Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pertemuan Imam Ali Khamenei dengan Masyarakat Pada Peringatan Syahadah Imam Ridha as

Persatuan Rakyat, Kekuatan Bangsa

Pagi ini (Sabtu, 23/8), bertepatan dengan hari syahadah Imam Ali bin Musa al-Ridha as, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam bertemu dengan ribuan orang dari berbagai kalangan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa “penyebaran luar biasa mazhab Ahlulbait” dan “penyebaran cepat isu Asyura serta filsafat kebangkitan Imam Husain di dunia Islam” adalah di antara berkah terpenting dari perjalanan Imam Kedelapan ke Khurasan.

Imam Ali Khamenei juga menegaskan sejumlah poin penting terkait persoalan aktual, dan menekankan: musuh-musuh Iran telah memahami—dari “keteguhan dan persatuan kokoh bangsa, para pejabat, dan angkatan bersenjata” serta “kekalahan pahit dalam serangan militer”—bahwa bangsa Iran dan sistem Islam tidak bisa dipaksa tunduk melalui perang. Oleh karena itu, kini mereka berusaha mencapai tujuan tersebut dengan “menciptakan perpecahan di dalam negeri.” Menghadapi hal ini, seluruh rakyat, pejabat, serta para pemilik profesi, pena, dan mimbar harus dengan segenap kemampuan menjaga dan memperkuat “perisai baja persatuan suci dan agung bangsa”.

 

Peran Imam Ridha

Ayatullah Khamenei dalam bagian pertama pidatonya menyebut Imam Ridha sebagai wali nikmat seluruh alam, khususnya bangsa Iran. Ia menyampaikan takziah atas syahadah Imam al-Ra’uf, lalu menekankan bahwa salah satu pengaruh besar dari perjalanan Imam Ridha ke Khurasan adalah:

  • Mazhab Ahlulbait, yang setelah tragedi Karbala sempat terpinggirkan dan terzalimi, melalui dampak perjalanan itu keluar dari keterasingan dan kemudian dikenal luas.
  • Kaum Syiah memperoleh semangat baru yang membuat mereka mampu bertahan dalam sejarah dan semakin berkembang.

Imam Khamenei menambahkan, hasil penting lainnya dari perjalanan Imam Ridha adalah lonjakan besar dalam penyebaran isu Asyura. Imam Ridha berhasil menarik hati umat pada kebangkitan Asyura, menekankan filsafat dan tujuannya—yakni melawan ketidakadilan serta tidak menerima penguasa fasiq dan fajir dalam masyarakat Islam. Dengan ini, Imam membuka jalan bagi penjelasan dan penyebaran banyak ajaran sosial Islam.

 

Isu Aktual & Permusuhan Amerika

Pada bagian kedua, Ayatullah Khamenei menyebut bahwa keteguhan bangsa Iran dalam perang besar kedua telah menambah keagungan dan kehormatan bangsa di mata dunia. Ia lalu mengajukan pertanyaan: “Sebenarnya, apa penyebab permusuhan terus-menerus semua pemerintahan Amerika terhadap Iran selama 45 tahun terakhir?”

Ia  menjelaskan: “Di masa lalu, Amerika menyembunyikan alasan sejatinya di balik slogan-slogan seperti terorisme, HAM, demokrasi, isu perempuan, dan sejenisnya. Kadang mereka berkata “kami ingin mengubah perilaku Iran.” Namun, presiden Amerika yang sekarang secara terang-terangan mengungkap alasan sebenarnya: “Kami ingin Iran mendengarkan perintah kami.” Artinya, mereka ingin bangsa Iran dan Republik Islam tunduk pada AS.”

Ayatullah Khamenei menekankan pentingnya memahami tujuan jahat ini dengan mendalam:

“Mereka ingin Iran dengan sejarah agungnya, dan bangsa dengan segala kehormatan serta kebanggaannya, menjadi bangsa yang tunduk pada perintah Amerika.”

Ia menyebut orang-orang yang mengatakan bahwa sebab kemarahan dan permusuhan Amerika adalah slogan-slogan bangsa Iran sebagai orang-orang yang dangkal pandangan, dan menambahkan: orang-orang yang berkata, “Mengapa tidak bernegosiasi langsung dengan Amerika dan menyelesaikan persoalan?” juga orang-orang yang dangkal pandangan; sebab hakikat persoalan bukanlah itu, dan selama tujuan nyata Amerika dari permusuhannya dengan Iran tetap ada, masalah-masalah ini tidak akan bisa diselesaikan.

Ayatullah Khamenei menyebut perkataan dan tindakan para pejabat Amerika yang ingin membuat bangsa Iran bertekuk lutut dan tunduk sebagai penghinaan terhadap bangsa Iran, dan menegaskan: bangsa Iran sangat tersinggung oleh tuntutan buruk seperti itu dan akan berdiri dengan penuh kekuatan melawannya.

Pemimpin Revolusi menegaskan bahwa sebab hakiki perang baru-baru ini juga adalah tuntutan dan tujuan busuk tersebut, dan menambahkan: mereka memprovokasi dan membantu rezim Zionis agar dengan angan-angan bisa mengakhiri Republik Islam; karena mereka tidak menyangka bangsa Iran akan berdiri melawan mereka dan memberikan pukulan telak sehingga mereka menyesal.

Imam Ali Khamenei, dengan merujuk pada berkumpulnya sejumlah agen bayaran Amerika di Eropa satu hari setelah dimulainya perang untuk membicarakan penentuan pemerintahan setelah Republik Islam, berkata: “Mereka begitu berkhayal dan begitu yakin akan tercapainya tujuan hina mereka, sampai-sampai satu hari setelah dimulainya serangan, mereka mengadakan pertemuan untuk menentukan pemerintahan berikutnya dan bahkan menetapkan seorang raja.”

Ayatullah Khamenei, dengan menunjuk pada keberadaan seorang Iran dalam kelompok orang-orang bodoh itu, berkata: “Celakalah orang Iran itu yang bekerja melawan negaranya sendiri dan demi kepentingan Yahudi, Zionisme, dan Amerika.”

Ia menyebut anggapan kosong tentang adanya jarak antara rakyat dan sistem (pemerintahan) sebagai salah satu ilusi musuh dan antek-anteknya, dan berkata: “Rakyat justru dengan keteguhan berdiri di samping sistem, angkatan bersenjata, dan pemerintah, memberikan pukulan keras ke mulut semua mereka.”

Ia menegaskan bahwa unjuk kekuatan angkatan bersenjata Republik Islam telah mengubah perhitungan musuh, dan menambahkan: “Kami dan seluruh bangsa Iran berterima kasih atas kerja besar angkatan bersenjata, dan setelah ini, dari hari ke hari, kekuatan dan kemampuan Iran serta angkatan bersenjatanya akan semakin bertambah.”

Ayatullah Khamenei menyebut kesimpulan musuh dari peristiwa baru-baru ini adalah ketidakmampuan mereka untuk membuat Iran bertekuk lutut dengan perang dan serangan militer, dan berkata: “Meskipun ada permusuhan seperti ini, Republik Islam selama 45 tahun terakhir justru setiap hari semakin kuat, dan musuh pun menyadari bahwa jalan untuk memundurkan Republik Islam bukanlah dengan menggunakan cara-cara kasar, melainkan dengan menimbulkan perpecahan dan perselisihan di dalam negeri.”

Ia menyebut faktor-faktor internal Amerika dan Zionisme di berbagai penjuru negara serta para pembicara dan penulis yang lalai sebagai pihak yang berperan dalam menciptakan perpecahan dan keributan suara, dan menambahkan: Alhamdulillah, hari ini rakyat bersatu; meskipun ada perbedaan selera politik dan sosial, mereka tetap satu dalam membela sistem dan negara serta berdiri teguh menghadapi musuh. Persatuan ini menjadi penghalang bagi agresi musuh, dan itulah sebabnya mereka berusaha menghancurkan persatuan ini.

Pemimpin Revolusi menegaskan bahwa menjaga persatuan nasional adalah kewajiban semua orang, dan berkata: “Persatuan suci, pertemuan agung, dan perisai baja berupa hati dan tekad rakyat tidak boleh ternoda. Menjaganya adalah tugas para ahli bicara dan pena, para peneliti, mereka yang menulis di media sosial, serta seluruh rakyat dan pejabat negara, khususnya para pejabat di tiga lembaga utama negara, yang alhamdulillah hari ini juga bekerja dengan persatuan dan keharmonisan penuh.”

 

Dukungan Rakyat dan Perlunya Menjaga Persatuan

Imam Ali Khamenei menyebut dukungan terhadap para pelayan negara sebagai hal yang sangat penting, dan menambahkan: “Rakyat harus mendukung para pelayan negara, termasuk presiden yang bekerja keras, penuh usaha, dan tekun; sebab orang-orang seperti itu harus dihargai.”

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa menjaga persatuan antara:

rakyat dengan sesama rakyat, rakyat dengan pemerintah, para pejabat negara satu sama lain, serta rakyat dengan angkatan bersenjata, adalah kebutuhan yang mutlak. Beliau menambahkan: “Tanda-tanda menunjukkan bahwa upaya terbesar musuh hari ini adalah merusak keserasian, kesatuan hati, dan kerja sama ini.”

Ia menegaskan bahwa adanya perbedaan pandangan dalam berbagai persoalan tidak masalah, dan berkata: “Para pemikir harus memperhatikan bahwa menyampaikan gagasan baru yang melengkapi kekayaan bangsa berbeda dengan menghina dan merusak. Fondasi Republik Islam yang telah menyebabkan pertumbuhan bangsa, peningkatan negara, dan kekuatan nasional tidak boleh dirusak. Itu adalah keinginan musuh, meskipun melengkapi fondasi yang ada tentu tidak masalah.”

Pemimpin Revolusi menyebut rezim Zionis sebagai rezim paling dibenci di dunia oleh bangsa-bangsa, dan menekankan: “Hari ini bahkan pemerintah Barat seperti Inggris dan Prancis yang selalu mendukung rezim Zionis pun mengecamnya; tentu saja kecaman itu hanya sebatas kata-kata dan tidak bermanfaat.”

Ia menyebut kejahatan para pemimpin rezim Zionis saat ini, seperti membunuh anak-anak dengan cara membuat mereka lapar dan haus serta menembaki mereka di barisan pembagian makanan, sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia, dan menambahkan: “Menghadapi kejahatan menjijikkan ini tidak cukup dengan kata-kata atau kecaman, melainkan harus bertindak, sebagaimana rakyat pemberani Yaman melakukannya dengan menutup semua jalur bantuan kepada rezim Zionis.”

Di akhir, Ayatullah Khamenei menegaskan kesiapan Republik Islam untuk melakukan tindakan apapun yang mungkin dalam hal ini, dan menyatakan harapan bahwa Allah SWT dengan memberkahi gerakan bangsa Iran dan semua pencari kebenaran di dunia, akan mencabut akar kanker berbahaya ini dari kawasan, serta membangunkan dan menyatukan umat Islam.

Dalam acara ini, para hadirin bersama para pelantun syair Ahlul Bait, yakni Hamid Dadavandi dan Majid Bani Fatemeh, membaca Ziarat Aminullah dan melantunkan doa duka cita memperingati hari syahadah Imam kedelapan (as). [AA]

 

700 /