Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Para Mahasiswa

بسم‌الله‌الرّحمن‌الرّحیم‌
الحمدلله ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام علی سیّدنا محمّد و ءاله الطّاهرین سیّما بقیّة الله فی الارضین.

Selamat datang yang saya cintai, para pemuda baik; dan saya benar-benar, sepenuh hati, dan sangat senang dengan pertemuan ini. Partisipasi bergairah, bersemangat dan bertekad para pemuda di berbagai bidang negara, adalah masalah yang sangat penting; peristiwa yang sangat penting. Saya telah mencatat beberapa masalah yang akan saya kemukakan; akan saya katakan di sini: beruntung sekali para pemuda Iran penuh semangat dan gairah; sepenuhnya kebalikan dari apa yang diumumkan oleh sebagian pusat statistik biasayang umumnya bersumber dari asing atau sepenuhnya berbasis asing. Mereka menyatakan bahwa para pemuda Iran depresi; mereka bahkan melakukan kategorisasi dan mengatakan bahwa pemuda Iran berada di tingkat depresi tertentu—sebuah tingkat yang sangat tinggi. Ini adalah sebuah kebohongan nyata dan keji yang sekarang  sedang dilakukan dan menjadi alasan untuk rangkaian pelanggaran lainnya; pemuda Iran depresif, maka harus diciptakan lingkungan yang menceriakan; bagaimana? Dengan konser musik, dengan berbagai acara dan tur di mana perempuan dan laki-laki berbaur, dan berbagai kebebasan seperti itu; ini adalah lanjutan dari klaim tersebut. Tidak demikian, sebaliknya, para pemuda Iran sekarang termasuk kaum pemuda yang paling ceria, aktif dan bergairah. Kalian saksikan di dunia Barat, para pemuda Eropa yang mengalami depresi; sedemikian tinggi angka bunuh diri di sana. Depresi yaitu ketika akibat tekanan mental, seorang pemuda mengangkat senjata, pergi ke sebuah pantai yang aman dan tampak tenang serta menembak sekitar 80 anak; sebuah peristiwa yang terjadi dua-tiga tahun lalu di salah satu negara Eropa yang telah diketahui semua orang dan tersebar di dunia; depresi itu seperti ini. Depresi yaitu ketika pemuda Eropa bergabung dengan ISIS untuk bunuh diri. Kami menerima berbagai laporan yang menunjukkan bahwa jumlah besar anasir bunuh diri ISIS adalah para pemuda Eropa, mereka ingin bunuh diri dan beranggapan bahwa bunuh diri [dengan cara] ini adalah sensasi dan lebih baik daripada menenggelamkan diri di sungai di salah satu negara Eropa, [maka] mereka datang ke [kawasan] ini, akibat depresi total mereka mencari sensasi, yang depresi itu mereka. Pemuda Iran yang pada hari ke-23 bulan Ramadan, yang pada malam sebelumnya terjaga [pada lailatul qadar], dengan mulut berpuasa, di bawah cuaca panas musim panas, turun ke jalan-jalan berpawai, kemudian duduk di bawah terik matahari dan menunaikan shalat Jumat, dia bermil-mil jauhnya dari depresi, dia penuh gairah, dia penuh keceriaan.

Pertemuan dengan kalian hari ini dan penjelasan yang diberikan oleh putra-putra dan pemuda yang saya cintai mencakup berbagai masalah, semuanya adalah indikasi dari keaktivan; ini juga sangat berpengaruh bagi saya dan orang-orang seperti saya; yakni keaktivan ini akan berpengaruh pada pendengar dan audien kalian; bagaimana pun saya sangat puas dari pertemuan hari ini dan saya berterima kasih kepada masing-masing kalian yang telah berbicara di sini.

Telah saya catat sebagian poin yang akan saya katakan beberapa hal menyangkut penjelasan saudara dan saudari yang telah berbicara; saya tidak tahu apakah waktu akan mencukupi atau tidak.

Satu hal yang dikemukakan oleh salah seorang mahasiswa, bahwa slogan tidak menghasilkan apapun; iya, jika [slogan] itu bermakna bahwa kita hanya selalu berslogan akan tetapi tidak diikuti dengan aksi, benar demikian, hanya slogan saja tidak menghasilkan apapun; akan tetapi slogan bukan hal yang sepele; slogan-slogan itu penting. Saya masih ingat, beberapa tahun sebelum Revolusi [Islam] di kota Mashhad, dalam pertemuan dengan mahasiswa di mana saya menyampaikan tafsir al-Quran. Sekelompok mahasiswa dalam jumlah besar bila dibandingkan dengan populasi kala itu—kurang lebih seratus orang—dan saya menyampaikan tafsir al-Quran; perinciannya panjang sekali. Pada pertemuan itu, seseorang berslogan; pertemuan itu saya persiapkan dengan urutan khusus dan dengan sebuah perencanaan; yakni pembahasan utama dan prinsip revolusi saya sampaikan dalam sisipan tafsir ayat-ayat al-Quran; yang saya tidak ingin karena hal-hal [bersifat] lahiriyah memancing sensitivitas rezim dan menghalangi tugas saya. Saya katakan “mohon untuk tidak berslogan; slogan bukan kata-kata dan bukan pula aksi; bukan kata-kata karena sebuah ungkapan, bukan aksi karena suara yang keluar dari kerongkongan Anda”; saya kemukakan hal ini pada pertemuan itu. Pekan berikutnya, di hari pertemuan, salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa “saya akan mengkritik apa disampaikan pekan lalu oleh si Polan”, saya persilahkan dia mengkritik. Dia mengatakan, beliau mengatakan bahwa slogan bukan kata-kata dan bukan aksi; padahal slogan adalah kata-kata sekaligus aksi. Kata-kata karena sebuah ungkapan yang memiliki kandungan penting; benar [itu] adalah sebuah kalimat, akan tetapi mengindikasikan sebuah akumulasi konten dan kandungan; oleh karena itu Anda sebagai penceramah—saya memang penceramah, menyampaikan dan menjelaskan—maka Anda harus menyambut ungkapan tersebut. Dan adapun aksi, karena ini sebagai pembangkit; slogan-slogan yang dilontarkan banyak orang di kancah, memobilisasi mereka, mengarahkan mereka, maka [itu] adalah sebuah aksi. Iya, bertentangan dengan apa yang dikemukakan guru—maksudnya saya—yang menyatakan bahwa slogan bukan kata-kata dan bukan pula aksi; slogan adalah adalah kata-kata dan juga aksi. Mahasiswa muda yang menyampaikan ungkapan [kritikan] di hari itu, sekarang adalah seorang pejabat yang kalian semua mengenalnya. Ketika saya duduk di sana dan siap untuk berbicara; waktu saya mendengarkan [ungkapan itu], saya katakan benar apa yang dikatakannya, dia berkata benar bahwa slogan adalah ungkapan dan juga aksi. Sekarang saya mengatakannya kepada kalian; jika dipilih slogan yang baik, yang penuh kandungan dan pesan, merefleksikan sebuah hakikat yang dapat dikembangkan secara intelektual, maka itu adalah ungkapan dan juga aksi; pengungkapannya akan menjadi bimbingan dan penggerak. Oleh karena itu, anggap saja jika seseorang tampil mengatakan satu ungkapan “ekonomi muqawama” yang telah saya katakan, mengulang-ulanginya, tanpa disusul aksi, iya, sekedar mengungkapkannya saja tidak akan menghasilkan apapun; namun slogan “ekonomi muqawama” itu sendiri jika ditindaklanjuti dan diulangi dalam hati dan lisan aktivis negara yang di antara kelompok terpentingnya adalah kalian para mahasiwa—yang jika insyaallah masih ada kesempatan untuk saya jelaskan sebelum adzan—maka itu akan menjadi penting.

Di antara beberapa hal lain yang disampaikan, adalah pengetatan terhadap organisasi-organisasi revolusioner; yang telah disampaikan oleh beberapa pemuda tercinta di sini, saya juga telah menerima laporannya. Saya sampaikan kepada para pejabat yang hadir di sini—para menteri terhormat—agar jangan sampai kalian membiarkan orang-orang yang memegang kunci tugas, melakukan pengetatan terhadap organisasi-organisasi revolusioner dan islami. Sekali-sekali jangan dibiarkan ini terjadi dan mempersempit ruang gerak; ijinkan organisasi-organisasi islami dan revoluioner [beraktivitas]. Baik, ungkapan-ungkapan ini mengemuka di sini, ini adalah yang kami katakan; ini semua adalah yang harus kita sampaikan; yaitu hal-hal yang harus kita lakukan; para pemuda ini [juga] sedang menyampaikan ungkapan tersebut di mana saya akan menyampaikan peran sangat efektif penyampaiannya berulang-ulang oleh para mahasiswa; ijinkan mereka menyampaikannya; ijinkan mereka mengupayakannya; ijinkan organisasi-organisasi mahasiswa, organisasi-organisasi revolusioner dan islami—saya secara khusus memprioritaskan organisasi-organisasi revolusioner—bebas beraktivitas, dilengkapi sarana, dan jangan sampai dibatasi.
 
Satu hal lain, adalah masalah pergelaran konser di universitas yang dikemukakan oleh seorang mahasiswa, bahwa universitas bukan tempat konser. Benar demikian; saya juga telah mencatatnya dan termasuk di antara catatan-catatan saya adalah masalah ini. Bahwa kita membawa para mahasiswa untuk tur dengan membaurkan gender atau menggelar konser musik di universitas, dengan anggapan untuk menceriakan lingkungan mahasiswa, adalah termasuk langkah-langkah paling keliru. Ada cara-cara lain untuk membangkitkan gerakan mahasiswa, upaya mahasiswa dan kegairahan mahasiswa; jangan sampai mereka terjerumus dalam dosa, jangan sampai mereka terseret ke arah pengoyakan tirai-tirai ketakwaan—yang untungnya para pemuda beragama sekarang berpegang teguh padanya—mereka harus di arahkan menuju sorga, bukan menuju neraka. Iya, hal-hal seperti ini sama sekali tidak beralasan di universitas. Saya tentunya telah menyaksikan indikasi masalah ini jauh di tahun-tahun sebelumnya—oleh sebuah organisasi mahasiswa kali itu, dilakukan sebuah gerakan di universitas—dan telah saya peringatkan akan tetapi sayangnya tidak ditindaklanjuti dan kita merasakan dampak negatifnya; beberapa tahun kita merasakan dampak negatifnya; sekarang hal-hal seperti ini tidak boleh dibiarkan; ini semua bertentangan dengan tuntutan kebebasan, dilakukannya hal-hal itu bukan mengindikasikan kecenderungan pada kebebasan dan tuntutan kebebasan. Itu semua adalah yang diupayakan oleh musuh-musuh masyarakat Iran, masyarakat Muslim, peradaban Islam, dan musuh-musuh khusus mahasiswa Iran, agar tidak muncul orang seperti Shahriyar di antara para mahasiswa, agar tidak muncul orang-orang seperti Doktor Chamran; mereka hidup dengan kesucian, mereka hidup dengan ketakwaan. Bukan hanya masalah nuklir, bidang-bidang ilmu yang kalian dengar dan mereka umumkan dalam berbagai data statistik kita bahwa di dunia kita termasuk di antara delapan negara besar, termasuk sembilan negara besar, termasuk 10 negara besar dunia, dalam kemajuan yang telah kita capai, umumnya para pionir keberhasilan itu adalah para pemuda yang teguh pada agama, pada pemuda revolusioner; demikian pula dalam masalah nuklir, begitu pula dalam [teknologi] nano, juga dalam berbagai bidang riset ilmu lain [yang ada] sekarang. Ini semua dipegang oleh putra-putra mukmin, putra-putra yang teguh pada agama, putra-putra revolusioner; mereka semua telah melaksanakan tugas-tugas besar ini. Apakah kita akan menjauhkan putra-putra dari kecenderungan revolusioner dan kencenderungan Islam, agama, dan kecenderungan pada spiritualitas dengan hal-hal keliru ini? Ini adalah di antara langkah-langkah yang paling keliru; Tentunya dua menteri yang terhormat  adalah orang kepercayaan saya, akan tetapi mereka harus berhati-hati dengan pejabat bawahan mereka; sepenuhnya mengawasi pihak-pihak yang memegang tugas-tugas ini; mereka harus tahu apa yang sedang terjadi. Ini salah satu poinnya.

Salah satu poin lain yang dikemukakan salah seorang mahasiswa, [adalah bahwa] agar dibentuk forum-forum kebebasan berpikir secara faktual. Ini sangat benar; saya setuju dengan pembentukan forum-forum kebebasan berpikir. Saya telah katakan forum kebebasan berpikir sejak awal menjadi acuan saya; seseorang tampil dan menyampaikan ketidaksetujuannya; hanya saja kalian mahasiswa muda revolusioner, Muslim dan teguh pada wilayatul faqih, harus sedemikian kokoh dalam logika dan argumentasi sehingga kalian mampu dengan baik, dengan tenang, berhadapan dengannya (lawan) dan mematahkan argumentasinya; ini baik, ini benar. Dan sekarang ini mungkin dilakukan; [mungkin] 10 tahun lalu, 12 tahun lalu, 15 tahun lalu, hal ini tidak memungkinkan, sekarang bisa dilakukan. Hari ini, para pemuda yang beraktivitas di sektor keagamaan dan memiliki kemampuan intelektual tinggi, sangat banyak; [ini] tidak mengapa. Tentunya ini memiliki etika dan aturan; yakni forum kebebasan berpikir memiliki etika dan aturan di mana para pejabat instansi yang bijak menentukan etika dan aturan tersebut—sehingga forum-forum kebebasan berpikir ini dapat dibimbing dengan benar dan melanjutkan aktivitasnya. Ini salah satu poinnya.

Poin lainnya disebutkan tentang para perwakilan Rahbar yang berbicara dengan menukil ungkapan Rahbar. Baik, alhamdulillah lisan saya sampai sekarang masih berfungsi; pendapat saya sendiri lebih utama dari pendapat mereka. Apa yang saya katakan, itulah pendapat saya. Orang-orang yang berbicara—para wakil Rahbar, orang-orang yang ditunjuk Rahbar dan semacamnya di mana jumlah mereka banyak—mereka tidak menukil ungkapan Rahbar; kalian harus memperhatikannya. Dalam hal ini, khususnya yang telah disebutkan nama, orang yang telah disebutkan namanya, dia mengungkapkan pendapatnya sendiri; dia tidak menukil dari ucapan Rahbar. Saya sendiri yang mengucapkan pendapat saya; baik setelah maupun sesudahnya, kalian dengar pendapat saya dari saya pribadi. Iya, mungkin ada pihak termasuk di antara orang yang ditunjuk oleh Rahbar, memiliki pendapat yang berbeda dengan Rahbar pada satu masalah, tidak mengapa; memang ada yang seperti ini. Banyak dari rekan-rekan terhormat yang ditunjuk oleh Rahbar, terkait masalah politik, sosial atau ideologi khusus mungkin memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat Rahbar; saya tidak menganggap ini sebuah masalah; yang pokok bagi saya adalah orientasi umum, orientasi revolusioner. Karena kita tidak duduk bersama mencocokkan dan kita lihat apakah dalam satu masalah tertentu kita sependapat atau tidak; dia hanya mengungkapkan pendapatnya sendiri. Tidak bisa pula bahwa, di mana pun, siapa pun di antara perwakilan saya mengatakan sesuatu, saya langsung mengatakan, “Saudara! Anda keliru berbicara, Anda berkata benar!” Pihak humas harus mengumumkannya, tidak bisa demikian. Iya, jika ada orang yang menukil pendapat saya dan sampai ke telinga saya dan [ternyata] berbeda, saya akan langsung mengingatkannya; berulang kali terjadi; telah saya ingatkan, saya katakan bahwa Anda sendiri harus membenarkannya, dia pun membenarkannya. Saya tidak melihat adanya kemaslahatan jika ada seseorang mengatakan sesuatu, kemudian saya di sini mengumumkan bahwa si Polan keliru mengatakan hal itu; tidak bisa demikian. Di mana pun bila bertentangan dengan pendapat saya—tentunya dengan menukil pernyataan saya; jika dia mengungkapkan pendapatnya sendiri, tidak—menukil sesuatu dari pernyataan saya, maka saya akan memberitahu dan mengatakan “Saudara! Saya mendengar Anda menukil ini dari saya, Anda harus membenarkannya.” Ini satu hal.  

Hal lain yang ditanyakan [adalah bahwa] apa taklif perlawanan terhadap imperialisme pasca perundingan [nuklir]? Baik, apakah perlawanan terhadap imperialisme dapat diliburkan? Perlawanan terhadap imperialisme, perlawanan terhadap orde arogansi tidak bisa diliburkan. Kebetulan ini termasuk di antara poin yang telah saya catat dan harus saya sampaikan kepada kalian. Ini termasuk di antara tugas kita, bagian dari tugas-tugas penting, bagian dari prinsip-prinsip revolusi. Yakni jika tidak ada perlawanan terhadap imperialisme, maka kita sama sekali tidak mengikuti al-Quran. Perlawanan terhadap imperialisme tidak akan berakhir. Terkait contoh-contoh imperialisme, Amerika Serikat adalah contoh yang paling sempurnanya. Saya telah katakan kepada para pejabat terhormat yang berunding dalam masalah nuklir—di mana mereka diijinkan agar para pejabat saling bertatap muka dan berunding; sebelumnya juga demikian, tidak pada tingkat ini, pada tingkat-tingkat lebih rendah; pada tingkat sekarang, adalah untuk pertama kalinya—bahwa kalian hanya berhak berunding dalam masalah nuklir dan kalian tidak berhak berunding pada masalah-masalah lain. Pihak seberang, terkadang mengemukakan masalah-masalah regional, Suriah, Yaman dan semacamnya, mereka mengatakan bahwa kami tidak memiliki pembahasan dengan kalian dalam masalah-masalah ini dan mereka tidak akan membicarakannya. Perundingan hanya dalam masalah nuklir, itu pun dengan alasan-alasan yang telah saya kemukakan dan saya ulangi beberapa kali bahwa mengapa dalam masalah nuklir kita memilih kecenderungan ini, kebijakan ini; Saya telah jelaskan masalah ini secara terperinci. Perlawanan terhadap imperialisme tidak bisa diliburkan, taklifnya juga jelas dan persiapkan diri kalian untuk melanjutkan perlawanan anti-imperialis ini.

Satu hal yang belakangan mengemuka, adalah masalah pernikahan para pemuda di mana yang pasti semuanya—para pemuda laki-laki dan perempuan— tertarik. Di sini, menyusul imbauan dari seorang pemuda yang ingin agar saya mengingatkan para orang tua, saya mengingatkan kepada para orang tua; saya mohon dan saya harap kalian sedikit memudahkan sarana pernikahan. Para bapak dan ibu terlalu mempersulit; sama sekali tidak perlu mempersulit. Benar, memang ada kesulitan-kesulitan normal—masalah rumah, pekerjaan dan semacamnya—akan tetapi  
اِن یَکونوا فُقَرآءَ یُغنِهِمُ اللهُ مِن فَضلِه
Ini adalah [penegasan] al-Quran. Mungkin saja seorang pemuda sekarang tidak memiliki kondisi keuangan yang baik, akan tetapi insyaallah setelah pernikahan, Allah Swt akan memberikan kemudahan. Jangan kalian hambat pernikahan para pemuda; saya mohon agar para orang tua memperhatikan masalah ini.

Tentunya salah satu di antara masalah pentingnya adalah adat pertunangan dan perantaraan untuk pernikahan para gadis, yang sayang sekali telah memudar; ini sangat penting. Ada orang-orang—dulu adat ini sangat memasyarakat, sekarang ini harus disebarluaskan mengingat tingginya tingkat generasi muda dalam masyarakat kita—yang mengenal para pemuda, mengenalkan mereka kepada keluarga-keluarga dari pihak perempuan, ada orang-orang yang mengenal perempuan dan mengenalkannya kepada keluarga laki-laki, mereka mempermudah dan mempersiapkan pernikahan; ini harus dilakukan. Seberapa pun kita dapat menyelesaikan masalah hubungan seks para pemuda, maka ini akan bermanfaat bagi dunia dan akhirat masyarakat kita; bermanfaat bagi dunia dan akhirat negara kita; kemudian juga untuk masalah penting generasi yang saya sangat mengandalkannya. Sekali lagi di sini saya katakan kepada menteri kesehatan yang terhormat; saya menerima laporan bahwa yang Anda harapkan adalah harapan saya juga, [yakni] masalah pencegahan terhadap larangan kesuburan—di mana larangan kesuburan itu sebelumnya adalah sebuah kebijakan; oleh karena itu telah berlalu dan kebijakan itu harus dicegah—tidak dilaksanakan dengan benar; di sebagian tempat masih menjegal.

Saudara-saudara tercinta! Bulan Ramadhan, musim spiritualitas, musim semi maknawi, musim semi kesucian itu telah berakhir; kita sedang melalui hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Jika lahan subur di hati dan jiwa-jiwa suci kalian insyaallah tersirami hujan lembut rahmat dan kasih Ilahi di bulan ini, maka di masa depan akan memberikan buahnya. Tentunya untuk para pemuda musim pertumbuhan spiritualitas itu tidak pernah berakhir; iya, bulan Ramadhan memiliki keutamaan, memiliki keunggulan, akan tetapi pertumbuhan spiritualitas pada diri para pemuda selalu terbuka. Para pemuda berulang kali bertanya kepada saya—dalam berbagai surat dan sarana-sarana komunikasi yang ada—mereka meminta nasehat tentang spiritualitas serta elevasi jiwa dan semacamnya; baik, ada orang-orang yang menggelar perlengkapan panduan dan semacamnya; mereka ini tidak dapat dipercaya; sebagiannya memiliki kedai, mereka itu tidak dapat dipercaya. Apa yang saya dengar dari para ulama dan saya sampaikan kepada kalian, hanya satu ungkapan; hal terpenting untuk elevasi spiritualitas dan jiwa adalah menjauhi dosa; ini merupakan langkah terpenting. Usahakan menjauhi dosa. Dosa-dosa itu bermacam-macam; dosa lisan, dosa yang berhubungan dengan mata, dan juga dosa terkait tangan, ada berbagai macam dosa; kenalilah dosa-dosa itu, jagalah diri kalian. Ketakwaan! Ketakwaan itu yakni demikian; ketakwaan yakni penjagaan diri. Ketika kalian berjalan di sebuah jalan berbahaya, kalian sangat berhati-hati, inilah ketakwaan, berhati-hatilah, jauhilah dosa; ini adalah cara terpenting dalam elevasi spiritualitas. Tentunya langsung setelah itu, melakukan faridhah (kewajiban); di antara faridhah yang paling penting adalah shalat; shalat di awal waktu, dengan kehadiran kalbu. Kehadiran kalbu berarti ketika kalian shalat, ketahuilah bahwa kalian sedang bercakap dengan seseorang, kalian memiliki lawan bicara. Perhatikan hal ini. Terkadang perhatian seseorang terganggu; tidak mengapa, begitu perhatiannya terfokus kembali, kondisi itu dan perasaan memiliki lawan bicara dalam dirinya terbangkitkan lagi dan terjaga; ini berarti kehadiran kalbu. Shalat dengan kehadiran kalbu, shalat awal waktu, semampunya [dilakukan] secara berjamaah, jagalah hal-hal itu, maka kalian akan mencapai elevasi jiwa, kalian akan menjadi malaikat, kalian akan di atas malaikat; kalian harus mengetahui ini. Kalian para pemuda, hati kalian bersih, jiwa-jiwa kalian suci, tidak tercemari  atau sangat sedikit; ketika manusia sampai di usia [seperti] saya, masalahnya akan semakin banyak; oleh karena itu jika kalian memperhatikannya, kalian tidak akan memerlukan nasihat apapun; tidak perlu zikir tertentu dan semacamnya. Tentunya akan sangat baik jika kalian akrab dengan al-Quran, bacalah al-Quran setiap hari meski beberapa ayat; ini sangat bagus. Perhatikan [pelaksanaan] faridhah.

Salah satu di antara faridhah adalah faridhah kemahasiswaan. Kalangan mahasiswa adalah kalangan yang unggul, sebuah komunitas khusus atas berbagai alasan yang telah saya kemukakan berulang kali pada pertemuan-pertemuan bulan Ramadhan tahun-tahun lalu dan tidak ingin saya ulangi lagi; memiliki berbagai faridhah. Faridhah pertama kemahasiswaan adalah idealisme. Sekelompok pihak berpropaganda dan mengesankan bahwa idealisme bertentangan dengan realisme; tidak saudara! idealisme bertentangan dengan konservatisme, bukan bertentangan dengan realisme. Konservatisme yakni kalian pasrah di hadapan setiap realitas—sepahit, seburuk apapun—dan kalian tidak menunjukkan reaksi; ini konservatisme. Makna idealisme adalah perhatikan dan kenali dengan benar realitas-realitas yang ada; manfaatkan realitas-realitas yang positif, lawan dan perangilah realitas-realitas negatif. Ini makna idealisme. Mata kalian harus tertuju pada idealitas. Ini adalah faridhah pertama mahasiswa.

Apa saja idealitas itu? Termasuk di antara poin-poin yang telah saya catat adalah idealitas, di antaranya perwujudan masyarakat islami dan peradaban islami; yakni revivalisasi pemikiran Islam politis; sebagian kelompok sejak berabad-abad lalu, berusaha semampu mereka menjauhkan Islam dari kehidupan, dari politik, dari manajemen masyarakat dan membatasinya pada masalah-masalah individual; juga membatasi masalah-masalah individual hanya pada masalah kuburan, makam, acara pernikahan dan semacamnya; Tidak, Islam hadir untuk
 الّا لِیُطاعَ بِاِذنِ الله
Bukan hanya Islam; semua nabi juga demikian. Agama-agama Allah Swt datang untuk dilaksanakan dalam masyarakat, terealisasi secara faktual dalam masyarakat; ini harus terjadi. Ini merupakan salah satu di antara idealitas terpenting.

Idealitas lainnya adalah kepercayaan diri; yakni “kita bisa” yang juga menjadi ungkapan kalian; ini adalah sebuah idealitas. Harus diupayakan pemikiran kepercayaan diri nasional dan keyakinan pada kekuatan dan kemampuan nasional, dan harus ditindaklanjuti sebagai sebuah idealitas. Tentunya penyupayaan idealitas memerlukan berbagai tuntutan yang harus dilaksanakan.

Salah satu di antara idealitas yang telah saya catat, adalah perlawanan terhadap orde hegemoni dan imperialis. Orde hegemoni, yakni sebuah tatanan yang berdasarkan pada hubungan hegemoni dan kepatuhan pada hegemoni; apa yang terjadi di dunia sekarang [seperti ini]; ada kelompok kaum hegemoni, ada pula kelompok yang mematuhi hegemoni. Permusuhan atas Iran juga berdasarkan hal ini; kalian harus  mengetahuinya. Permusuhan atas Republik Islam adalah penolakan orde hegemoni dan kepatuhan pada hegemoni; dia [Iran] sendiri bukan sebagai pihak hegemoni, menarik diri dari kepatuhan pada hegemoni serta berpegang teguh pada hal ini. Jika Iran berhasil dan maju—kemajuan sains, kemajuan industri, kemajuan ekonomi, kemajuan sosial, perluasan pengaruh regional dan global—maka menunjukkan bahwa bangsa-bangsa lain juga bisa tidak patuh pada orde hegemoni dan berdiri di atas kakinya sendiri dan maju. Mereka tidak ingin hal ini terjadi; semua permusuhan karena ini, adapun hal-hal lain hanya alasan.

Di antara idealisme, adalah tuntutan keadilan; seperti yang telah dikemukakan sebagian saudara di sini. Masalah tuntutan keadilan sangat penting, memiliki banyak cabang; tidak boleh mengandalkan nama saja, benar-benar harus diupayakan. Termasuk masalah gaya hidup islami. Termasuk tuntutan kebebasan; kebebasan bukan dengan makna keliru dan distorsif Barat di mana makna kebebasan adalah perempuan hidup seperti ini, laki-laki hidup seperti itu. Laknat [Allah Swt] bagi pihak yang bertentangan dengan sunnah islami dan sunnah pernikahan, secara tegas menentang sunnah pernikahan dan sebagian dari media dan lemabga kebudayaan kita sangat disayangkan menyebarluaskan hal ini; mereka harus dilawan. Masalah tuntutan kebebasan dalam pemikiran,  dalam aktivitas pribadi, dalam aktivitas politik, dalam aktivitas  sosial dan masyarakat di mana makna tuntutan kebebasan dalam masyarakat adalah independensi.  

Termasuk di antara idealisme adalah pertumbuhan ilmiah; termasuk di antaranya idealitas kerja, upaya serta kepantangan malas dan kerja setengah-setengah. Termasuk di antara idealisme adalah perwujudan universitas islami; itu semua adalah idealitas.

Baik, mungkin seseorang akan berkata bagaimana kita akan menindaklanjuti idealitas tersebut? Kita tidak menyaksikan dampaknya di dalam negeri; sekelompok manajer, yang sedang melakukan tugasnya, kita di sini berslogan, berorasi. Ini adalah kekeliruan dalam memahami masalah; tidak sekali-kali demikian. Mahasiswa adalah pembuat keputusan; mahasiswa adalah pewacana. Kalian ketika mengacu sebuah idealitas, kalian mengatakannya, mengulang-ulanginya dan benar-benar teguh padanya, ini akan menciptakan sebuah wacana dalam masyarakat, ini akan mengakibatkan pengambilan keputusan; si Polan pengambil keputusan di sebuah pusat pengambilan keputusan manajemen negara, ketika muncul sebuah wacana, akan terpaksa untuk menindaklanjutinya. Salah satu contoh nyatanya adalah wacana gerakan piranti lunak dan gerakan sains yang mengemuka, dan berkali-kali terulang, beruntung sekali disambut luas dan menjadi sebuah wacana; muncul gerakan masyarakat berdasarkan itu; dari sektor sains telah 10-15 tahun kita bergerak demikian dan maju. Di semua sektor juga demikian, mahasiswa dapat efektif. Seorang mahasiswa menukil syahid Beheshti bahwa dia berkata “Mahasiswa adalah pengumandang masyarakat; ketika [mahasiswa] terlelap, masyarakat juga akan terlelap”; ini adalah ungkapan bagus; kalian bisa menjadi penggugah, kalian dapat menjadi pewacana, jangan pernah kalian beranggapan bahwa langkah-langkah kemahasiswaan kalian ini adalah sia-sia.

Jangan kalian membuang-buang waktu kalian; banyak dari para pemuda kita—mahasiswa atau non-mahasiswa—yang membuang-buang waktu mereka, menjelajahi jejaring sosial ini dan semacamnya atau duduk dalam sesi debat semacamnya. Jangan buang waktu kalian, gunakan waktu kalian dengan benar, belajarlah dan ikuti aktivitas  keorganisasian; keduanya harus diikuti.

Baiklah, adzan telah lewat; di antara hal-hal yang ingin saya sampaikan, sebagian kecilnya telah saya katakan, bagian besarnya tersisa; Menurut kalian apa yang harus kita lakukan?... Sekarang bersiap-siaplah setelah iftar, dengan syarat saya bisa [kita akan melanjutkannya]; tentunya saya akan berbicara, saya akan berbicara singkat.