Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran dalam Acara Wisuda Taruna Angkatan Bersenjata:

Badai Al-Quds 7 Oktober; Kekalahan Rezim Zionis yang Tidak Dapat Dipulihkan

Pemimpin Revolusi Islam dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran pagi ini (Kamis, 10 Oktober), pada upacara wisuda bersama taruna perguruan tinggi Perwira Angkatan Bersenjata menyebut bahwa Angkatan Bersenjata merupakan benteng keamanan, kehormatan, dan jati diri bangsa, beliau juga mengisyaratkan pada “kekalahan rezim Zionis yang tidak dapat dipulihkan” dalam epik pemuda Palestina baru-baru ini, dengan menekankan, “Yang menjadi biang penyebab terjadinya badai Al-Quds ini adalah kebrutalan, kejahatan, dan keserakahan yang terus menerus dilakukan oleh rezim palsu ini terhadap rakyat Palestina, rezim perampas ini tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya yang mengerikan dan begitu brutal dalam penyerangan dan pembantaian rakyat Gaza dengan cara berbohong atau menisbatkan langkah keberanian dan rancangan cerdas pemuda Palestina kepada non-Palestina.”

Merujuk pada peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di Palestina, Imam Ali Khamenei menyatakan bahwa posisi yang diambil oleh para pejabat negara terkait dengan masalah politik-militer yang penting ini telah benar dan tepat, dan dengan mengisyaratkan pada pengakuan dunia atas kegagalan rezim Zionis dalam masalah ini, beliau menekankan, “Dari aspek militer dan intelijen kegagalan yang dirasakan oleh rezim Zionis ini merupakan sebuah kegagalan yang tidak dapat ditolerir dan merupakan sebuah goncangan keras yang sangat menghancurkan, sehingga kecil kemungkinannya bagi rezim untuk mampu memperbaiki dampak besar dari insiden yang menimpa struktur pemerintahannya ini, kendati dengan seluruh bantuan dari pihak Barat.”

Pemimpin Revolusi Islam menekankan bahwa rezim Zionis bukan lagi rezim Zionis sebelumnya setelah hari Sabtu tanggal 7 Oktober, yang merupakan hari keberanian pemuda Palestina, kemudian beliau menambahkan, “Sebenarnya yang menjadi penyebab dari bencana besar ini adalah tindakan Zionis itu sendiri; Karena ketika Anda telah melampaui batas keliaran dan kebrutalan, maka saat itulah Anda harus menunggu datangnya “badai.”

Imam Ali Khamenei menyebutkan tindakan berani dan tanpa pamrih yang dilakukan oleh Mujahidin Palestina merupakan respons terhadap kejahatan penjajah selama bertahun-tahun dan mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, beliau menambahkan, “Yang disalahkan atas peristiwa yang terjadi baru-baru ini adalah pemerintah yang berkuasa di rezim perampas saat ini, yang tak segan-segan melakukan tindakan brutal terhadap bangsa Palestina yang tertindas.”

Mengacu pada kejahatan rezim pendudukan, Imam Ali Khamenei mengatakan, “Tidak ada negara Muslim dalam sejarah modern yang menghadapi permusuhan dan kekejaman rezim Zionis, dan tidak ada negara yang berada di bawah tekanan, pengepungan, dan kelangkaan seberat yang dialami oleh bangsa Palestina, selain itu, Amerika dan Inggris juga belum pernah memberikan dukungannya seperti dukungan yang mereka berikan pada pemerintahan Zionis yang kejam dan brutal ini.”

Beliau menyebut ada begitu banyak kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis, diantaranya pembunuhan terhadap perempuan dan laki-laki Palestina, baik para pemuda, anak-anak maupun orang tua, penodaan Masjid Al-Aqsa, pemukulan dan penyiksaan terhadap para jamaah dan pembangunan pemukiman bersenjata berhadapan dengan masyarakat Palestina, kemudian beliau bertanya, “Adakah pilihan bagi bangsa Palestina yang bersemangat dan berusia ribuan tahun dalam menghadapi semua kekejaman dan kejahatan ini selain menciptakan "badai"?

Sembari mengisyarahkan pada upaya rezim jahat untuk menarik bantuan dari para arogan dunia dengan memperlihatkan ketertindasannya dan menanamkan isu ini ke dalam opini publik dunia, Imam Ali Khamenei mengatakan, “Ketertindasan yang mereka perlihatkan, 100% tidak benar dan penuh dengan kebohongan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menunjukkan wajah ketertindasan monster ini.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi mengatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh rezim Zionis dengan menampakkan ketertindasannya adalah untuk membenarkan kejahatan rezim ini dalam serangan yang sedang berlangsung di Gaza dan pembantaian massal warga Palestina yang tertindas di wilayah ini. Beliau menekankan, “Perhitungan yang dibuat oleh rezim palsu ini dengan para pendukungnya terkait dalam masalah ini juga merupakan perhitungan yang salah. Para pemimpin dan pengambil keputusan rezim Zionis serta para pendukungnya harus mengetahui bahwa tindakan ini akan membawa bencana yang lebih besar bagi mereka, dan rakyat Palestina akan menampar wajah buruk mereka lebih keras lagi sebagai tanggapan atas kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan.”

Dalam poin penting selanjutnya beliau menekankan tentang adanya gosip di sebagian masyarakat rezim Zionis dan pendukungnya terkait dengan keterlibatan warga non-Palestina, termasuk Iran, dalam peristiwa yang terjadi belakangan ini, dengan mengatakan, “Sudah tentu kami mencium kening dan tangan warga, para pemuda dan perancang Palestina yang cerdas serta bangga pada mereka, namun rumor ini salah dan perhitungan ini juga salah, dan mereka yang mengatakan bahwa pukulan yang dilakukan oleh Palestina baru-baru ini disebabkan oleh non-Palestina, berarti mereka belum mengenal bangsa besar Palestina dan telah meremehkannya.”

Menyinggung perlunya reaksi dunia Islam terhadap kejahatan Zionis, Pemimpin Revolusi menambahkan, “Tentu saja, seluruh dunia Islam wajib mendukung bangsa Palestina, namun perlu diketahui bahwa epik ini merupakan karya para sutradara dan perancang yang cerdas, para pemuda dan aktivis Palestina, dan Insya Allah, epik yang berani ini bisa menjadi sebuah langkah besar dalam menyelamatkan rakyat Palestina.”

Di awal pidatonya pada upacara wisuda bersama, para mahasiswa Universitas Perwira Angkatan Bersenjata, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata juga menyebutkan bahwa menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata adalah suatu kehormatan besar dan salah satu pekerjaan paling vital dalam administrasi dan pengelolaan tanah Iran yang tercinta.”

Beliau menganggap Angkatan Bersenjata sebagai benteng baja keamanan, kehormatan dan identitas nasional dan menambahkan, “Keamanan nasional adalah infrastruktur dari semua perangkat lunak penting yang berperan dalam kemajuan negara, sehingga jika tidak ada keamanan maka semuanya tidak akan ada manfaatnya.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi juga mengatakan bahwa ketiadaan kekuatan pertahanan dan keamanan nasional suatu negara bisa menjadi alasan bagi ketergantungan terhadap kekuatan asing dan menempatkannya sebagai tawanan dan sandera bagi kekuatan asing tersebut, kemudian menambahkan, “Dengan rahmat Tuhan, Angkatan Bersenjata kita telah berhasil keluar dari berbagai medan dengan bangga, dan ini adalah medali emas yang layak disematkan di dada Angkatan Bersenjata kita.”

Panglima Tertinggi menyampaikan bahwa Perang Pertahanan Suci yang terjadi selama delapan tahun merupakan perang global dalam arti yang sebenarnya dan berkata, “Dalam ujian yang berat dan sulit ini, Angkatan Bersenjata harus mempertahankan tanah dan kedaulatan Islam yang suci dan sekaligus harus menggagalkan konspirasi kolektif dari para arogan di Timur dan Barat yang memberikan pembelaan terhadap penyerangan yang dilakukan oleh Saddam.”

Imam Ali Khamenei juga mengatakan bahwa hasutan ISIS menjadi medan uji coba terakhir Angkatan Bersenjata dan menambahkan, “Amerika menciptakan ISIS dengan seluruh rencana jahatnya untuk mengganggu stabilitas kawasan, dan tujuan akhir dari konspirasi ini adalah Iran Islam, namun Angkatan Bersenjata Republik Islam, bersama Angkatan Bersenjata beberapa negara lain, juga berhasil menggagalkan hasutan tersebut.”

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata juga menilai bahwa Perguruan Tinggi Perwira merupakan pusat yang berharga bagi pengembangan sumber daya manusia yang berpengetahuan, berani, tangkas dan efisien, dan beliau juga menyebut penting untuk terus memperkuat pengetahuan dan penelitian, meningkatkan semangat agama dan etika, dengan menata lingkungan pendidikan dan memperhatikan tingkat literasi pintu masuk ke universitas-universitas tersebut.

Imam Ali Khamenei, pada awal upacara yang diadakan di Universitas Imam Ali as, juga menyempatkan diri untuk mengunjungi makam para syuhada tak dikenal dan memberikan penghormatannya sembari membacakan surah al-Fatihah.

Kemudian beliau juga melihat unit-unit yang hadir dalam acara tersebut.

Selain itu, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, mengucapkan selamat kepada para pejuang Palestina atas operasi "Badai al-Aqsa", dan menyebutkan peningkatan spiritualitas, wawasan politik, peningkatan kekuatan dan kesiapan pertahanan dan pertempuran, pengembangan kemandirian, pembinaan elit intelijen dan kewaspadaan revolusioner sebagai kerangka kegiatan Angkatan Bersenjata negara. Dan ia juga menjelaskan program universitas-universitas tersebut pada tahun ajaran berjalan dengan memberikan laporan tahun akademik terakhir di universitas-universitas perwira negara,.

Dalam upacara ini, Brigadir Jendral Amir Ali Mahdavi, Komandan Universitas Perwira Imam Ali as, Brigadir Jenderal Parviz Ahi, Komandan Universitas Pelatihan Perwira dan Polisi Imam Hassan Mojtabi as, dan Brigadir Jenderal Nouman Gholami, Komandan Universitas Imam Hossein as, juga memberikan laporannya masing-masing, mereka menjelaskan kegiatan dan program pendidikan yang dilaksanakan di universitas-universitas tersebut.

Hari ini, dalam acara wisuda bersama mahasiswa perwira Angkatan Bersenjata di Universitas Imam Ali as, para mahasiswa juga membawakan lagu kebangsaan.

Dalam upacara ini, satuan-satuan yang hadir di lapangan melakukan arak-arakan di hadapan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran.[EZ]

 

 

700 /