Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar:

Persaingan Ketat Pemilu Jangan Sampai Berujung Konflik

Memperingati ulang tahun pembebasan kota Khorramshahr, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menghadiri acara wisuda taruna Keperwiraan dan Pendidikan Pengawal Revolusi di Akademi Keperwiraan Imam Husein (as). Setibanya di Akademi Keperwiraan Imam Husein (as), beliau berziarah ke makam syuhada tanpa nama demi membacakan doa dan mengenang pengorbanan para syuhada Perang Pertahanan Suci.

Kunjungan itu dilanjutkan dengan memeriksa barisan dan bertatap muka dengan sejumlah veteran cacat perang.

Rahbar yang juga Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata dalam pidatonya pada pertemuan ini menyebut partisipasi besar rakyat Iran dalam pemilihan umum yang akan digelar pada tanggal 14 Juni 2013 mendatang sebagai pertanda yang menggembirakan akan keberhasilan dan prestasi lebih besar yang diraih oleh revolusi dan pemerintahan Islam.

Seraya mengimbau rakyat Iran supaya jeli dan teliti dalam mencermati slogan-slogan para kandidat presiden saat berkampanye, beliau menasehati untuk pandai-pandai memilih orang yang paling layak untuk menjadi presiden.

Kepada para kandidat presiden Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan untuk komitmen menegakkan prinsip dan kebijakan pemerintahan Islam yang logis dan bijaksana, serta menghindari pemborosan, pembunuhan karakter pihak lain, dan tindakan di luar etika selama berkampanye. Beliau mengatakan, "Dengan taufik Ilahi, hari esok bagi negara dan bangsa ini adalah hari yang cerah dan penuh kemuliaan, saat itu bangsa dan negara ini akan menjadi teladan bagi semua."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Kita tidak tahu siapa yang akan terpilih menjadi Presiden. Kita juga tak tahu ke arah siapakah Allah akan menggerakkan hati bangsa ini. Tapi yang kita tahu adalah bahwa kehadiran rakyat di kotak-kotak suara yang berarti pengumuman akan partisipasi besar rakyat Iran menuju ke arah cita-cita pasti akan meninggikan kehormatan, keterlindungan, dan martabat di ajang internasional, serta menggembirakan kawan dan mengecewakan lawan."

Menyinggung propaganda miring musuh-musuh bangsa Iran untuk menurunkan animo rakyat terhadap pemilu, beliau menandaskan, "Yang memicu gencarnya propaganda ini adalah karena partisipasi rakyat di medan ini dan langkah mereka yang penuh semangat akan sangat merugikan musuh."

Mengenai pernyataan para petinggi AS terkait masalah pemilu di Iran, Rahbar menegaskan, "Sebagian orang berbicara tentang pemilu di Iran, padahal citra mereka sedemikian buruk dengan penjara Guantanamo, pesawat-pesawat tanpa awak milik mereka yang terbang di atas desa-desa miskin di Pakistan dan Afghanistan, kebijakan perang mereka di kawasan dan dukungan penuh dan tanpa syarat mereka kepada rezim Zionis yang keji."

Seraya menyatakan bahwa Republik Islam Iran yang terhormat dan berwibawa ini tidak menganggap penting pernyataan itu, beliau mengungkapkan, "Bagi rakyat Iran, pernyataan-pernyataan seperti itu adalah pelajaran. Sebab, ini menunjukkan pentingnya pemilu di negara ini."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan, "Selama 34 tahun ini setiap kali pemilu digelar, kubu lawan selalu menciptakan masalah tapi langkah mereka tak pernah berhasil. Dengan inayah Allah, kali inipun bangsa Iran akan melayangkan pukulan telak ke arah musuh."

Beliau menyeru rakyat Iran untuk mencermati dan merenungkan setiap pembicaraan dan pernyataan sikap para kandidat pemilihan umum. "Masyarakat harus memilih orang yang bisa memberikan kehormatan bagi masa depan revolusi dan negara, mampu mengatasi berbagai kesulitan yang ada, resisten dengan penuh kekuatan melawan kubu musuh, dan menjadikan Republik Islam sebagai panutan bagi kaum tertindas di dunia," imbuh beliau.

Terkait perbedaan penilaian rakyat dalam pemilu ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan, "Perbedaan penilaian dan ketertarikan kepada para calon presiden jangan sampai berujung konflik di antara mereka."

Beliau menambahkan, "Memilih orang yang akan menduduki jabatan eksekutif tertinggi adalah tugas yang sangat vital dan penting. Ada mekanismenya di negara ini, dan aturannya harus dilaksanakan. Karena itu, masalah ini jangan sampai memicu konflik."

Lebih lanjut Rahbar menyampaikan beberapa pesan dan imbauan kepada para kandidat presiden seraya mengatakan, "Para kandidat harus berbuat untuk menciptakan epik dan gelora dalam pemilu tapi tanpa harus menyulut masalah."

Menurut beliau, ada keunikan yang khas ketika suasana persaingan pemilu diwarnai dengan semangat, gairah dan perbincangan panas tanpa ada kebencian dan permusuhan.

Pesan kedua beliau kepada para kandidat presiden adalah soal kampanye dan pendanaannya. Beliau menandaskan, "Rakyat akan menilai cara para kandidat berkampanye, termasuk soal pendanaan dan pemborosan yang terjadi. Orang yang menggunakan harta baitul mal atau uang syubhat dari orang lain untuk berkampanye tak akan bisa menarik kepercayaan dan dukungan rakyat."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Hal yang terpenting dalam berkampanye dan mengusung slogan adalah upaya memperkuat posisi dan sikap revolusi dan pemerintahan Islam yang berwibawa, benar, logis dan bijak."

Beliau mengingatkan, "Dalam berkampanye, jangan sampai kita memberi lampu hijau kepada para pembangkang di luar dan di dalam. Sebab, musuh terus berupaya membuat rakyat kecewa dan pesimis. Sayangnya, apa yang dikatakan oleh musuh di luar sana disampaikan pula oleh lisan dan pena yang tak bertaqwa di dalam negeri."

Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata di bagian lain pembicaraannya menyatakan bahwa mengawal revolusi Islam adalah salah satu kelebihan istimewa yang dimiliki oleh para taruna Akademi Keperwiraan Imam Husein (as).

"Salah satu kelaziman dalam mengawal revolusi Islam adalah memiliki pengenalan yang baik dan mendalam akan dasar-dasar pemikiran dan prinsip revolusi Islam serta komitmen terhadapnya," kata beliau.

Rahbar menambahkan, "Sepanjang perjalanan revolusi Islam, ada sebagian kalangan terjun ke tengah medan dengan hanya berbekal emosi tanpa mengenal dasar dan prinsip revolusi secara mendalam. Saat menghadapi guncangan, mereka dengan mudah berubah arah dan keluar dari jalur revolusi Islam."

Kelaziman berikutnya, menurut beliau, adalah mengenal sejarah revolusi dengan benar dan teliti. "Sejarah revolusi Islam adalah manifestasi dari dasar pemikiran revolusi dan menunjukkan bahwa dasar pemikiran ini secara parktis sudah teruji," ungkap beliau.

Menyinggung skenario mesin-mesin media asing yang membesar-besarkan berbagai kelemahan yang ada hingga puluhan kali lipat dari fakta yang sebenarnya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Tujuan mereka adalah supaya keberhasilan yang dicapai oleh pemerintahan Islam ini dilupakan. Selain itu mereka hendak meyakinkan opini umum bahwa dasar pemikiran revolusi ini tidak bisa diterapkan dalam skala praktik. Karena itu, semua orang khususnya para pemuda harus sepenuhnya mengenal sejarah revolusi Islam."

Beliau juga menegaskan, "Sejak awal kemenangan revolusi Islam sampai sekarang, setiap keberhasilan yang dicapai oleh revolusi selalu mengisyaratkan akan langkah berikutnya. Karena itu, kita tak pernah menghadapi kebuntuan dan tak pernah terperangkap dalam jeratan keputusasaan."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Jalan keluar untuk melanjutkan langkah menuju cita-cita selalu terbuka di depan kita. Setiap kali gagal mencapai kemajuan, itu terjadi karena kelalaian kita, bukan karena jalan buntu yang menghadang kita."

Pada acara tersebut, Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Mayor Jenderal Mohammad Ali Ja'fari melaporkan kesiapan dan kematangan pasukan pengawal revolusi untuk menjalankan tugasnya.

Pertemuan itu diakhiri dengan acara parade oleh pasukan yang hadir.
700 /