Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pertemuan Imam Ali Khamenei dengan Masyarakat Sistan, Baluchistan dan Khurasan Selatan

Masyarakat dan Pihak Berwenang Harus Waspada

Pemimpin Revolusi Islam dalam Pertemuan dengan Ribuan Masyarakat Sistan dan Baluchistan serta Khorasan Selatan:

Masyarakat dan Pihak Berwenang Harus Waspada

Imam Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, pagi ini (Senin, 11/9) dalam pertemuan yang begitu antusias dengan ribuan masyarakat di provinsi Sistan dan Baluchistan dan Khurasan Selatan, sembari mengapresiasi persahabatan yang telah terjalin begitu lama dan berkelanjutan antara masyarakat beriman dan para ulama Syiah dan Ahlu Sunnah di wilayah ini, beliau juga menganggap bahwa perhatian dan kewaspadaan bangsa dan para pejabat negara terutama di tengah perkembangan global saat ini yang begitu besar, sebagai hal yang mutlak diperlukan, dan sembari mengisyarahkan pada rencana musuh untuk memprovokasi titik-titik penyebab krisis di Iran, ia berkata, “Menghancurkan persatuan nasional dan melemahkan keamanan nasional adalah dua tujuan mereka yang mendasar dan sangat serius, akan tetapi kami juga sangat serius dalam menghadapi musuh. Kami serius dan yakin bahwa musuh-musuh Iran tercinta tidak dapat melakukan kesalahan apa pun, asalkan bangsa dan pejabatnya waspada dan berhati-hati.”

Dalam perbincangan utamanya di pertemuan ini, Imam Ali Khamenei membahas perlunya kepedulian penuh dan berlipat ganda terhadap negara dan pejabat negara, terutama karena saat ini tengah berada di era perkembangan besar global.

Beliau menyebut bahwa kolonialisme pemerintahan Inggris pada abad ke-18 atas wilayah-wilayah penting di kawasan Asia, termasuk anak benua India, dan kekuasaan Barat atas sebagian besar wilayah Asia Barat setelah Perang Dunia Pertama sebagai akibat dari pengabaian dan kelalaian bangsa-bangsa dan pemerintah yang ada wilayah tersebut, beliau menambahkanm “Setelah itu, bangsa-bangsa yang berada di wilayah-wilayah tersebut mengalami berbagai penderitaan untuk bisa terbebas dari dominasi predator penjajah.”

Imam Ali Khamenei menganggap dunia saat ini tengah berada di ambang transformasi dan dari beberapa sudut pandang sedang mengalami perubahan, dan beliau menganggap melemahnya kekuatan kolonial, bangkitnya kekuatan baru di regional dan global sebagai dua karakteristik dari transformasi besar ini.

Sembari mengutip perkataan dari beberapa sumber Barat, beliau mengatakan bahwa saat ini indikator kekuatan Amerika, termasuk di bidang ekonomi, sedang mengalami penurunan, kemudian beliau mengatakan, “Saat ini pun kekuatan Amerika untuk mengubah pemerintahan juga telah menurun secara nyata.”

Dalam konteks yang sama, Pemimpin Tertinggi Revolusi mengatakan, “Dulu, Amerika mampu mengorganisir kudeta tanggal 28 Murdad dengan mengirimkan agennya yang membawa sekoper uang ke Iran, namun saat ini, di negara mana pun, kekuatan seperti ini tidak bisa lagi ditunjukkan, dan karena alasan ini, mereka terpaksa melakukan perang gabungan yang memakan banyak biaya, namun di lintasan inipun terjadi kegagalan.”

Beliau menyebut kegagalan Amerika di Suriah dan pelarian yang memalukan dari Afghanistan sebagai dua contoh nyata dari kemunduran kekuatan Amerika dan mengatakan, “Kelompok arogan lainnya juga mengalami prosedur yang sama, karena saat ini di berbagai negara Afrika terjadi perlawanan terhadap Perancis sebagai penjajah lama di benua ini, dan pemberontakan ini juga mendapat dukungan dari masyarakat luas., “Tentu saja ketika kita mengatakan bahwa musuh semakin lemah, tidak berarti bahwa mereka tidak lagi mempunyai kekuatan untuk mendesain dan membuat rencana dan penyerangan. Oleh karena itulah sehingga kita, masyarakat dan pejabat harus selalu dalam kondisi yang waspada dan berhati-hati.”

Imam Ali Khamenei menganggap bahwa rencana yang dibuat oleh Amerika bukan hanya untuk Iran saja, melainkan, “Amerika saat ini mempunyai rencana di kawasan ini untuk Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, Afghanistan dan bahkan untuk negara-negara Teluk Persia, yang merupakan teman lama dan teman tradisionalnya.”

Dalam menjelaskan peta AS, ia berkata, “Informasi dari intelijen kami menunjukkan bahwa pemerintah AS saat ini telah menciptakan serangkaian krisis di berbagai negara, termasuk Iran, yang misinya adalah untuk menemukan dan memprovokasi poin-poin yang menurut mereka dapat menyebabkan krisis.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi mengatakan, “Menurut mereka, perbedaan etnis dan agama serta isu gender dan perempuan merupakan persoalan-persoalan yang bisa menjadi pemicu krisis di Iran, dimana mereka menyangka dengan memprovokasi hal-hal semacam ini mereka bisa melemahkan negara kita yang tercinta ini, sungguh mereka seperti seekor unta yang melihat biji kapas dalam mimpi (sesuatu yang tidak mungkin terjadi)”

Mengacu pada pernyataan sebagian warga Amerika yang ingin menciptakan situasi di Iran seperti Suriah dan Yaman, beliau menambahkan, “Bisa dipastikan mereka tidak akan bisa melakukan hal seperti itu, asalkan kita berhati-hati, fokus, tidak memilih lintasan yang salah, dan tidak melakukan kesalahan dalam menentukan yang benar atas yang salah, mengenal metode dan cara-cara yang dipergunakan oleh musuh, jangan pernah mencoba untuk membantu musuh dengan perkataan, tindakan, dan gerakan apa pun, dan jangan pula tertidur atau lalai, karena anak kecil pun dapat memukul Anda ketika Anda sedang tidur, apalagi yang bersenjata. dan musuh yang siap melakukan segala sesuatu.”

Imam Ali Khamenei dengan menjelaskan tentang kriteria Alquran dalam membedakan jalan kebenaran dari kepalsuan, mengatakan, “Alquran mengatakan bahwa Nabi dan orang-orang yang bersamanya bertindak tegas terhadap orang-orang kafir. Oleh karena itu, jika mengikuti suatu jalan bisa membuat orang-orang kafir bahagia, berarti jalan itu bukanlah jalan yang seirama dan searah dengan Nabi. Akan tetapi jika lintasan dan langkah yang kita ambil telah memicu kekecewaan dan kemarahan parapenjajah dan penguasan anti agama Islam, maka yakinlah bahwa lintasan tersebut sebenarnya sama dengan lintasan yang dipilih oleh Rasulullah.”

Beliau mengimbau kepada semua kalangan untuk senantiasa waspada dan berhati-hati dalam seluruh ucapan dan perilaku, serta menghindari keselarasan dengan rencana musuh, setelah itu menekankan, “Kita harus selalu berhati-hati jangan sampai kata-kata yang kita ucapkan selarah dan memiliki harmoni dengan rencana musuh dan jangan sampai menjadi pelengkap berkas-berkas di mejanya, karena terkadang ucapan dan tindakan seseorang bisa menjadi penyempurna rencana musuh hanya karena kelalaian dan ketidakwaspadaannya, dan hal seperti ini sangat berbahaya.”

Pemimpin Revolusi Islam, sembari mengisyaratkan pada kegagalan yang dialami oleh musuh selama empat puluh tahun karena bangsa ini mengikuti pedoman yang ditanamkan oleh Imam Khomeini, menganggap bahwa isyarat dan arahan yang diberikan oleh Imam Khomeini merupakan hal yang sangat penting bagi kelanjutan keberhasilan pergerakan bangsa Iran, setelah itu beliau mengatakan, “Musuh memiliki dua poin mendasar yang ingin ditarget, yaitu "persatuan nasional" dan "keamanan nasional" Iran.”

Imam Ali Khamenei menyebut persatuan sebagai makna kebersamaan dengan berbagai bangsa dan agama serta mengesampingkan perbedaan politik, agama, etnis dan kelompok ketika berbicara tentang kepentingan nasional, kemudian beliau menambahkan, “Jangan biarkan musuh menghancurkan persatuan nasional.”

Imam Ali Khamenei juga menganggap bahwa siapapun yang mengancam dan membahayakan keamanan nasional berarti ia adalah musuh bangsa dan secara sadar atau tidak sadar telah bekerja untuk musuh.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menambahkan, “Alhamdulillah bangsa kita sudah sadar dan sudah bangun, saya sangat optimis dan memiliki harapan yang besar atas kebangkitan bangsa ini, tentunya rasa optimis yang bukan hanya sekedar slogan dan yel-yel belaka, melainkan karena pengalaman selama kurang lebih empat puluh tahun, dan keberadaan indikasi-indikasi yang luar biasa dan menjanjikan seperti kemampuan pemuda, kasih sayang masyarakat, kesetiaan, ketulusan dan partisipasi serta kehadiran masyarakat yang begitu baik termasuk di antaranya dalam Arba’in tahun ini.”

Pemimpin Revolusi juga menyerukan perlunya melanjutkan pergerakan bangsa di jalur kejayaan revolusi dengan memanfaatkan kekuatan, motivasi dan keyakinan yang sama, serta menekankan bahwa tanpa adanya dukungan dari rakyat, maka pejabat negara yang mana pun tidak akan mampu melakukan pekerjaan yang besar dan penting, beliau berkata, “Karena musuh sangat serius dalam permusuhan dan perencanaannya, maka kita juga harus sangat serius dalam menghadapi mereka.”

Di bagian akhir pidatonya, Imam Ali Khamenei mengisyarahkan tentang tingginya partisipasi dan kehadiran masyarakat dalam upacara Arbain dan dalam kesempatan ini beliau dengan tulus menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Irak atas sambutan dan keramahtamahan mereka yang begitu berharga kepada seluruh 22 juta jamaah Arbain, beliau juga berterima kasih kepada pemerintah Irak dan para pejabat serta pasukan polisi Irak. Dan khususnya kepada Hashd al-Shaabi yang memberikan keamanan pada acara besar ini, beliau menambahkan, “Kami juga menyampaikan rasa terima kasih kami secara tulus kepada pasukan polisi Iran yang telah memberikan pengkhidmatan terbaik dalam seluruh perjalanan maupun dalam melintasi perbatasan secara adil sepanjang siang malam, dan kita juga harus menghargai kekuatan tanpa pamrih dari generasi muda yang baik di berbagai sektor.”

Demikian juga di awal pidatonya Imam Ali Khamenei juga mengungkapkan keakrabannya selama 60 tahun dengan masyarakat Sistan dan Baluchistan serta wilayah selatan Khorasan, beliau mengatakan, “Perjuangan terbuka pertama yang saya lakukan dalam melawan rezim otoriter terjadi pada bulan Muharram 1342 H di Birjand, dimana di sana saya dipertemukan dengan kelompok ulama dan masyarakat yang penuh kasih, dan pada bulan Ramadhan di tahun yang sama, gerakan ini berlanjut di Zahedan dengan dukungan dari para ulama Syiah dan Sunni yang memiliki kewaspadaan penuh, disertai oleh masyarakat beriman di wilayah tersebut.”

Saat mengingat masa pengasingan di Iransyahr dan kenangan manis dan bermakna ketika berurusan dengan para ulama Sunni dan masyarakat Sistan dan Baluchistan yang ramah, beliau menambahkan, “Dalam semua insiden, wilayah-wilayah ini telah mempersembahkan begitu banyak para martir dan syuhada baik dari kalangan Syiah maupun Sunni yang begitu berharga, termasuk perang melawan para munafik dan teroris, pertahanan suci, membangun keamanan dan persatuan, dimana hal ini menjadikan wilayah ini memiliki identitas yang cemerlang dan bersinar.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi menyebut situasi Sistan dan Baluchistan saat ini tidak dapat dibandingkan dengan sebelum revolusi, kemudian menekankan, “Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, pihak berwenang tetap harus serius memperkuat dan memperluas layanan di wilayah ini, termasuk melakukan pembangunan jalur kereta api utara-selatan di provinsi ini dan memastikan hak masyarakat atas air adalah salah satu tugas yang sangat penting untuk dilaksanakan.”

Ia menambahkan, “Tentu saja, jika perjalanan ke Sistan dan Baluchistan pada awal tahun 80-an dilaksanakan dengan sempurna dan tidak diabaikan, maka wajah provinsi saat ini akan jauh berbeda, dan kami berharap pemerintah saat ini dapat mengurangi masalah yang ada dengan kerja keras dan berusaha.” [SZ]

 

700 /