Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Rahbar dalam pertemuan dengan para mahasiswa:

Faktor Permusuhan Terhadap Iran adalah Ketidakpatuhan Bangsa Ini pada Sistem Hegemonik

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Sabtu petang (11/7/2015), dalam pertemuan terbuka dan ramah-tamah dengan lebih dari 1.000 mahasiswa, sekitar empat jam mendengarkan keluhan, tuntutan, kritikan dan usulan mereka, serta berbincang dengan mereka tentang berbagai masalah termasuk idealisme, tuntutan peningkatan pengaruh organisasi-organisasi kemahasiswaan, isu-isu regional, kontinyuitas anti-imperialisme bangsa Iran dan masalah terkini mahasiswa.

Dalam pertemuan yang dimulai pukul 18:00 waktu Tehran, dan berlanjut setelah shalat Mahgrib dan iftar, Rahbar menyinggung kekecewaan yang  muncul di hari-hari akhir bulan penuh berkah Ramadhan, dan menjelaskan, “Siapapun yang pada bulan musim semi spiritualitas dan kesucian ini, meletakkan hatinya di bawah siraman rahmat dan anugerah Ilahi, maka di masa depan dia akan memetik buah dari penaburan benih spiritualitas ini.”

Menjawab pertanyaan repetitif para pemuda soal berbagai metode peningkatan spiritual, beliau menegaskan,  “Saya mendengar dari para pemuka agama bahwa salah satu hal terpenting untuk peningkatan spiritualitas adalah ketakwaan dan penjauhan diri dari dosa.”

Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa pelaksanaan taklif agama khususnya “shalat di awal waktu dan kekhusyuan serta sedapat mungkin shalat berjamaah” adalah pelengkap penjauhan diri dari dosa, seraya memaparkan, “Hiasi khazanah bernilai itu dengan membaca al-Quran setidaknya beberapa halaman setiap hari.”

Setelah menekankan taklif agama, Rahbar juga memberikan penjelasan di bidang tugas-tugas mahasiswa. Beliau menilai mahasiswa sebagai lapisan istimewa dan menekankan, “Tugas penting mahasiswa adalah idealisme.”

Ayatullah Khamenei menepis pandangan bahwa idealisme bertentangan dengan realisme, seraya menyatakan, “Idealisme bertentangan dengan konservatisme bukan dengan realisme.”

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa konservatisme adalah menyerah di hadapan segala realitas sementara idealisme adalah pemanfaatan secara benar realitas positif dan perlawanan terhadap realitas negatif demi mencapai tujuan besar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut perwujudan masyarakat Islam dan revitalisasi pemikiran Islam politis sebagai tujuan terpenting dan menegaskan, “Tujuan kepercayaan diri dan keyakinan pada [slogan] ‘kita bisa’ juga memainkan peran determinan dalam proses pembangunan dan kemajuan masyarakat dan negara.”

Perlawanan terhadap tatanan hegemonik dan imperialis, merupakan tujuan ketiga yang dibahas dalam penjelasan Rahbar terkait taklif di kalangan mahasiswa.

Beliau menambahkan, “Faktor utama permusuhan kaum arogan dunia terhadap bangsa Iran, adalah penolakan Republik Islam untuk menerima tatanan yang berasaskan hegemoni dan kepatuhan pada hegemoni.”

Beliau menilai keadilan, gaya hidup islami, kebebasan sejati dan bukan ala-Barat, kemajuan ilmiah, kerja keras, upaya dan pantang malas, serta islamisasi universitas-universitas termasuk di antara contoh idealisme organisasi-organisasi mahasiswa.

Rahbar kemudian menjawab satu unek-unek strategis komunitas mahasiswa soal [apakah] idealisme dapat mempengaruhi keputusan para pejabat negara? Jawaban beliau atas pertanyaan penting ini, jelas dan tegas bahwa, “[Sampaikan secara] berulang tujuan-tujuan itu, tekankan dengan serius soal [tujuan-tujuan] itu, hingga berubah menjadi wacana mahasiswa dan kemudian menjadi wacana umum, ketika itu para pejabat dan instansi-instansi pemerintah dan negara akan terpengaruhi.”

Usai menjelaskan mekanisme pengaruh komunitas mahasiswa terhadap keputusan berbagai instansi negara, Ayatullah Khamenei juga memaparkan berbagai komitmen yang harus dijaga oleh organisasi-organisasi mahasiswa. Beliau menilai penghindaran pandangan dangkal dan pemahaman mendalam pada konsep-konsep islami, sebagai komitmen pertama organisasi-organisasi mahasiswa.

Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei mengkritik sebagian slogan dan pernyataan yang tampak islami secara lahiriyah namun berbeda pada batinnya.

Beliau menyinggung salah satu contohnya yaitu istilah “Islam Rahmani” yang marak berkembang, yang terdiri dari susunan dua kata indah, akan tetapi apa makna sebenarnya? Apakah yang dimaksud adalah semua manusia harus disikapi dengan rahmat, tidak seperti al-Quran yang membagi manusia dalam mukmin dan kafir atau musuh dan teman? Dan kepada mereka yang memusuhi Islam dan bangsa Iran, maka harus disikapi dengan belas kasih, kecintaan dan adil, tidak seperti yang diperintahkan oleh Allah Swt?

Beliau menilai keliru ungkapan-ungkapan tanpa perenungan dan dangkal itu serta menyesatkan seraya menegaskan, “Apakah istilah Islam Rahmani itu berasal dari liberalisme Barat? Jika demikian, istilah ini, bukan Islam dan bahkan tidak juga rahmani (yang berarti pengasih) dan empatik, karena pondasi liberalisme adalah humanisme, yang berdasarkan pada penafian Allah Swt dan spiritualitas, serta berporos pada kepentingan kelompok-kelompok kuat.”

Lebih lanjut, Ayatullah Khamenei mengkritik masalah-masalah yang dinamakan sebagai nilai-nilai Amerika dan mengatakan, “Penelanan dunia oleh tatatan hegemonik berakar pada nilai-nilai Amerika ini, sementara poin-poin baik dari nilai-nilai itu, terlupakan dalam perilaku imperialistik para pejabat Amerika Serikat.”

“Jika istilah Islam Rahmani berarti masalah-masalah tersebut, maka 100 persen keliru dan tidak ada kaitannya dengan Islam sejati,” tutur beliau.

Ayatullah Khamenei kemudian menyinggung salah satu tuntutan organisasi-organisasi mahasiswa adalah peningkatan daya tarik.

Beliau menepis peningkatan daya tarik di lingkungan mahasiswa melalui cara-cara keliru seperti berbagai kegiatan tur dan konser, seraya menegaskan, “Mereka yang dengan alasan menciptakan daya tarik, mencampur para mahasiswi dengan mahasiswa dengan kedok kegiatan tur di Eropa, yang pasti mereka mengkhianati lingkungan mahasiswa dan bahkan generasi mendatang.”

Menjelaskan cara-cara benar dalam meningkatkan kekuatan daya tarik organisasi-organisasi mahasiswa, beliau menyinggung pencetusan ide baru di bidang agama, politik dan sosial seraya mengatakan, “Telaah mendalam terhadap al-Quran dan Nahjul Balaghah, akan memungkinkan pencetusan ide-ide baru.”

Penggunaan metode seni seperti kegiatan teater mahasiswa, karikatur, komedi, buku audio dan acara pembacaan syair, merupakan di antara cara-cara yang diimbau Rahbar kepada organisasi-organisasi mahasiswa.

Rahbar juga menjelaskan tuntutan ketiga yaitu peningkatan daya tarik kelompok-kelompok mahasiswa seraya menekankan kepuasan intelektual dan penghindaran kekerasan dan pemaksaan.

Beliau menegaskan bahwa perspektif religius tidak dapat distransfer kecuali dengan kepuasan intelektual, namun terkadang sejumlah ungkapan dapat diterima tanpa kepuasan intelektual melainkan karena pengaruh sentimen dan sensasi, akan tetapi mengingat penerimaannya bukan karena kepuasan intelektual, maka tidak akan bertahan lama.

Menyinggung catatan penggunaan metode non-kepuasan intelektual oleh kelompok-kelompok Marxisme dan Komunisme serta pemaksaan ideologi mereka, Rahbar menyatakan, “Jika berita-berita tentang aktifnya kembali gerakan Marxisme di sejumlah universitas benar adanya, pasti dolar Amerika Serikat adalah pendukung gerakan tersebut agar para mahasiswa terpilah dan terpecah.”

Rahbar juga mengimbau organisasi-organisasi mahasiswa untuk menimba nilai-nilai dari para profesor serta menghindari pemanfaatan elemen-elemen tidak dapat diandalkan untuk pemerintah, negara dan rakyat, seraya menegaskan, “Elemen-elemen seperti mereka yang memicu berbagai insiden pada tahun 1388 HS [2009] dan menentang keislaman dan kerepublikan negara tanpa logika apapun, tidak dapat diandalkan.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai pemahaman realitas negara sebagai salah satu tuntutan lain dalam meningkatkan pengaruh organisasi mahasiswa.

Menurut beliau, mengharapkan para pejabat untuk bekerja dan berupaya lebih keras, adalah harapan yang benar, akan tetapi realitas positif juga harus diperhatikan.

Rahbar menyatakan, pengokohan cita-cita dan kegagalan upaya sebagian kelompok untuk memarginalkan dan menghapus cita-cita Imam Khomeini ra, termasuk di antara realitas siginifikan negara.  

Beliau mengingatkan bahwa setelah wafatnya Imam Khomeini, sekelompok pihak, karena kecerobohan, mereka mengungkap tujuan-tujuan terselubung mereka untuk menyingkirkan tujuan-tujuan luhur Imam Khomeini yang tentunya sekarang mereka [akan bersikap] lebih matang dan tidak akan secara eksplisit mengemukakan tujuan mereka ini, namun berusaha merealisasikannya.

Rahbar menambahkan, “Meski upaya-upaya tiada henti kelompok tersebut di dalam dan luar negeri serta pemanfaatan mereka terhadap elemen-elemen intelektual, politik, seniman, [namun] cita-cita tersebut semakin bergelora dan hidup di dalam negeri dan para pemuda yang bahkan tidak menyaksikan realitas mempesona di era Imam Khomeini dan Perang Pertahanan Suci, kini mereka dengan sepenuh jiwa terpesona pada cita-cita Islam dan Revolusi.”

Ayatullah Khamenei menyinggung partisipasi serta pengaruh luar biasa dan spiritual Iran di kawasan sebagai realitas lain yang harus diperhatikan organisasi-organisasi mahasiswa.

Beliau menegaskan, “Kami mengetahui bahwa Amerika Serikat dan rezim-rezim reaksioner di kawasan dalam berbagai pertemuan rahasia, saling menumpahkan isi hati mereka tentang pengaruh Iran di kawasan, akan tetapi tidak ada yang dapat mereka lakukan.”

Menyinggung bombardir 100 hari Yaman dan pembantaian secara brutal rakyat tidak berdosa dan mazlum negara itu, Rahbar mengatakan, “Barat yang liberal dan mengklaim pendukung kebebasan, tidak membuka mulut di hadapan kejahatan orang-orang Saudi itu dan Dewan Keamanan [PBB] dalam resolusinya yang paling memalukan, alih-alih mengecam pelaku bombardir, justru menghujat korban bombardir.”

Beliau menilai faktor utama bombardir tempat tinggal rakyat Yaman adalah kefrustasian dan kegeraman orang-orang Saudi dan para pendukung mereka atas pengaruh Iran di kawasan, seraya menandaskan, “Berbeda dengan klaim-klaim yang beredar, pengaruh Iran islami di kawasan, adalah karunia Allah Swt, bukan bersifat fisik dan mengandalkan senjata, dan kami sama seperti syahid Beheshti, mengatakan kepada para musuh agar mereka binasa karena kegeraman dan kefrustasian mereka.”

Rahbar mengimbau organisasi-organisasi mahasiswa untuk mengurus masalah-masalah regional dan global termasuk krisis Yaman, Irak dan Suriah, serta menilai pemanfaatan organisasi-organisasi mahasiswa pada masa kampanye sebagai sebuah penistaan terhadap komunitas mahasiswa. Beliau mengatakan, “Terlepas dari organisasi-organisasi sekali pakai ini, organisi-organisasi Islam dan yang peduli dapat berperan efektif serta berpengaruh dalam gerakan umum negara.”

Pada bagian pertama pidatonya, setelah mendengar penjelasan dari sembilan orang perwakilan organisasi dan lembaga mahasiswa, Rahbar menyinggung pernyataan salah satu mahasiswa tentang kesia-siaan “slogan tanpa aksi” dan menjelaskan, “Tentunya slogan substantif dan sarat konten merefleksikan sebuah hakikat yang dapat dikembangkan secara intelektual, dapat menjadi faktor yang akan menyeret individu ke kancah serta menjadi pengarah dan motivator.”

Pembatasan terhadap organisasi-organisasi revolusioner mahasiswa, menjadi kritikan salah satu mahasiswa dan Rahbar dalam hal ini menujukan pernyataan beliau kepada para menteri sains dan kesehatan, seraya mengatakan, “Ungkapan organisasi-organisai mahasiswa revolusioner dan islami sama dengan ungkapan dan tuntutan saya dan mereka yang ada di universitas-universitas serta yang mengemban tanggungjawab penting, tidak boleh ada terjadi pengetatan dan pembatasan ruang aktivitas mereka.”

Ayatullah Khamenei membenarkan kritikan salah seorang mahasiswa soal perluasan fenomena yang mengganggu kemajuan ilmiah di universitas seperti pergelaran konser musik dan mengatakan, “Kegiatan-kegiatan ini dengan dalih mendatangkan keceriaan di lingkungan mahasiswa, termasuk di antara langkah-langkah yang sangat keliru.”

Rahbar menilai dorongan kepada para pemuda menuju lingkungan tidak sehat adalah program musuh dan menjelaskan, “Para pionir gerakan-gerakan ilmiah membanggakan negara saat ini di bidang-bidang vital dan penting seperti nuklir dan nano-teknologi, adalah para pemuda mukmin dan revolusioner, dan para musuh ingin orang-orang seperti Doktor Shahriyari dan Doktor Chamran, tidak tergembleng di universitas-universitas.”

Beliau menegaskan, “Kedua menteri sains dan kesehatan yang terhormat adalah orang yang saya percaya, akan tetapi keduanya harus waspada agar jangan sampai orang-orang di bawah lembaga mereka menjauhkan para mahasiswa  dari kecenderungan revolusioner, islami dan spiritualitas, dengan berbagai kegiatan dan program yang keliru.”

Penyediaan forum pemikiran bebas secara faktual, merupakan poin lain yang ditekankan Rahbar dan beliau mengatakan, “Saya sepenuhnya setuju dengan hal ini dan para mahasiswa muda Muslim, revolusioner dan teguh pada wilayatul faqih, harus dengan tenang, menggunakan kekuatan logika dan argumenstasi, mematahkan argumentasi lawan, di mana kapasitas tersebut ada saat ini.”

Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa tentang pernyataan sejumlah perwakilan dan orang-orang yang ditunjuk Rahbar, yang mengemukakan pendapat mereka sebagai pendapat Rahbar, beliau menegaskan, “Apa yang mereka katakan adalah milik mereka, dengarlah pendapat saya langsung dari saya.”

Beliau menambahkan, “Mereka yang ditunjuk Rahbar kemungkinan dalam berbagai masalah politik dan sosial memiliki pandangan yang berbeda dengan saya, di mana ini tidak mengapa, karena masalah utama, adalah orientasi umum dan revolusioner.”

Rahbar menekankan, “Tentunya jika ada orang yang mengutip dari saya, mengemukakan poin yang tidak benar, maka dia akan diperingatkan dan dituntut untuk memperbaiki poin tersebut.”

Kondisi anti-imperialisme pasca perundingan nuklir, menjadi pertanyaan lain seorang mahasiswa. Dalam hal ini, Rahbar menjawab, “Perlawanan anti-imperialisme dan sistem hegemonik, berdasarkan prinsip al-Quran, tidak pernah berhenti dan sekarang Amerika Serikat merupakan manifestasi nyata arogansi.”

Beliau menambahkan, “Para perunding juga mengatakan bahwa hanya masalah nuklir yang dapat dirundingkan dan bahwa pihak Amerika Serikat terkadang mengemukakan masalah regional termasuk Suriah dan Yaman, para pejabat kita menegaskan kita tidak berunding dalam masalah-masalah tersebut.”

Ayatullah Khamenei menekankan kembali, “Perlawanan terhadap arogansi termasuk prinsip revolusi dan merupakan salah satu tugas utama, oleh karena itu, persiapkan diri kalian untuk melanjutkan perlawanan anti-arogansi.”

Seorang mahasiswa meminta Rahbar untuk mengimbau para orang tua untuk mempermudah masalah pernikahan para pemuda.

Rahbar juga mengimbau para orang tua untuk tidak mempersulit dalam masalah ini dan menegaskan, “Allah Swt dalam al-Quran telah berjanji bahwa setelah pernikahan, Dia akan melimpahkan karunia-Nya kepada para pemuda dan menyelesaikan berbagai masalah.”

Beliau menilai tradisi pertunangan dan perantaraan untuk mempermudah pernikahan para pemuda adalah tradisi yang terpuji dan mengatakan, “Penyelesaian masalah pernikahan para pemuda, akan menguntungkan urusan duniawi dan akhirat negara dan masyarakat.”

Rahbar dalam hal ini menekankan urgensi peningkatan populasi dan menyinggung sejumlah laporan tentang implementasi tidak benar undang-undang pencegahan larangan fertilitas. Ditujukan kepada menteri  kesehatan, Rahbar menegaskan, “Tindaklanjuti masalah ini.”

Pemimpin Besar Revolusi menyampaikan kepuasan mendalam dan tulus atas pertemuan dengan para mahasiswa, seraya menilai partisipasi bergelora, penuh motivasi dan bersemangat para mahasiswa dan pemuda Iran di berbagai bidang negara, sebagai masalah penting dan poin kebalikan di hadapan berbagai laporan yang dirilis oleh sejumlah pusat statistik jahat soal depresi yang dialami para pemuda Iran.

Beliau menambahkan, “Ini adalah kebohongan dan jahat, sebagai alasan untuk menjustifikasi kebebasan cabul.”

Ayatullah Khamenei menyebut para pemuda Iran sebagai para pemuda paling bermotivasi, paling aktif, paling bergairah dibanding para pemuda lain di dunia dan sebaliknya, angka tinggi bunuh diri para pemuda Eropa mengindikasikan tingkat depresi di dunia Barat.

Beliau menyinggung pembunuhan sekitar 80 anak-anak dalam serangan pemuda Eropa dan juga kencenderungan tinggi para pemuda Eropa untuk bergabung dengan ISIS untuk bunuh diri melalui operasi bunuh diri, adalah indikasi depresi para pemuda Eropa. Sebaliknya beliau menekankan, “Para pemuda Iran yang sedang berpuasa dan setelah terjaga pada malam lailatul qadar, yang turun ke jalan-jalan di Hari Quds Sedunia dalam cuaca panas musim panas, mereka hidup, bergairah, serta sangat jauh dari depresi.”

700 /