Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Revolusi dalam Pertemuan dengan Sejumlah Pengidung dan Penyair Ahlulbait as:

Karena Salah Perhitungan, Musuh Gagal dalam Rencana Komprehensif Mereka

Pada pertemuan (Kamis, 12/1) dengan sejumlah Pengidung dan Penyair Ahlulbait as dalam rangka memperingati Kelahiran Sayyidah Fatimah az-Zahra sa, Pemimpin Revolusi Islam menganggap kidung dan syair sebagai sebuah seni gabungan untuk menyampaikan pengetahuan dan perasaan, sebuah hal yang mampu memainkan peran penting dalam pertempuran sensitif negara, dan beliau menyebut bahwa alasan dari kegagalan rencana musuh yang telah dirancang secara komprehensif dalam kasus-kasus yang terjadi belakangan ini merupakan imbas dari kesalahan mereka dalam mempertimbangkan reaksi rakyat, pemuda dan pejabat, beliau selanjutnya menekankan, “Cara untuk mencegah simpatisan dan memupus harapan mereka adalah dengan membuat Iran menjadi lebih kuat lagi.”

Dalam pertemuan ini, Imam Ali Khamenei menganggap bahwa cinta dan pengabdian Sayyidah Shadiqah Kubra sa dalam masalah pribadi dan sosial sangat efektif dan memberikan pengaruh yang besar, dalam mengungkapkan beberapa poin kepada para pengidung, beliau berkata, “Kidung merupakan warisan Syi'ah dan sebuah seni yang kompleks dimana di dalamnya mampu menggabungkan vokal yang merdu, puisi yang indah, nada yang harmonis dan kandungan yang mulia, dan sebagaimana teks agama berharga lainnya, kidung pun harus indah dalam semua elemennya.”

Sembari menunjuk pada pentingnya nada yang tepat dalam menyampaikan konsep dan pemahaman, beliau juga mengatakan, “Sebagian nada dan lagu yang cocok dengan lagu-lagu maksiat tidak akan cocok untuk kidung dan tidak seharusnya kidung bercampur dengan hal seperti ini.”

Imam Ali Khamenei mengatakan bahwa salah satu misi dan tanggungjawab yang diemban oleh seorang pengidung di antaranya adalah meningkatkan dan mengembangkan intelektual masyarakat, beliau menambahkan, “Dalam sebuah kidung selain terdapat makrifat dan pengetahuan, juga memiliki kemampuan untuk membangkitkan emosi dan perasaan. Tentu saja, perasaan yang tidak dibarengi dengan penalaran tidak akan berguna, sementara ciri epistemologi yang tak tergantikan dalam teks-teks Syiah adalah selain memperdalam perasaan, ia juga mampu meningkatkan kedalaman kognitif audiens.”

Sembari menyinggung tentang peran luar biasa yang dimainkan oleh para pengidung di kancah pertempuran negara yang sangat sensitif, termasuk mendorong para pemuda untuk hadir di garis depan dan berkorban untuk negara dalam Pertahanan Suci dan juga dalam berbagai kasus seperti Fitnah 88 dan 9 Dey, beliau menekankan, “Sebagai seorang pengidung, Anda harus mengetahui dimana posisi berdiri yang tepat, dan dengan peran dan fenomena kidung yang tak bisa diingkari dalam pelayanan revolusi berarti Anda telah menciptakan perubahan modern negara dan perluasan atmosfer "perjuangan melawan tiran, thaghut, kesombongan dan korupsi".

Pemimpin Revolusi menganggap pembangunan budaya sebagai karya penting lainnya dari seorang pengidung, kemudian berkata: "Keteguhan melawan musuh atau melakukan penyerangan di hadapannya", "Kemajuan ilmiah", "Keluarga dan regenerasi", "Wawasan dan memberi harapan" dan "Berdiri melawan taktik musuh dalam memupus harapan dari pikiran para pemuda" merupakan konsep-konsep yang membutuhkan kulturisasi, bimbingan intelektual dan praktis dari audiens.

Sembari menyebutkan syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan peran-peran ini, beliau mengatakan bahwa syarat pertama adalah keinginan untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat dan menghindari uang, ketenaran, serta status sosial dalam pekerjaan pengidung, kemudian menambahkan, “Syarat lain untuk bisa memainkan peran seorang pengidung yang lebih baik adalah menambah ilmu dan pengetahuan, oleh karena itu, perkuatlah landasan ilmu kalian dengan mempelajari kitab-kitab etika, hadits, tafsir dan karya-karya orang-orang hebat seperti Syahid Muthahhari.”

Imam Ali Khamenei mengatakan bahwa selalu up date dengan peristiwa-peristiwa penting dunia juga menjadi syarat lain yang efektif bagi para pengidung, kemudian berkata, “Saat ini dunia tengah mengalami perubahan mendasar secara bertahap, dan kita sedang menghadapi atau berada dalam titik balik sejarah yang penting, dimana Anda harus menyadari terjadinya perubahan penting dunia dan negara ini dengan menganalisa dan mengkajinya.”

Pemimpin Revolusi Islam kemudian menjelaskan tentang rencana dan perhitungan musuh dalam kejadian-kejadian baru-baru ini dan berkata, “Dalam kasus-kasus ini, musuh telah melakukan rencana-rencana secara komprhensif namun perhitungan mereka salah.”

Beliau juga menekankan bahwa musuh menggunakan semua faktor yang diperlukan untuk mengacaukan dan menghancurkan suatu negara, saat menyebutkan faktor-faktornya beliau mengatakan, “ Ada faktor ekonomi karena keadaan ekonomi negara pada masa sebelumnya dan sekarang berada dalam situasi yang tidak baik, sehingga masalah mata pencaharian rakyat menjadi alat yang bisa disalahgunakan.”

Pemimpin Revolusi Islam menambahkan, “Demikian juga, faktor keamanan, penyusupan tim mata-mata, hebohnya Iranophobia di dunia dengan berbagai metode dan propaganda, mengikut sertakan elemen internal bersama mereka, menghasut motivasi etnis, agama, politik dan pribadi, dan propaganda yang meluas, adalah di antara faktor-faktor lainnya yang telah mereka aktifkan sejak beberapa bulan yang lalu.”

Imam Ali Khamenei mencatat, “Sebagai seorang pengamat, saya mengatakan dalam hati bahwa apa yang dilakukan oleh musuh ini merupakan "kerja yang bagus" karena mereka telah menyediakan segalanya pada tempat dan dalam ukuran yang telah diperhitungkan, akan tetapi kendati rencana ini efektif dilakukan di negara lain, namun ternyata di sini mereka tidak berhasil, karena perhitungan mereka salah.”

Saat menyampaikan tentang kesalahan-kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh musuh, beliau mengatakan, “Mereka menyangka bangsa Iran akan mendukung rencana subversi dan separatisme karena masalah ekonomi. Mereka mengira bisa membuat pejabat negara menjadi pasif dan keluar dari lapangan dengan menggunakan kata-kata kotor dan hinaan. Mereka juga berpikir mampu memicu perbedaan di antara para pejabat tinggi negara dengan godaan dan keributan, dan mereka juga mengira dapat mempengaruhi kehendak Republik Islam dengan dolar-dolar minyak dari beberapa negara tentara bayaran Amerika Serikat. Mereka mengira akan bisa memupuskan harapan para pemuda Iran dengan mendorong beberapa elemen yang rela menjual diri untuk mencari perlindungan di negara lain dan menyebarkan lumpur melawan Iran, padahal sejatinya mereka ini tengah melakukan kesalahan dan tidak ada yang seorangpun yang mempedulikan mereka.”

Pemimpin Revolusi Islam menegaskan, “Mereka telah berupaya semaksimal mungkin selama empat puluh tahun untuk menentang Republik Islam, akan tetapi karena perhitungan mereka salah, sampai saat inipun mereka tetap tidak berhasil, bahkan di masa mendatangpun mereka akan tetap menemui kegagalan.”

Imam Ali Khamenei menekankan bahwa kesalahan perhitungan musuh tidak boleh menyebabkan kita lalai, kemudian mengatakan, “Kita juga harus berhati-hati, jangan sampai kita lalai dan sombong lalu mengatakan bahwa kasusnya sudah selesai. Kita harus tetap berada di lapangan dan mengetahui bahwa faktor yang menyelamatkan bangsa adalah harapan dan kebersatuan nasional.”

Pemimpin Revolusi Islam mengingatkan, “Ada perbedaan selera dan pendapat di negara ini, akan tetapi terkait masalah Islam, sistem dan revolusi, masyarakat memiliki kesatuan pendapat. Oleh karena itu jangan sampai persatuan ini menjadi hilang dan berubah menjadi perpecahan antar suku dan agama, dan menjadi hasutan perasaan satu kelompok terhadap kelompok lain.”

Beliau menegaskan bahwa siapa saja yang merusak persatuan bangsa berarti ia telah bekerja untuk musuh di lapangan dan dalam rencananya, beliau berkata, “Setiap orang, termasuk unsur mimbar, pengidung, akademisi, penulis dan penyair, harus memperhatikan masalah ini dan tidak meremehkan musuh.”

Imam Ali Khamenei menganggap bahwa menjadi kuat merupakan faktor utama dalam mendemoralisasi musuh dan menambahkan, “Ketika kita telah menjadi begitu kuat sehingga musuh menjadi frustrasi, maka kita dapat mencapai ketenangan pikiran, dan inilah alasannya sehingga saya berulang kali menekankan tentang penguatan Iran.”

Beliau mengagumi perpaduan lagu kebangsaan dengan kidung untuk menyampaikan konsep-konsep penting, kemudian mengatakan, “Aspirasi revolusi di luar perbatasan negara dari hari ke hari terlihat semakin nyata, contohnya adalah penyebaran lagu “Salam Farmonde” di negara-negara lain dan pementasannya dalam berbagai bahasa, bahkan juga dilakukan dalam bahasa Persia, dimana ini merupakan faktor-faktor yang dapat membantu otoritas negara.”

Di awal pertemuan ini, delapan pengidung dan penyair membacakan puisi dan kidungan mereka terkait dengan kemuliaan Sayidah Fatimah az-Zahra sa. [EZ]

700 /