Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam:

Rahbar: Kekuatan Islam bertumpu pada keimanan kepada Allah Swt

Penyelenggaraan wisuda keempat taruna angkatan bersenjata Republik Islam Iran yang dilangsungkan dengan atraksi bersama Rabu pagi (10/11) dilakukan di Universitas Angkatan Udara Syahid Sattari dengan dihadiri oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.

Rahbar yang juga Panglima Tertinggi seluruh Jajaran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran setelah memasuki tempat upacara menyempatkan diri mengunjungi kuburan syuhada yang ada di sana. Sesampainya beliau di sana, Rahbar menyempatkan diri membacakan al-Fatihah dan memohon ketinggian derajat mereka di sisi Allah. Setelah itu Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kembali ke lapangan untuk menyaksikan parade yang dilakukan oleh unit-unit yang ada di lapangan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam upacara ini menilai contoh kekuatan dalam Republik Islam Iran ada pada fondasi keimanan, percaya kepada Allah dan usaha keras penuh keikhlasan di jalan cita-cita yang tinggi. Rahbar menegaskan, “Pasukan angkatan bersenjata termasuk Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dengan bersandarkan pada keimanan mampu memproduksi pelbagai persenjataan militer dan berhasil meraih kemajuan luar biasa di bidang ini. Di sini pasukan Angkatan Udara Republik Islam Iran termasuk pelopornya.

Panglima Tertinggi seluruh Jajaran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran menyebut tujuan ketuhanan dan kemanusiaan serta adanya hubungan dari hati ke hati dengan masyarakat merupakan dua ciri khas Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran. “Dalam model kekuatan Republik Islam Iran, disiplin, persenjataan militer dan pendidikan memiliki posisi yang sangat penting. Tapi semangat dari semua alat-alat ini adalah keinginan untuk menjalankan kewajiban ilahi dan bersandar pada Allah Swt,” ungkap Rahbar.

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam pidatonya menegaskan kembali bahwa kekuatan materi yang menjadi tolok ukur Barat bergantung murni pada persenjataan militer dan perhitungan materi. Oleh karena itu, mereka tidak akan pernah mampu mengalahkan sebuah bangsa yang parameter kekuatannya adalah Islam. Menurut Rahbar, contoh paling nyata kemenangan kekuatan spiritual dibandingkan kekuatan materi adalah kemenangan Revolusi Islam. Bangsa Iran dengan tangan kosong tapi bertumpu pada keimanan mampu meruntuhkan rezim thagut.

Kemenangan bangsa Iran dalam  Perang Pertahanan Suci merupakan contoh lain yang disampaikan Rahbar dalam pidatonya. Beliau mengatakan, “Bangsa Iran di masa Perang Pertahanan Suci mengalami embargo dari segala bidang. Namun dengan bersandarkan pada keimanan, keberanian dan pasukan angkatan bersenjata mereka mampu mengalahkan rezim korup Baath yang didukung mutlak kekuatan Timur dan Barat.”

Pemimpin Tertinggi seluruh Jajaran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran menekankan kembali bahwa ciri khas kekuatan Islam ada pada penguatan pasukan yang mampu berdiri di atas kaki sendiri dan aktualisasi segala potensi yang mereka miliki. “Dalam model kekuatan Islam, kita harus tidak bergantung pada kekuatan-kekuatan arogansi dunia. Pasukan angkatan bersenjata harus dilengkapi dengan produk-produk militer dan pemikiran asli Iran.”

Menurut Rahbar, kemajuan yang berhasil diraih pasukan angkatan bersenjata Iran dalam memproduksi pelbagai persenjataan militer modern merupakan hasil dari pemikiran ini. “Lembaga Swasembada Jihad pertamakalinya didirikan di lingkungan Angkatan Udara Republik Islam Iran. Para syuhada seperti Sattari, Babai, Khazrai dan Douran adalah tokoh-tokoh yang menjadi pelopor di bidang ini,” jelas Rahbar.

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menasihati para taruna dari pelbagai universitas militer agar hendaknya mampu melanjutkan jalan para syuhada dan bergerak dalam kerangka model kekuatan Islam. Karena menurut Rahbar, pendidikan, penelitian dan riset yang dilakukan dengan orientasi yang bertumpu pada kemampuan sendiri dan memanfaatkan pengalaman para senior tidak akan pernah membuat kalian puas mencapai satu kemajuan saja.

Rahbar mengingatkan juga bahwa jalan menuju kesempurnaan dan kebahagiaan tak berhingga. Oleh karenanya beliau mengatakan, “Seluruh universitas militer termasuk lembaga ilmiah negara yang paling memberikan harapan. Dengan dasar ini semua harus menatap masa depan, menggariskan visi cemerlang dan tetap melanjutkan gerakan ke depan dengan cepat dan lebih fleksibel.”

Dalam upacara wisuda taruna militer yang berasal dari sejumlah universitas militer Iran, beberapa orang dari keluarga syuhada, dosen, komandan dan taruna teladan mendapat penghargaan, sementara beberapa wakil taruna dan mahasiwa baru diberi selempang tanda pangkat dari Rahbar.

Di awal upacara, Brigadir Jendegal Shah Safi, Komandan Angkatan Udara dalam pidatonya menegaskan, “Para mahasiswa universitas militer hendaknya berpartisipasi aktif di medan jihad dan perang lunak dengan bersandar pada kekuatan iman, disiplin dan ilmu-ilmu modern serta siap melakukan aksinya tepat waktu kapan saja ia dibutuhkan.”

Sementara Brigader Jenderal Sheikh Hosseini, Komandan Universitas Angkatan Udara Syahid Sattari dalam laporannya tentang kondisi pendidikan di universitas yang dipimpinnya menyinggung sejumlah perubahan mendasar yang dilakukan dalam merekrut mahasiswa dan begitu juga tentang kurikulum yang diajarkan. Brigjend Sheikh Hosseini mengatakan, “Tugas penelitian dengan orientasi riset demi menciptakan swasembada termasuk bagian dari kegiatan universitas-universitas calon perwira ini.”

Di upacara ini, sejumlah taruna universitas perwira angkatan bersenjata melakukan atraksi di lapangan. Di akhir upacara unit-unit yang hadir melakukan parade di depan Panglima Tertinggi seluruh Jajaran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran.

700 /