Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pesan Ayatollah al-Udzma Khamenei kepada Jamaah Haji Sedunia Tahun 1435 H

Dalam memperingati ibadah ritual tahunan haji kali ini, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-udzma Sayyid Ali Khamenei mengingatkan para jamaah haji dan umat Islam sedunia akan beberapa permasalahan penting Dunia Islam. Beliau menyebut persatuan umat Islam, isu Palestina dan tipudaya kaum arogansi dunia sebagai permasalahan penting Dunia Islam saat ini. Di bawah ini teks pesan haji Rahbar kepada jamaah haji seluruh dunia.

بسم الله  الرّحمن الرّحیم
و الحمدلله ربّ العالمین و صلّی الله علی محمّد و آله الطّاهرین

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. Shalawat Allah atas Nabi Muhammad dan keluarganya yang suci.

Salam sejahtera dari lubuk hati yang dalam dan dengan penuh penghormatan saya sampaikan kepada Anda semua, jamaah haji yang berbahagia, karena Anda telah menjawab seruan Qur'ani dan sedang menghadiri jamuan di rumah Allah. Pertama-tama yang ingin saya sampaikan adalah, hargailah kenikmatan agung ini. Dengan merenungkan dimensi-dimensi individual, sosial, dan spiritual serta sisi internasionalitas dari kewajiban yang tak ada tandingannya ini, hendaknya kenikmatan ini dimanfaatkan untuk melangkah semakin dekat dengan tujuan yang hendak Anda capai. Mintalah kepada Tuan Rumah yang Maha Pengasih dan Maka Kuasa untuk membantu Anda. Bersama dengan Anda dan dengan bahasa yang sama, saya memohon kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Pemberi agar Dia berkenan menyempurnakan nikmatNya kepada Anda semua. Setelah memberikan taufik pergi beribadah haji, saya memohon supaya Dia berkenan menyempurnakan ibadah haji ini. Dengan diterimanya ibadah ini berkat kemurahanNya, Anda semua akan kembali ke rumah masing-masing dengan membawa kemenangan dan anugerah ilahiyah yang sempurna, insyaallah.

Manasik yang sangat istimewa ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Selain mensucikan jiwa dan memperkaya spiritualitas dan keruhanian yang merupakan buah paling berharga dan mendalam dari ibadah haji, tugas lain jamaah haji adalah menjadikan manasik ini sebagai media untuk memberikan perhatian kepada permasalahan yang terjadi di Dunia Islam dan menyorot dengan pandangan yang jauh ke depan dan menyeluruh akan masalah-masalah paling prioritas yang berhubungan dengan umat Islam.

Hari ini, salah satu masalah paling penting dan terdepan adalah soal persatuan umat Islam dan upaya mengurai hal-hal yang menjadi faktor pemecah-belah bagian-bagian tubuh dari umat Islam ini. Haji adalah manifestasi dari persatuan dan kesatuan, sekaligus pentas persaudaraan dan solidaritas. Dalam haji, semua belajar untuk memfokuskan diri pada kesamaan-kesamaan yang ada dan menghindari perselisihan. Tangan-tangan kotor para aktor politik imperialisme sejak dahulu mengantongi agenda memecah-belah umat untuk mewujudkan target dan tujuan keji mereka. Tapi hari ini, berkat kebangkitan Islam, bangsa-bangsa Muslim telah membaca dengan baik permusuhan kubu arogansi dan zionis, dan mereka sudah mengambil sikap untuk menghadapinya. Akibatnya, musuh semakin gencar menjalankan agenda memecah-belah umat. Musuh yang licik ini berusaha menyimpangkan semangat perjuangan dan perlawanan dengan cara menyulut perang saudara di tengah umat Islam. Dengan demikian, diharapkan rezim Zionis Israel dan kubu arogansi yang merupakan musuh sebenarnya bagi umat Islam bisa merasa aman. Terbentuknya kelompok-kelompok teroris takfiri dan semisalnya di negara-negara kawasan Asia Barat adalah hasil dari agenda licik ini. Ini ibarat sinyal tanda bahaya bagi kita semua agar kita menyadari bahwa saat ini masalah persatuan umat Islam adalah masalah paling prioritas bagi setiap bangsa Muslim dan di tingkat Dunia Islam.

Masalah penting lainnya adalah masalah Palestina. Dengan berlalunya 65 tahun dari pembentukan rezim Zionis dan gejolak yang ditimbulkan oleh masalah yang krusial dan penting ini, khususnya rangkaian insiden berdarah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, ada dua fakta yang mengemuka:

Pertama, bahwa dalam melakukan kejahatan, Rezim Zionis Israel dan para pendukungnya tidak mengenal batas bagi keberingasan, kebrutalan dan pelecehannya atas nilai-nilai kemanusiaan dan etika. Mereka menghalalkan segala bentuk kejahatan, genosida, penghancuran, pembantaian anak-anak, perempuan dan kaum lemah, serta agresi dan kezaliman apapun yang bisa dilakukan. Mereka bahkan bangga melakukannya. Potret-potret yang menyayat hati dari perang 50 hari di Gaza yang belum lama terjadi adalah contoh paling aktual dari kekejian bersejarah yang tentunya sudah terjadi berulang kali dalam setengah abad terakhir.

Fakta kedua, bahwa semua kejahatan dan kekejian ini tidak berhasil mengantarkan para pemimpin rezim Zionis dan pendukungnya kepada apa yang mereka inginkan. Tidak seperti bayangan konyol yang ada di benak para elit politik mereka tentang kekuatan dan kekokohan Israel, justeru rezim ini hari demi hari semakin lemah dan semakin dekat dengan kehancurannya. Resistensi dan kegigihan Gaza yang terkepung dan tanpa pelindung selama lima puluh hari dalam menghadapi seluruh kekuatan yang dikerahkan Rezim Zionis, dan akghirnya kegagalan rezim itu yang ditandai sikapnya yang menerima semua syarat yang diajukan kubu moqawamah adalah bukti nyata dari kelemahan dan kerapuhan tersebut. Ini berarti bahwa bangsa Palestina harus lebih optimis, para pejuang Jihad dan Hamas harus berupaya lebih keras dan meningkatkan tekad mereka, mereka yang berada di kawasan Tepi Barat juga harus menempuh jalan yang membanggakan ini dengan kekuatan penuh, bangsa-bangsa Muslim harus mendesak pemerintah di masing-masing negara untuk benar-benar dan serius mendukung Palestina, dan pemerintahan di negara-negara Muslim juga harus tulus melangkah di jalan ini.

Masalah ketiga yang menjadi prioritas dan penting adalah pandangan cermat dan cerdik yang harus dimiliki oleh semua tokoh dan aktivis di Dunia Islam, sehingga dapat membedakan antara Islam murni yang diajarkan Nabi Muhammad dan Islam versi Amerika. Jangan sampai mereka dan orang lain salah dalam mencermati keduanya. Pemimpin kami, Imam Khomeini (as) adalah orang pertama yang gencar menyadarkan kita akan perbedaan kedua fenomena Islam ini dan beliaulah yang memasukkan kedua istilah itu ke dalam kamus politik Dunia Islam. Islam yang murni adalah Islam yang membawa kejernihan dan spritualitas, Islam yang mengajarkan ketaqwaan dan kerakyatan, Islam yang keras terhadap kaum kafir namun lemah lembut terhadap sesama Muslim;

اَشِدّاءُ عَلَی الکُفّار رُحَماءُ بَینَهُم

"... keras terhadap kaum kafir dan lembut terhadap sesama mereka..." (Q.S. al-Fath: 29)

Sedangkan Islam versi Amerika adalah mengenakan pakaian Islam untuk kaki tangan asing dan musuh umat Islam. Yang menyulut permusuhan di antara kaum muslimin, yang bukannya mempercayai janji-janji Ilahi tetapi malah menyandarkan diri kepada musuh-musuh Allah, yang bukannya mengajak untuk memerangi Zionis dan kubu arogansi tetapi malah mendorong untuk berperang dengan sesama Muslim, yang bersatu dengan Si Arogan, Amerika, untuk melawan bangsanya sendiri atau bangsa-bangsa lain, tidak layak disebut Islam, tapi itulah kemunafikan yang berbahaya dan menghancurkan yang harus dilawan oleh setiap Muslim yang tulus.

Pandangan yang bijak dan cermat akan menampakkan hakikat dan permasalahan-permasalahan penting Dunia Islam ini di hadapan setiap orang yang mencari kebenaran, dan dengannya tak ada lagi keraguan akan tugas dan tanggung jawab yang mesti dijalankan. Haji, manasik dan syi'ar-syi'arnya harus dimanfaatkan untuk mencapai kearifan ini. Semoga Anda semua, jamaah haji yang berbahagia, memperoleh anugerah Ilahi ini dengan sepenuhnya. Saya titipkan Anda semua kepada Allah yang Maha Besar dan kepadaNya saya memohon agar amal ibadah Anda diterima olehNya.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

Sayyed Ali Khamenei
5 Dzulhijjah 1435 H/ 8 Mehr 1393 HS (30 September 2014)
700 /