Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pertemuan Imam Ali Khamenei dengan Pejabat Kementerian Luar Negeri dan Para Duta Besar RII

Hindari Diplomasi Dengan Mengemis, Berinteraksi Secara Bijak dan Tetap Fleksibel

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam pagi ini (Sabtu, 20 Mei) dalam pertemuan dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri dan para duta besar Republik Islam Iran, menyampaikan bahwa kriteria dan indikator kebijakan luar negeri yang berhasil terdapat pada tiga kata kunci dasar dalam diplomasi negara: "kehormatan" yang berarti negasi dan menghindari diplomasi pengemis, "kebijaksanaan" dengan makna interaksi dan kegiatan yang bijaksana dan sudah diperhitungkan dengan baik, dan "kepentingan" dalam arti fleksibel untuk melewati rintangan yang sulit dan melanjutkan jalan, dan beliau menyeru kepada para pejabat diplomasi negara untuk terus memantau perkembangan bertahap dan peristiwa berpengaruh dalam tatanan internasional guna mendapatkan posisi Iran tercinta yang layak dalam tatanan yang beliau sebut sebagai masa depan dunia.

Imam Ali Khamenei menganggap kebijakan luar negeri yang baik dan sistem diplomatik yang efisien menjadi pilar fundamental untuk keberhasilan administrasi negara, beliau sembari menyatakan enam aturan wajib dalam kebijakan luar negeri, beliau mengatakan, “Memberikan perhatian pada indikator-indikator ini merupakan tanda kebijakan luar negeri yang sukses, dan jika aturan ini tidak dipatuhi, baik dalam teori politik asing atau dalam fungsi dan pengoperasian diplomasi, maka kita akan menghadapi masalah.”

Kemampuan untuk menjelaskan pendekatan negara dalam berbagai masalah secara meyakinkan dan logis, merupakan aturan pertama dari kebijakan luar negeri yang sukses yang dinyatakan oleh pemimpin Revolusi Islam.

“Kehadiran yang efektif dan memberikan arah dalam berbagai fenomena, peristiwa dan arus politik-ekonomi dunia", "Memperbaiki dan mengurangi kebijakan dan keputusan yang mengancam Iran", "Melemahkan pusat-pusat berbahaya", "Memperkuat pemerintah, kelompok-kelompok yang bersatu dan membersamai Iran dan memperluas pendalaman strategi negara" dan "kemampuan untuk mengenali lapisan tersembunyi dalam keputusan dan tindakan regional dan global", adalah lima prinsip lain yang beliau ungkapkan dalam menggambarkan kebijakan luar negeri yang sukses dan terhormat.

Imam Ali Khamenei juga menguraikan arti dari tiga kata kunci "kehormatan, kebijaksanaan dan kemanfaatan" dalam kategori kebijakan luar negeri, beliau mengatakan, "kehormatan", bermakna negasi dari "diplomasi pengemis, baik dalam kata-kata maupun kandungannya" dan berusaha untuk tidak memperhatikan kata-kata dan keputusan dari para pejabat negara lain

Beliau mengatakan bahwa tidak mengandalkan prinsip-prinsip dalam kebijakan luar negeri bertentangan dengan kehormatan dan menyebabkan keragu-raguan, setelah itu beliau menambahkan, "Pada semua masalah global, kita harus bertindak secara terhormat dan mengandalkan prinsip-prinsip dalam kata-kata dan tindakan kita saat menghadapi tindakan orang lain."

Pemimpin Revolusi menyampaikan arti sebenarnya dari "kebijaksanaan" adalah perilaku dan ucapan yang "bijak, dipikirkan dan diperhitungkan dengan baik" dan berkata, “Setiap langkah dalam kebijakan luar negeri harus rasional dan dipikirkan dengan matang, karena keputusan dan tindakan yang terburu-buru dan tidak dapat dipertanggungjawabkan bisa merugikan negara pada waktu-waktu tertentu.”

Beliau mencantumkan kurangnya kepercayaan pada pihak lain juga merupakan konsep lain dari "kebijaksanaan", berkata, “Tentu saja, setiap kata dalam dunia politik tidak boleh dianggap bohong; karena ada juga kata-kata yang jujur ​​dan dapat diterima, hanya saja tidak semua kata harus dipercaya.”

"Manfaat" dengan makna memiliki fleksibilitas dalam hal-hal yang diperlukan untuk melewati rintangan yang keras dan berbatu dan melanjutkan jalan, adalah kata kunci penting lainnya yang dijelaskan oleh Pemimpin Revolusi.

Beliau berkata, “Menjaga prinsip tidak bertentangan dengan kemanfaatan dalam pengertian yang telah disebutkan. Tentu saja, beberapa tahun yang lalu, ketika konsep "kelembutan heroik" diusulkan, asing dan sebagian pihak internal salah paham dan keliru menyimpulkan; karena sejatinya kemanfaatan itu berarti menemukan cara untuk mengatasi rintangan yang sulit dan melanjutkan jalan untuk mencapai tujuan.

Imam Ali Khamenei dalam kelanjutan pidatonya pada pertemuan pejabat Kementerian Luar Negeri dan duta besar negara Iran, menyebut inisiatif personal yang "baik, tepat waktu dan diperhitungkan dengan baik" merupakan hal yang penting dan perlu, terutama dalam interaksi para duta besar.

Masalah “kualitas dan kuantitas SDM di Kementerian Luar Negeri dan perekrutan unsur-unsur yang berdaya-guna dan handal” adalah hal lain yang ditegaskan oleh Panglima Revolusi, beliau mengatakan, “Kementerian Luar Negeri harus merekrut kekuatan-kekuatan yang terlibat secara mendalam dalam fondasi intelektual dan mereka harus percaya pada politik revolusi dan Republik Islam, dan dengan motivasi yang cukup dan kemauan yang kuat, mobilitas dan aktivitas, mereka harus berdiri tegak tak tergoyahkan di depan badai intelektual dan propaganda asing.”

Imam Ali Khamenei menyatakan kepuasannya terhadap rencana Kementerian Luar Negeri untuk menarik pasukan muda dan menekankan, “Menjaga motivasi, keyakinan, dan kemauan pasukan merupakan tugas dan tanggungjawab yang sangat penting bagi Kementerian Luar Negeri.”

Menyimpulkan bagian pidatonya ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi menyebut para perwakilan Iran di luar negeri sebagai perwakilan rakyat dan perilaku mereka mencerminkan identitas dan sifat bangsa Iran, dalam kaitannya dengan hal ini, beliau berkata, “Diplomat Iran harus menjadi simbol iman, cinta, semangat, dan tekad untuk Iran tercinta, mereka harus dinamis dan aktif, ucapan serta perilaku mereka juga harus menghormati rakyat Iran.”

Di bagian lain dari pidatonya, Imam Ali Khamenei mengyinggung masalah perbatasan panjang Iran dengan banyak negara yang terkadang sangat penting dan berpengaruh, beliau menyebut kebijakan pemerintah saat ini dalam hal hubungan dengan negara tetangga sangat penting dan benar. Beliau juga menambahkan, “Saat ini tangan asing tengah aktif menciptakan masalah antara Iran dan negara-negara tetangga, tentu saja kita tidak boleh lengah dan membiarkan kebijakan mereka ini menjadi kenyataan.”

Beliau menganggap kebijakan komunikasi dengan negara-negara Islam, meskipun jauh, tetaplah penting, demikian juga halnya kebijakan komunikasi dengan negara-negara yang searah”, kemudian beliau menambahkan, “Saat ini, kerjasama dan kesearahan beberapa negara besar dan penting di dunia dengan Republik Islam Iran dalam beberapa arus dan garis dasar politik internasional menunjukkan fenomena yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, kita harus menghargai kesempatan ini dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tersebut.”

Menunjuk pada isu pertemuan para duta besar tentang transformasi tatanan dunia saat ini dan seringnya pengulangan isu ini dalam sastra dunia, Pemimpin Tertinggi Revolusi mengatakan, “Transformasi tatanan dunia adalah proses jangka panjang dan penuh gejolak yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa tak terduga yang mungkin terjadi, tentunya negara yang berbeda memiliki pendapat dan pendekatan yang beragam dan berbeda.”

 

Beliau menganggap perlu untuk menempatkan Iran dengan benar dalam tatanan baru dengan memantau dan mengevaluasi perkembangan global dan mengetahui sisi yang tepat di belakang layar suatu peristiw, kemudian beliau berkata, “Berdasarkan pemantauan dan evaluasi ini, harus disimpukan saran praktis dimana di bidang ini para duta besar dan kepala delegasi, khususnya di Negara-negara yang terkena dampak memainkan peran yang sangat penting.”

Pada akhir pidatonya, Imam Ali Khamenei sekali lagi menekankan pentingnya kebijakan luar negeri dan peran pentingnya dalam administrasi dan perbaikan negara, dan menambahkan, “Dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan budaya dalam analisis keadaan negara saat ini, faktor politik luar negeri sering diabaikan dalam pembahasan, padahal politik luar negeri yang baik dan berhasil pasti akan memperbaiki keadaan negara, dan sebaliknya gangguan dan masalah yang terjadi pada politik luar negeri pasti akan menimbulkan masalah pada keadaan umum negara, dan itu sudah banyak contohnya.”

Di awal pertemuan ini, Menteri Luar Negeri menyampaikan laporan tentang tindakan, rencana dan prioritas aparat politik luar negeri di pemerintahan ke-13 untuk melakukan transformasi.

Pada kesempatan ini Amir Abdollahian menyampaikan tentang strategi-strategi terpenting dari Kementrian Luar Negeri Pemerintahan Ke 13, diantaranya: menarik diri dari kebijakan sepihak JCPOA dengan tujuan menciptakan keseimbangan dalam kebijakan luar negeri, memberikan prioritas pada diplomasi ekonomi, berfokus pada pengembangan ekspor non-minyak dan kapasitas transit yang istimewa di dalam negeri, khususnya di Asia dengan prioritas untuk tetangga dan negara-negara Islam, mendukung sumbu-sumbu Perlawanan, partisipasi aktif dalam aliansi regional yang bermanfaat seperti Uni Ekonomi Eurasia, Shanghai dan BRICS dan kemajuan simultan dari strategi "menetralkan sanksi" dan negosiasi untuk "menghapus sanksi"

Mengacu pada 11 perjalanan luar negeri Presiden dan 14 perjalanan kepala negara lain ke Iran dalam 20 bulan terakhir, Menlu juga menyebutkan penandatanganan nota kesepahaman yang komprehensif dan berjangka panjang dengan negara-negara seperti China, Rusia dan Turki di antara langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan interaksi Republik Islam Iran dan meningkatkan pertukaran perdagangan negara.

Menyinggung keberadaan lebih dari 5 juta warga Iran di luar negeri, Amir Abdollahian menganggap perhatian khusus pemerintah ke-13 untuk memberikan layanan kepada rekan senegaranya ini sebagai langkah lain yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri.[EZ]

 

700 /