikut Imam.”
Satu lagi dari parameter garis dan gerakan Imam adalah keyakinan akan janji
ilahi dan memperhatikan perhitungan spiritual dan ilahi. Rahbar mengatakan,
“Imam Khomeini ra dalam mengambil keputusan, meletakkan perhitungan spiritual
di tingkat pertama. Tujuan asli Imam dalam melakukan setiap pekerjaan hanya dan
hanya untuk meraih keridaan Allah.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kemudian menyebut tentang tidak berartinya
putus asa, ketakutan, kelalaian dan kesombongan dalam aktifitas Imam Khomeini
seraya menambahkan, “Imam Khomeini ra di setiap masalah baik pribadi, sosial
dan politik bahkan dalam penilaiannya tentang para musuh dan penentangnya tidak
pernah menyimpang sedikitpun dari jalan ketakwaan. Ini merupakan pelajaran bagi
semua, khususnya para pemuda revolusioner, mukmin dan pecinta Imam agar mereka
tetap bersikap sesuai dengan kebenaran, ketakwaan dan keadilan sekalipun
terhadap para penentang dan musuh.”
Pemimpin Besar Revolusi Iran menyebut rakyat dan peran rakyat sebagai tolok
ukur penting lainnya Garis Imam Khomeini ra seraya menambahkan, “Imam
benar-benar melakukan pekerjaan besar di bidang bersandar pada rakyat dalam
pemilu, masalah sosial dan negara.”
Beliau menyinggung penyelenggaraan referendum untuk menentukan sistem
negara hanya dua bulan pasca kemenangan Revolusi seraya menambahkan, “Merujuk
pada suara rakyat dalam menentukan bentuk negara dalam selang waktu yang sangat
singkat ini tidak pernah terjadi dalam Revolusi manapun.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kemudian menyebutkan tentang keberanian Imam
dalam mengumumkan keuniversalan Revolusi Islam. Ditambahkannya, “Langkah Imam
ini benar-benar berbeda dengan intervensi urusan negara lain dan atau ekspor
Revolusi dengan bentuk penjajahan. Maksud dan tujuan Imam agar bangsa-bangsa di
dunia juga dapat memanfaatkan harumnya gerakan bersejarah ini dan mengamalkan
kewajibannya secara sadar.”
Beliau menambahkan, “Pembelaan sungguh-sungguh dan rasional Imam Khomeini
ra atas bangsa Palestina merupakan contoh lain dari cara pandang global Imam
terhadap Revolusi Islam. Imam secara lantang mengatakan, “Israel adalah kanker
dan cara pengobatannya dengan memusnahkannya.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut sikap Imam Khomeini ra dalam membela
bangsa Palestina adalah cara paling rasional. Menurut beliau, “Para arogan
internasional dengan pembantaian, penyiksaan dan pengasingan sebuah bangsa
berusaha menghapus sebuah unit geografi. Dalam langkah yang seratus persen
tidak rasional mereka menggantikannya dengan sebuah negara buatan bernama
Israel. Namun menghadapi kezaliman sejarah ini, Imam Khomeini ra mengambil
sikap paling rasional dan menegaskan bahwa unit geografi buatan itu yang harus
dihapus dan kehidupan negara asli, yakni Palestina yang harus dilanjutkan dalam
sejarah.”
Sekaitan dengan hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, “Sikap
Imam Khomeini ra di hadapan Israel sang penjarah benar-benar transparan. Namun
bila ada orang yang mengisyaratkan tentang hal ini, ada sekelompok orang yang
mengaku di garis Imam bakal memprotesnya.”
Dalam menjelaskan parameter-parameter penting Garis Imam Khomeini ra,
Rahbar menyinggung soal kondisi saat ini setiap pribadi dalam menilai dan
menghakimi. Rahbar mengatakan, “Imam Khomeini ra berkali-kali mengatakan, dalam
melakukan penilaian terhadap seseorang, maka yang menjadi tolok ukur adalah
kondisinya saat ini. Masalah ini merupakan tolok ukur penting dalam memahami
dan mengikuti garis Imam Khomeini ra.” Ditambahkannya, “Berpegangan dengan masa
lalu seseorang akan diterima bila kondisi saat ini orang tersebut tidak berbeda
dengan sebelumnya. Namun bila ternyata kondisi saat ini seseorang berbeda
dengan masa lalunya, sudah barang tentu masa lalunya tidak dapat menjadi tolok
ukur.”
Sekaitan dengan hal ini, Rahbar menyinggung tentang masa lalu yang cerah
dari Thalhah dan Zubeir di masa permulaan Islam dan kemudian perubahan sikap
mereka. “Sikap tegas Imam Ali as terhadap Zubeir dan Thalhah merupakan contoh
sejarah mengenai keharusan memperhatikan kondisi saat ini seseorang dalam
setiap penilaian dan penghakiman.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kemudian menyebutkan tentang sikap tegas Imam
Khomeini ra terhadap pribadi-pribadi awal Revolusi. Rahbar menyebut sikap Imam
menjadi contoh komitmen nyata Imam Khomeini ra dengan tolok ukur penting ini.
Ditambahkannya, “Sebagian orang, bahkan sejak di periode pengasingan Imam
Khomeini ra di Najaf, bersama beliau, tapi kemudian Imam mengusir mereka
disebabkan sikap mereka sendiri.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di akhir penjelasannya mengenai
parameter penting Imam dan garis Imam Khomeini ra menasihati masyarakat,
khususnya para pemuda agar mempelajari, meneliti dan memikirkan parameter
penting Imam dan Garis Imam Khomeini ra.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei tidak lupa menyinggung tentang bangsa dan
Republik Islam Iran yang semakin kuat pasca wafatnya Imam Khomeini ra dan
mengatakan, “Setiap program yang disusun musuh, sekalipun dilakukan bersama
orang-orang lugu dan lalai pada akhirnya bakal semakin memperkuat Revolusi
Islam Iran. Semua itu berkat keteguhan dan kepekaan hati bangsa Iran.”
Rahbar lalu mengingatkan dukungan Amerika, Inggris dan negara-negara Barat,
munafikin dan para pemuja kekuasaan terhadap “fitnah pasca pemilu” seraya
mengatakan, “Kebersamaan para musuh dan pelaku fitnah ternyata berakhir pada
manifestasi agung bangsa Iran di tanggal 9 Dey 1388 (30 Desember 2009) dan 22
Bahman 1388 (11 Februari 2009). Ke depannya pun bangsa Iran mulai dari kalangan
akademisinya hingga mereka yang sadar dengan bersandarkan pada ketakwaan dan
kepekaan hati bakal menggagalkan setiap konspirasi musuh.”
Dalam khotbah kedua shalat Jumat, Rahbar menyinggung sejumlah masalah
penting internasional. Beliau mengatakan, “Konspirasi Yahudisasi Palestina,
berlanjutnya blokade Gaza dan transformasinya merupakan masalah penting yang
harus diperhatikan.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai konspirasi Yahudisasi Palestina
bertujuan memangkas akar Islam di Palestina seraya mengingatkan, “Dunia Islam
harus menghadapi kejahatan besar ini dan menghalangi terwujudnya Yahudisasi
Palestina.”
Beliau juga menyebut berlanjutnya blokade Gaza sebagai gerakan buas dan
liar seraya menambahkan, “Blokade satu juta setengah warga Gaza dilakukan
dengan dukungan Amerika, Inggris dan negara-negara Barat yang mengaku pembela
hak asasi manusia. Namun ironisnya, sebagian negara-negara Arab dan Islam
menutup mulutnya dan hanya menyaksikan apa yang tengah terjadi. Dan tidak boleh
dilupakan sebagian justru berkhianat di belakang.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengisyaratkan aksi teroris terbaru
rezim Zionis Israel menyerang konvoi kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza di
perairan internasional dan kebohongan menjijikkan mereka terkait peristiwa ini.
Rahbar mengatakan, “Aksi brutal rezim Zionis Israel menunjukkan kepada dunia
bahwa kebuasan ini merupakan kenyataan yang diteriakkan Republik Islam Iran
selama 30 tahun. Sayangnya teriakan ini tidak pernah dipedulikan oleh
kekuatan-kekuatan Barat pembohong dan penjilat.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai serangan rezim Zionis Israel terhadap
konvoi bantuan kemanusiaan itu berangkat dari kesalahan perhitungan dan
kesalahan besar rezim ini. Beliau menegaskan, “Rezim penjarah Zionis Israel
yang salah perhitungan dalam agresi mereka ke Lebanon dan kemudian serangan ke
Gaza, dalam peristiwa kali ini mereka juga salah perhitungan. Kesalahan
berulang kali ini menunjukkan bahwa rezim Zionis Israel selangkah demi
selangkah tengah mendekati nasib akhirnya, yakni kehancuran di lembah
ketiadaan.
Rahbar menyebut masalah penting internasional lainnya yang patut mendapat
perhatian adalah hasil Konferensi Revisi Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT)
yang berlangsung sebulan di New York. Beliau mengatakan, “Hasil konferensi ini
ternyata bertolak belakang dari program dan keinginan kekuatan-kekuatan arogan.
Karena tekanan 189 negara sepakat mewajibkan Zionis Israel bergabung dengan NPT
serta keharusan memusnahkan senjata nuklir.”
Rahbar mengatakan, “Apa yang terjadi di Konferensi Revisi NPT menunjukkan
bahwa ucapan dan pandangan kekuatan-kekuatan arogan seperti Amerika sudah tidak
punya pembeli.”
Sekaitan dengan hal ini, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan,
“Republik Islam Iran lewat keteguhan bangsa Iran selama 30 tahun mampu
menciptakan kondisi di benak opini publik dunia bahwa tidak hanya bangsa-bangsa
tapi juga negara-negara dapat berdiri tegak menghadapi Amerika dan menentang pendapatnya.”
Di akhir khotbahnya Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan, “Masalah dan
peristiwa internasional yang terjadi sejatinya merupakan kabar gembira ilahi
bagi bangsa besar Iran.”