Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Para Pejabat Negara dan Duta Besar Negara-Negara Islam

بسم‌الله‌الرّحمن‌الرّحیم‌
الحمدلله ربّ‌العالمین، و الصّلاة و السّلام علی سیّدنا و نبیّنا ابی‌القاسم المصطفی محمّد و علی ءاله الطّیّبین الطّاهرین المعصومین سیّما بقیّةالله فی‌الارضین و علی صحبه المنتجبین.

Saya ucapkan selamat Idul Fitri kepada Anda saudara dan saudari terhormat yang hadir di sini, khususnya para pejabat terhormat dan juga para tamu, yakni para duta besar negara-negara Islam yang mulia. Juga saya ucapkan selamat kepada seluruh rakyat Iran dan kepada semua umat Islam dunia, dan kami berharap agar Allah Swt, sebagaimana dalam doa yang kita baca ini

«اَلَّذی جَعَلتَهُ لِلمُسلِمینَ عیداً»
Menjadikan hari ini sebagai eid bagi umat Islam. Sayang sekali sekarang tidak demikian.

Saat ini di dunia Islam, sangat banyak masalah. Islam telah sedemikian menekankan persatuan dan solidaritas umat Islam dan persaudaraan di antara umat Muslim. Bahkan dalam berpegang teguh pada tali Allah, masing-masing dapat berpegang teguh pada tali Allah, akan tetapi Islam tidak menekankan itu,  
وَ اعتَصِموا بِحَبلِ اللهِ جَمیعًا
Semua harus bersama-sama berpegang teguh pada tali Allah. Dengan sedemikian banyak imbauan dan sedemikian banak penekankan itu, sekarang kita umat Muslim sayang sekali tidak mengamalkan perintah Islam itu. Hasilnya seperti yang kita saksikan. Saya ingin meminta seluruh umat Muslim, khususnya para ulama, cendikiawan, pejabat pemerintah, politisi, tokoh dan elit di semua negara untuk melihat dan menyaksikan tangan-tangan pengkhianat musuh umat Islam dalam perpecahan ini. Perpecahan ini tidak normal, ini adalah perpecahan yang dipaksakan, ini merupakan dikte perpecahan. Umat Muslim secara alamiah dapat hidup berdampingan dan pengalaman menunjukkan bawha ketika hasutan musuh, godaan musuh dan kedengkian musuh belum terjun ke medan, semua hidup bersama. Ini telah kami saksikan sendiri di negara kami, kami saksikan di Irak, di negara-negara Islam lain.

Perpecahan ini disuntikkan ke dunia Islam. Mengapa? Karena kepentingan-kepentingan kekuatan adidaya ada dalam perpecahan tersebut. Mereka tidak ingin umat Islam bersatu, mereka tidak ingin kekuatan besar ini tegak di ufuk kekuatan-kekuatan dunia dan menunjukkan dirinya. Mereka tidak menginginkannya. Jika umat Islam bersatu, jika menekankan pada sisi kolektif mereka, maka dengan populasi besar ini tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan istimewa di puncak politik dunia, dengan negara-negara di berbagai wilayah vital dunia, dengan seluruh sumber-sumber dan kekayaan bumi, dengan kekayaan alam dan dengan kekayaan sumber daya manusianya. Jika kita bersatu, fenomena seperti ini yang akan meliputi seluruh dunia. Mereka tidak ingin hal ini terjadi. Mereka menanam rezim Zionis di kawasan ini untuk menciptakan perpecahan, agar menyibukkan negara-negara di kawasan dengan diri mereka sendiri.

Bangsa-bangsa telah melawan di hadapan rezim Zionis, yakni tidak menyerah, perhatikan poin ini! Selama puluhan tahun di mana rezim Zionis denan dukungan dan bantuan Inggris kemudian Amerika Serikat di kawasan ini, terus meningkatkan kekuatan materinya, selama itu pula sejumlah pemerintah menjadi lemah dan sebagian orang jahat dalam pemerintahan Muslim memiliki kecenderungan kepada rezim Zionis. Banyak dari negara-negara Muslim dan sejumlah politisi dunia Islam—termasuk rezim keji negara kita sebelumnya dan rezim-rezim lainnya—menjalin hubungan dengan rezim Zionis perampas, agresor, pembunuh dan penjajah, yang berkoar tentang dari Nil hingga Furat, dengan pemerintah seperti ini mereka menjalin huungan dan secara total melupakan permusuhan. Akan tetapi, rakyat tidak, mereka tetap menyimpan gelora kebencian terhadap Zionisme dan rezim Zionis. Dalam hal ini, rakyat tidak mengikuti [langkah] pemerintah. Dan hal ii sangat berat bagi pemerintah-pemerintah dependen terhadap Amerika Serikat serta mitra dan kawan sepiring rezim Zionis.  

Mereka beranggapan bahwa ini harus dirusak dan rakyat harus diselimurkan dari Zionisme. Apa yang mereka lakukan? Mereka menyulut perang saudara ini, perang-perang Sunni dan Syiah ini, membentuk jaringan penjahat termasuk al-Qaeda, ISIS dan semisalnya, agar kita saling bertikai dan mengadu domba masyarakat. Inilah tangan-tangan agresor dan pengkhianat mereka.

Sebagian orang Amerika Serikat dalam catatan pribadi mereka mengakui keterlibatan dalam pembentukan, pengembangan dan penyebarannya dan sekarang pun mereka terus mendukung. Kini aliansi anti-ISIS terbentuk. [Tentunya] saya tidak percaya benar-benar ada sebuah aliansi anti-ISS. [Akan tetapi] sekarang anggap saja ada sesuatu yang melawan kelompok ini. Memangnya hanya ISIS? Ada banyak kelompok dengan kekayaan nomplok dan dengan berbagai macam nama di negara-negara Islam yang sedang berupaya, bekerja, menyebarkan terorisme, melakukan pemboman, membunuh nyawa manusia, merenggut nyawa orang-orang tidak berdosa di gang-gang, pasar, bundaran, masjid dan sebagainya. Mereka menyibukkanmasyarakat. Mengadu Syiah dengan Sunni, Sunni denan Syiah, sekelompok orang di sisi ini menggembleng anasir ekstrimis dan radikal, memaksa mereka [melakukan hal-hal itu] dengan paksaan uang, sekelompok lain di sisi sana menggembleng anasir ekstrimis dan kriminal untuk mengadu mereka dan masing-masing diikuti masyarakat dalam jumlah besar. Bagi orang-orang Zionis apa yang lebih baik dari ini? Apa yang lebih baik dari ini bagi rezim Zionis? Mari kita sadar! Mari kita memahami apa yang sedang terjadi!

Politik kekuatan imperialis di kawasan ini adalah politik pengkhianatan, jelas-jelas pengkhianatan. Di Irak, politik kekuatan imperialis adalah menggulingkan pemerintahan yang muncul dari pemilu, suara mayoritas dan demokrasi. Mereka mengupayakannya, melemahkannya, mengganggunya, dan tidak membiarkannya bekerja. Mengadu Syiah dan Sunni di Irak.  Kami telah menyaksikan Irak sebelum isu-isu tersebut, di mana Syiah dan Sunni hidup bersama, hidup berdampingan, saling mengadakan pernikahan, dan sekarang mereka harus berhadap-hadapan, saling mengangkat senjata! Pada akhirnya mereka mengupayakan disintegrasi Irak. Politik kami, justru di titik kebalikannya. Kami berpendapat bahwa pemerintah muncul dari pemilu di Irak harus diperkokoh. Kami percaya harus bangkit di hadapan pihak-pihak yang menciptakan perpecahan internal, harus dilawan. Integritas teritorial Irak harus dijaga. Politik ini, di titik kebalikan politik imperialis di Irak.

Di Suriah, politik imperialis adalah bahwa dengan harga apapun, pemerintah yang terkenal dengan perlawanan anti-Zionisme, harus digulingkan. Politik kami kebalikannya. Tentunya tentang Irak, Suriah, Yaman, Bahrain, Lebanon dan terkait semua negara, kami berpendapat bahwa pengambil keputusan adalah rakyat negara-negara tersebut. Dari luar, baik kami atau selain kami, tidak berhak mengambil keputusan tentang masa depan bangsa-bangsa. Mereka sendiri yang harus memutuskannya. Ini adalah keyakinain kami. Politik  imperialis di hadapan Suriah adalah duduk bersama, di luar kehendak rakyat, mengatakan pemerintah ini dan rakyat ini yang tersohor dalam perlawanan kokoh terhadap rezim Zionis—baik presiden patahana, maupun presiden sebelumnya secara tegas menentang rezim ilegal Zionis—agar pemerintah ini tidak ada. Kami mengatakan tidak, sebuah pemerintah yang slogan, tujuan dan niatnya adalah perlawanan di hadapan rezim Zionis, pemerintah ini berharga bagi dunia Islam. Kami sama sekali tidak memiliki keuntungan khusus pribadi di Suriah atau di Irak, kami memikirkan dunia Islam, kami memikiran umat Islam. Kebijakan kami sedemikian berlawanan dengan imperialis.

Di Lebanon, selama bertahun-tahun rezim Zionis telah menduduki bagian penting wilayah Lebanon, dan kubu imperialis, pada puncaknya Amerika Serikat bungkam. Kebungkaman dibarengi dengan kepuasan. Kemudian sebuah kelompok perlawanan mukmin dan bepengabdian muncul yang merupakan kelompok pertahanan nasional paling terhormat, yaitu kelompok muqawama di Lebanon dan Hizbullah Lebanon—mereka termasuk di antara kelompok perlawanan dan pertahanan nasional paling terhormat di dunia; jarang kita temukan kelompok perlawanan di berbagai negara yang sedemikian bersih, beriman, berpengabdian dan sukses dalam aksinya—lantas berniat membunuh mereka, menuduh mereka dengan terorisme. Apakah Hizbullah teroris? Apakah pasukan besar pertahanan nasional Lebanon itu teroris? Apakah ini yang disebut terorisme? Lalu apakah pasukan perlawanan yang kalian orang-orang Eropa dan lain-lain membanggakannya di sepanjang sejarah—di Perancis dan di negara-negara lain—yang bangkit memperjuangkan tanah air mereka adalah teroris? Apakah pasukan yang berdiri melawan agresor, melawan antek-antek imperialisme dan berkorban, adalah teroris? Kemudian mereka menjabat tangan rezim pembunuh anak kecil, lalim dan kriminal Zionis, sebagai saudara dan sahabat setia. Inilah politik mereka.

Faktor di balik dukungan kami terhadap perlawanan Lebanon [adalah bahwa] karena mereka adalah sebuah kelompok perlawanan—dalam arti yang sesungguhnya—melawan musuh, sebuah kelompok pertahanan, sebuah kelompok pemberani dan yang rela berkorban dan bangkit melawan. Jika bukan karena mereka, Israel yang pada suatu saat pernah maju hingga ke Seida dan lebih jauh dari Seida dan sampai ke Beirut, hari ini telah menduduki Beirut, Lebanon tidak akan tersisa lagi. Kelompok perlawanan-lah yang menghadang mereka. Lantas Amerika Serikat dan para tuan politisi jujur Amerika, menganggap mereka teroris dan mengatakan Iran sebagai pendukung terorisme karena mendukung mereka (Hizbullah)! Kalian pendukung teroris. Kalian yang membentuk ISIS, kalian yang mendidik teroris, kalian yang melindungi orang-orang Zionis pendengki dan teroris, kalian sendiri pendikung teroris. Kalian harus diadili sebagai atas dukungan dan bantuan kepada teroris. Masalah ini juga terjadi untuk Yaman, Bahrain dan banyak negara-negara lain.

Di Yaman, presiden yang mengundurkan diri di saat-saat paling sensitif demi menciptakan kekosongan politik, kemudian melarikan diri dari negaranya dengan mengenakan busana perempuan, apakah dia memiliki legitimasi? Apakah dia berhak meminta negara  lain menyerang negaranya dan membunuh rakyat? Sekarang hampir empat bulan—atau tiga bulan lebih—mereka sedang menyerang Yaman. Siapa yang mereka serang? Mereka menarget masjid, rumah sakit, kota, dan rumah-rumah, serta membunuh warga tidak berdosa, anak-anak kecil. Apa dosa mereka ini?

Amerika Serikat mendukung mereka (pihak agresor). Saya baru saja pada shalat menyatakan bahwa Anda sedang melakukan kekeliruan. Mereka berkata tentang kekeliruan masa lalu. Berbicara tentnag 28 Mordad, mengatakan bahwa mereka keliru. Iya, kalian melakukan kekeliruan fatal, sekarang pun kalian juga keliru, mengulurkan tangan persahabatan dengan rezim-rezim paling despotik, tangan kalian berada di satu priring, kemudian kalian menyebut pemerintah Republik Islam yang awal dan akhirnya dibentuk melalui pemilu, sebagai rezim despotik! Apakah kalian jujur? Anda orang-orang Amerika, kalian para politisi Amerika Serikat sedang berbicara dan memberikan penilaian yang sangat tidak adil. [Bahkan tentang] berbagai realitas nyata. Seseorang juga akan terkejut betapa mereka tidak punya malu!  Dengan pemerintah-pemerintah yang tidak mengijinkan rakyatnya mendengar kata pemilu—di mana sebagian dari negara-negara tersebut jika ada orang yang berkata tentang pemilu di jalan-jalan, akan dipenjara dan nasibnya tidak diketahui—mereka berteman, semangkuk, bersaudara, menjalin ikatan persaudaraan. Kemudian mereka menilai pemerintah Republik Islam yang selama 35 tahun, telah menggelar 30-an pemilu, sebagai despotik! Apakah mereka dapat dipercaya? Mereka yang saya katakan ini tidak dapat dipercaya.

Mereka tidak dapat dipercaya, mereka bukan tipe orang yang dari mulut mereka keluar ungkapan benar. Tidak ada kejujuran dalma diri mereka. Dalam ujian sulit yang disinggung oleh presiden—di mana telah sunguh-sunguh berupaya, baik beliau maupun para penanggungjawab lainnya—berbagai macam ketidakjujuran berulangkali mereka selama ini terkuak. Baik, [tentunya], para pejabat kami untungnya telah menyikapinya. Dalam satu kasus, mereka menunjukkan sikap-sikap revolusioner, berupaya dan hingga kini telah menyampaikan pada sebuah hasil dan kita lihat bagaimana nanti.

Dunia Islam, memiliki resep terkini yaitu persatuan.  Di dalam negara-negara juga ada resep tersebut. Bangsa-bangsa harus bersatu. Bangsa Iran harus bersatu. Jangan sampai tercipta perpecahan dari isu-isu nuklir, non-nuklir dan semacamnya, di mana masing-masing kelompok mengatakan yang berbeda—pada akhirnya ada hal yang akan dilakukan, ada  pejabat-pejabat berwenang sedang mengupayakannya. Insyaallah ditetapkan apa saja yang dinilai sebagai kepentingan nasional dan diupayakan—tidak boleh tercipta perpecahan dalam masyarakat. Musuh menginginkan hal tersebut. Sekarang pun jika ada orang yang menelusuri ungkapan-ungkapan perpecahan pihak-pihak asing itu, radio-televisi ini dan berbagai webblog dari pihak mereka yang sedang secara berkesinambungan terus meluas dan senantiasa  mengemukakan isu, mereka sedang mengupayakan terciptanya perpecahan dalam masyarakat. Jangan biarkan perpecahan terjadi. Jagalah persatuan dan bersama-samalah kalian.

Kekuatan internal harus bergolak. Ketakawaan umum dan sosial, sama seperti ketakwaan pribadi. Dalam ketakwaan individu—dimana puasa adalah untuk ketakwaan bulan puasa sebagai bulan pencapaian ketakwaan—ketika kalian bertakwa, kalian akan terjaga dari dalam. Seperti seseorang yang disuntik vaksin dan dala dirinya akan tercipta kekebalan, dimana jika dia pergi ke lingkungan yang terkontaminasi mikroba, maka mmikroba tersebut tidak akan berpengaruh pada dirinya. Ketakwaan itu seperti ini. Ketakwaan tidak akan membiarkan lingkungan luar berpengaruh pada diri kalian. Paling tidak tidak akan membiarkan dengan mudah mempengaruhi. Ketakawaan individu itu seperti ini. Ketakwaan nasional juga demikian. Jika sebuah bangsa memperkokoh dirinya dari dalam, memperkuat ilmu, industri, iman dan budayanya, maka kekuatan luar tidak akan mampu mempengaruhinya. Ini adalah adalah sebuah resep di mana sekarang kita semua harus mengamalkan resep ini. Dunia Islam juga harus mengamalkan resep tersebut.

Ya Allah! Kau sendiri berikan taufiq kepada kami bahwa agar kami mengenali jalan hidayah dan menempuhnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu