Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Tertinggi Revolusi dalam Pertemuannya dengan Para Veteran Pertahanan Suci:

Kemajuan dan Pertahanan Negara Dicapai dengan Perlawanan, Bukan dengan Menyerah

Pemimpin Tertinggi Revolusi dalam Pertemuannya dengan Para Veteran Pertahanan Suci:

Pertahanan Suci Membuktikan bahwa Kemajuan dan Pertahanan Negara Dicapai dengan Perlawanan, Bukan dengan Menyerah

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Imam Ali Khamenei, pagi ini dalam acara penghormatan kepada para veteran Pertahanan Suci, menyebut bahwa perang yang dipaksakan merupakan akibat dari kebijakan strategis sistem kekaisaran dalam permusuhannya terhadap Republik Islam dan rakyat Iran, beliau menambahkan, “Terlepas dari adanya dukungan penuh dari berbagai kekuatan dunia kepada Saddam yang ambisius dan tergila-gila pada kekuasaan, perang yang berada dalam naungan tiga elemen: "Semangat revolusi yang menggelora, kepemimpinan Imam yang sangat berpengaruh, dan karakteristik luar biasa bangsa Iran" telah mengubah ancaman yang pasti dan besar menjadi peluang dan kesempatan yang besar, dimana penyampaian dan narasi yang benar dan akurat dari penggalan sejarah yang sangat menggelora dari sejarah Iran ini akan menjamin keberhasilan revolusi generasi muda.”

Panglima Tertinggi menyebutkan bahwa Pertahanan Suci merupakan sebuah peristiwa yang sangat menarik, bermakna dan bermanfaat untuk hari ini dan masa depan bangsa, dan dengan penuh rasa hormat atas pengabdian agung para veteran Pertahanan Suci, beliau mengatakan, “Para veteran telah menyadari kebutuhan vital Pertahanan Suci lebih awal dari yang lain, dan untuk memenuhi kebutuhan ini mereka bergegas ke medan laga guna melakukan jihad dan pengorbanan. Oleh karena itu menghormati mereka merupakan tugas yang pasti dan universal.”

Sembari mengisyarahkan bahwa dengan berlalunya waktu, fakta dan dimensi peristiwa seperti Pertahanan Suci menjadi lebih bisa dipahami, Imam Ali Khamenei menambahkan, “Kita harus bertindak sedemikian hingga pengetahuan dan kesadaran tentang "Fakta bahwa Pertahanan Suci merupakan momen yang sangat berpengaruh" terus meningkat dan generasi saat ini menyadari fakta dan kebenaran yang ada saat itu, dan bahwa upaya di ranah ini merupakan harapan serius dari para veteran Pertahanan Suci dan pemelihara masalah-masalah semacam ini.”

Mengacu pada sanad dan dokumen yang diterbitkan oleh Barat tentang perang yang dipaksakan, beliau menambahkan, “Pengakuan-pengakuan ini membuktikan kebenaran kata-kata kami, yang sebelumnya pernah diklaim dan dibayangkan.”

Panglima Tertinggi Revolusi menyebut bahwa pemaksaan perang terhadap Iran merupakan reaksi alami para penguasa dunia atas kemenangan Revolusi Islam, setelah itu mengatakan, “Revolusi rakyat Iran bukan hanya telah menyebabkan kekalahan sebuah sistem yang buruk dan bergantung kepada asing, melainkan juga merupakan sebuah pukulan yang sangat telak kepada Amerika dan arogansi, dan merupakan ancaman kekaisaran dari sistem dominasi dan arogansi Barat dan Timur. Menyadari kedalaman ancaman inilah yang kemudian membuat mereka memaksakan perang pada bangsa Iran dengan mendorong dan menghasut Saddam.”

Beliau menyebutkan bahwa tujuan dari perang yang dipaksakan adalah untuk mencegah transmisi pesan dan informasi-informasi baru bangsa Iran ke negara lain, dimana termasuk di dalamnya adalah pesan untuk tidak takut kepada Amerika dan untuk berdiri kokoh melawan penindasan dan diskriminasi global, setelah itu beliau menambahkan, “Munculnya sistem politik yang mandiri dan menginspirasi, terutama di negara yang dianggap menjadi harapan dan tempat bergantungnya keserakahan Amerika merupakan hal yang sama sekali tidak bisa diterima oleh Amerika dan para penguasa arogan, oleh karena itu setelah terjadinya gerakan-gerakan yang bisa digagalkan seperti kudeta, serangan Tabas, dan hasutan-hasutan etnis, mereka akhirnya memberlakukan perang dengan skala penuh terhadap bangsa Iran.

Panglima Tertinggi Iran menambahkan, “Tentu saja, serangan umum ini tidak diprediksi sebelumnya oleh kaum revolusioner, akan tetapi unsur-unsur angkatan bersenjata yang telah berpengalaman, demikian juga tokoh-tokoh terkemuka dan independen di dunia, menganggap bahwa peristiwa tersebut bukanlah hal yang tak terduga.”

Dalam kesempatan ini Pemimpin Revolusi mengisyarahkan kata-kata mendiang Presiden Guinea, Ahmed Skotore dalam pertemuan pribadinya, dengan berkata, “Tuan Skotore percaya bahwa terjadinya perang yang dipaksakan tidak dapat dihindari, karena ketika imperialisme tidak dapat melemahkan atau menghadang revolusi, maka yang terjadi selanjutnya pasti mengarah pada perang yang sangat berat.”

Imam Ali Khamenei juga mengkritik perkataan mereka yang secara tidak bertanggung jawab menganggap Iran adalah pihak yang bertanggung jawab atas perang yang dipaksakan dengan perkataan bahwa Pertahanan Suci akan diakhiri setelah pembebasan Khorramshahr. Imam Ali Khamenei mengatakan, “Peristiwa yang terjadi di akhir perang, yaitu serangan Saddam yang terus merangsek maju setelah Iran menerima Resolusi 598, dan setelah itu, serangan Mursad, menunjukkan bahwa jika pertahanan berakhir pada saat pembebasan Khuramsyahr, maka sudah pasti Saddam akan maju lagi, terutama karena banyak bagian dari Iran yang saat itu masih berada di bawah pendudukan agresor.”

Beliau mengatakan bahwa tujuan utama imperialis kerajaan menciptakan perang yang dipaksakan terhadap Iran adalah: pemecahan Iran, memisahkan Khuzestan yang menjadi bagian penting dari negara ini, membuat bangsa Iran bertekuk lutut, menggulingkan Republik Islam dan mengambil alih nasib bangsa Iran. Beliau mengatakan bahwa fakta-fakta yang jelas ini tidak boleh dilupakan.

Imam Ali Khamenei menganggap bahwa pengubahan dan transformasi perang 8 tahun dari ancaman besar menjadi peluang besar merupakan kebenaran kedua dari Pertahanan Suci. Beliau berkata, "Gelora revolusi, kepemimpinan tegas Imam Khomeini dan karakteristik luar biasa dan historis yang dimiliki oleh bangsa Iran" merupakan tiga elemen dan faktor penting yang membentuk hakikat teramat menakjubkan ini, dimana hal tersebut harus dijelaskan dengan baik, terutama karena peluang dan kesempatan yang diciptakan dari ancaman perang yang mengerikan ini masih belum diketahui oleh kebanyakan.”

Panglima Tertinggi mengatakan bahwa salah satu tujuan para ekstrimis global saat memicu perang yang dipaksakan adalah memberikan pelajaran kepada negara-negara lain, beliau menambahkan, “Mereka ingin sepenuhnya menutup pintu perlawanan dengan cara menekan bangsa Iran, akan tetapi bertentangan dengan apa yang mereka pikirkan ternyata negara ini mampu mengangkat dirinya sendiri, menciptakan begitu banyak peluang dan berhasil menggagalkan seluruh tujuan para arogan.”

Salah satu pencapaian dari Pertahanan Suci adalah pertahanan rakyat, khususnya rakyat Khuzestan dan masyarakat berbahasa Arab, serta ketidakpedulian mereka terhadap godaan musuh untuk memecah-belah negara. Beliau mengatakan, “Pertahanan Suci seperti halnya struktur dan pondasi keyakinan agama dan pengorbanan terbaik bangsa Iran.”

Sembari menyinggung pengorbanan dan keyakinan agama yang terjadi selama masa Pertahanan suci, terutama meninggalnya keluarga para pejuang dan syuhada, Imam Ali Khamenei menambahkan, “Selama periode Pertahanan Suci, seluruh negeri berubah menjadi front pertahanan yang sangat kuat, kota dan desa, masjid dan institusi, hauzah dan universitas, semua melakukan pengkhidmatan dan layanan kepada pertahanan dan revolusi.”

Beliau mengatakan persatuan dan kesatuan bangsa merupakan salah satu pencapaian lain dari periode Pertahanan Suci, berkata, “Pada tahun-tahun awal revolusi, perbedaan politik yang terjadi di tingkat atas pemerintahan dan tindakan memecah belah yang dilakukan oleh sekelompok, telah menyebabkan masyarakat terpecah belah, namun Pertahanan Suci mampu menyatukan semua anggota masyarakat.”

Pemimpin Revolusi Islam menganggap pencapaian lain dari Pertahanan Suci yang menjadi dasar untuk mengubah ancaman menjadi peluang adalah masalah otoritas militer negara, beliau mengatakan, “Pada awal perang yang dipaksakan, dari sudut pandang militer, situasi negara berada dalam kondisi yang tidak baik, akan tetapi Pertahanan Suci, di satu sisi, menjadi ujian bagi kesetiaan tentara terhadap Republik Islam dan di sisi lain, menjadi basis untuk kebangkitan pasukan militer sebagai sebuah hakikat dan kebenaran yang terang.”

Selain menekankan bahwa otoritas angkatan bersenjata membuat mereka populer di mata masyarakat dan menciptakan rasa aman bagi negara, Panglima Tertinggi juga menambahkan, “Tentu saja hal ini harus dipertimbangkan oleh para komandan tentara dan pasukan angkatan bersenjata yang terhormat, bahwa popularitas dan otoritas ini akan bertahan hingga kemajuan angkatan bersenjata terus berlanjut dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya dan tidak berhenti atau mundur, karena setiap stagnasi di hadapan gerakan maju yang dilakukan oleh musuh akan bermakna kemunduran, oleh karenanya, para petinggi militer dan otoritas negara harus menganggap bahwa dukungan terhadap angkatan bersenjata merupakan salah satu tugas dan kewajiban mereka.”

Beliau menekankan, "Berkat rahmat Allah swt, hari ini negara telah berada dalam tahap pencegahan dan antisipasi terkait masalah pertahanan, tidak ada kekhawatiran tentang ancaman eksternal, dan para musuh mengetahui hal ini dengan sangat baik."

Pemimpin Revolusi Islam lebih lanjut menunjukkan sebuah poin penting dan berkata, “Kadang-kadang terkait dengan Pertahanan Suci terdapat ibarat-ibarat seperti penggunaan gelombang manusia, padahal fokus dari semua gerakan, tindakan dan operasi yang dilakukan selama 8 tahun perang adalah kebijakan dan rasionalitas, metode dan pendekatan inovatif dalam berbagai operasi dapat diajarkan di universitas-universitas militer.”

Imam Ali Khamenei menyebutkan, di antara pencapaian Pertahanan Suci yang bisa disampaikan adalah terbuktinya sebuah prinsip penting bagi bangsa Iran, kemudian beliau menekankan, “Selama era Pertahanan Suci, terbukti bahwa perlindungan negara dan pencegahan terhadap ancaman musuh hanya dapat dilakukan melalui perlawanan, bukan menyerah.”

Beliau menambahkan, “Pada awal perang, sebagian sepakat untuk menyerah kemudian mengangkat masalah ini secara tidak langsung, akan tetapi Imam Khomeini berdiri teguh tak tergoyahkan, dan pada akhirnya terbukti bagi bangsa Iran bahwa kemenangan, kemajuan, dan perlindungan negara hanya dapat dicapai dengan perlawanan, bukan dengan menyerah.”

Sembari menyinggung masalah penggunaan prinsip perlawanan dalam berbagai persoalan politik, ekonomi dan budaya, Pemimpin Revolusi Islam juga menyampaikan, “Perlawanan cerdas ini menyebabkan pertama: munculnya kepercayaan internal dan kepercayaan diri pada para aktivis politik dan budaya, kedua: mengajarkan kepada musuh supaya selalu mempertimbangkan kekuatan internal Iran dalam perhitungan yang mereka lakukan. Dengan semangat inilah kita mampu mengalahkan musuh dalam banyak hal, seperti tekanan maksimum, rencana Timur Tengah baru, atau menyerang perbatasan udara dan laut, termasuk menembak jatuh pesawat musuh agresor atau merebut kapal mereka yang melakukan kesalahan.”

Beliau berulang kali menekankan perlunya narasi dan penyampaian yang benar, kemudian berkata, “Sejauh ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bidang ini sangatlah bagus, akan tetapi semuanya adalah infrastruktur, output dari kegiatan-kegiatan ini harus bisa disaksikan.”

Pemimpin Revolusi Islam juga menegaskan, “Anda baru bisa merasa puas dengan hasil kerja Anda dalam menceritakan Pertahanan Suci, ketika siswa sekolah menengah dan para mahasiswa melihat pokok permasalahan Pertahanan Suci dengan mata dan pandangan yang sama seperti Anda melihanya.”

Sembari menekankan bahwa jika hal penting seperti ini terjadi di berbagai sektor masa depan, beliau mengatakan, “Kehadiran para pemuda yang turun ke medan laga untuk mempertahankan bangsa dan negara, dan sebagian dari mereka menjadi syahid, merupakan dampak nyata dari narasi yang benar tentang Pertahanan Suci, karena para pemuda ini tidak menyaksikan peristiwa Pertahanan Suci tersebut.”

Selain mengisyarahkan pada upaya musuh untuk menyangkal puncak Pertahanan Suci dan malah membesar-besarkan beberapa asumsi kelemahan, Panglima Tertinggi mengatakan, “Mereka berupaya sekuat mungkin untuk menunjukkan kemewahan palsu kepada para pemuda dengan menyajikan aktivitas-aktivitas budaya, propaganda dan sosial media dan menyembunyikan kepahitan dan kegelapan diri mereka sendiri, dan pada sisi lain, dengan menyembunyikan kekuatan dan prestasi-prestasi yang diperoleh dari Pertahanan Suci, mereka berusaha untuk menciptakan ketakutan rakyat akan kekuasaan dan kesombongan lahiriah para arogan, yang akibatnya adalah ketakutan terhadap musuh di sektor politik dan merasa rendah diri di depan musuh di sektor budaya.”

Beliau mengatakan pentingnya memberikan tanggapan dan jawaban atas narasi palsu dan menyimpang dari Pertahanan Suci dan prinsip Revolusi Islam, berkata, “Saat ini Amerika dan Zionis tengah sibuk menulis buku dan memproduksi film yang berkaitan dengan masalah ini, dan mereka harus dihadapi dengan melakukan tindakan serupa yang tepat dengan memanfaatkan para intelektual dan seniman yang ahli di bidangnya.”

Dalam pertemuan ini, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata selain menyampaikan penyelenggaraan “Peringatan Nasional Ketiga dalam Rangka Menghormati Satu Juta Veteran Pertahanan dan Perlawanan Suci", juga menyampaikan sebuah laporan tentang program dan kegiatan yang dilakukan dalam melestarikan dan memajukan budaya dan nilai-nilai Pertahanan Suci.

Di awal acara yang dibarengi dengan komunikasi video dengan pusat-pusat di 31 provinsi, Bapak Sadegh Ahangaran menyampaikan kidung duka selama beberapa menit. [EZ]

 

 

700 /